Sukses

Rekam Jejak Pendidikan dan Kiprah Veronica Tan, Digadang Jadi Menteri Pemberdayaan Perempuan

Veronica Tan telah menunjukkan kemampuannya dalam dunia bisnis dan sosial, tetapi kehadirannya di tengah deretan calon menteri menunjukkan ambisi dan dedikasinya untuk berkontribusi lebih besar bagi masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Veronica Tan, mantan istri Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), kembali mencuri perhatian publik setelah kedatangannya di kediaman Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Senin malam (14/10/2024). Kehadirannya dalam pertemuan tersebut memicu spekulasi bahwa ia akan mendapatkan posisi penting di kabinet mendatang. Momen ini menjadi sorotan karena Veronica, yang selama ini dikenal sebagai sosok yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial, kini bersiap memasuki arena politik yang lebih formal.

Veronica Tan telah menunjukkan kemampuannya dalam dunia bisnis dan sosial, tetapi kehadirannya di tengah deretan calon menteri menunjukkan ambisi dan dedikasinya untuk berkontribusi lebih besar bagi masyarakat. Dalam wawancara setelah pertemuan dengan Prabowo, Veronica menyatakan komitmennya untuk membantu presiden terpilih dalam program-program yang berfokus pada kesejahteraan ibu dan anak. 

Veronica Tan bukanlah nama baru di pentas publik; kiprah dan rekam jejaknya selama ini telah menjadikannya figur yang dikenal luas, khususnya di kalangan perempuan. Dengan latar belakangnya yang kuat dan dedikasi untuk isu-isu pemberdayaan perempuan, kehadirannya di kabinet Prabowo diharapkan dapat membawa perspektif baru dalam penanganan isu-isu yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Berikut ulasan lebih lanjut tentang rekam jejak Veronica Tan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (17/10/2024).

2 dari 5 halaman

Latar Belakang Veronica Tan

Veronica Tan lahir pada 6 September 1977 di Medan, Sumatera Utara, sebagai putri sulung dari tiga bersaudara. Ia menikah dengan dengan Ahok pada 6 September 1997 saat usianya masih cukup muda, yaitu 19 tahun. Setelah menikah ia langsung diboyong ke Belitung.

Selama 21 tahun berumah tangga, pasangan ini dikaruniai tiga anak: Nicholas Sean, Nathania, dan Daud Albeenner. Namun, perjalanan pernikahan yang panjang ini harus berakhir dengan perceraian. Pasca perceraian Veronica memilih untuk fokus pada keluarga dan bisnisnya.

Meskipun dikenal sebagai istri dari seorang tokoh publik, Veronica Tan memiliki identitas dan prestasinya sendiri. Keterlibatannya dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan menunjukkan komitmennya untuk membantu masyarakat, terutama dalam isu-isu yang berkaitan dengan perempuan dan anak.

Kini, dengan potensinya untuk menduduki jabatan di kabinet Prabowo Subianto, Veronica berpeluang untuk meneruskan dedikasinya pada masyarakat dalam kapasitas yang lebih luas. Perjalanan hidupnya menggambarkan sosok wanita yang kuat dan berdaya, dengan latar belakang pendidikan yang solid dan pengalaman hidup yang kaya.

3 dari 5 halaman

Riwayat Pendidikan Veronica Tan

Veronica menjalani pendidikan awalnya di kampung halamannya sebelum melanjutkan ke Jakarta untuk menempuh pendidikan tinggi setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Keluarga, khususnya ibunya, sangat peduli dengan pendidikan. Ibunya percaya bahwa anak perempuan harus memiliki karier cemerlang dan menekankan pentingnya pendidikan yang tinggi. Filosofi ini menjadi landasan bagi Veronica dalam menempuh pendidikan selanjutnya.

Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), Veronica merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Pelita Harapan (UPH). Di universitas tersebut, ia memilih jurusan Arsitektur, menunjukkan minatnya dalam desain dan konstruksi. Namun, perjalanan pendidikannya tidak sepenuhnya dapat diselesaikan. Pada usia 19 tahun, Veronica menerima lamaran dari Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang mengubah arah hidupnya secara signifikan.

Meskipun tidak menyelesaikan pendidikan formalnya, Veronica Tan tetap menunjukkan kualitas dan komitmennya terhadap pendidikan yang telah diajarkan oleh keluarganya. Landasan pendidikan yang kuat ini, ditambah dengan pengalamannya dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan, membentuk karakter dan dedikasinya dalam membantu masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak. Saat ini, dengan potensi untuk berkarier di dunia politik, pengalaman dan latar belakang pendidikannya dapat menjadi aset berharga dalam peran barunya.

4 dari 5 halaman

Kiprah Veronica Tan

Veronica Tan dikenal publik sebagai sosok yang berdiri di belakang karier politik mantan suaminya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), namun kiprahnya juga cukup signifikan dalam berbagai bidang. Selama Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Veronica berperan penting di pemerintahan. 

Ia menjabat sebagai Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi DKI Jakarta dari 2014 hingga 2017. Dalam kapasitas ini, ia mengadvokasi isu kesehatan dan pemberdayaan keluarga, menunjukkan dedikasinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Setelah perceraian pada tahun 2018, Veronica Tan beralih ke dunia bisnis, khususnya dalam sektor kuliner dan teknologi. Ia mendirikan layanan home care bernama LoveCare, yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan layanan perawatan kesehatan di rumah. 

Aplikasi ini menjadi inovasi yang signifikan, dengan tujuan menyediakan akses layanan kesehatan yang mudah dan efisien. Veronica bahkan mewakili Indonesia dalam forum APEC di Taiwan pada September 2024, membahas kesetaraan gender dan inklusi dalam teknologi kesehatan untuk para caregiver.

Selain LoveCare, Veronica juga mendirikan Yayasan Waroeng Imaji, yang fokus pada pelayanan anak-anak di rumah susun di DKI Jakarta. Melalui yayasan ini, ia berusaha untuk memberdayakan anak-anak melalui kegiatan seni, seperti mengadakan pertunjukan teater dan kerja sama dengan universitas untuk mengembangkan kreativitas dan karakter anak.

Baru-baru ini, Veronica Tan muncul kembali ke panggung publik ketika dipanggil oleh Prabowo Subianto, Presiden terpilih, untuk kemungkinan mengisi posisi dalam kabinetnya. Meskipun tidak mengkonfirmasi secara langsung, Veronica menunjukkan kesiapan untuk melayani masyarakat dan berkontribusi dalam pemerintahan.

5 dari 5 halaman

Jadi Calon Menteri PPPA dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Veronica Tan kini menjadi sorotan publik setelah diprediksi akan menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dalam kabinet yang akan dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming. Pengalaman dan kepeduliannya terhadap isu-isu perempuan dan anak menjadikannya kandidat yang ideal untuk posisi ini.

Setelah perceraian dari Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2018, Veronica semakin aktif di dunia publik, terutama menjelang Pemilu 2024. Ia secara konsisten menunjukkan komitmennya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan kesejahteraan anak-anak melalui berbagai unggahan di media sosial. Dalam salah satu pernyataannya, Veronica menegaskan pentingnya perhatian terhadap ibu-ibu dan anak-anak, serta komitmennya untuk bekerja demi masyarakat.

Sebelumnya, Veronica terlihat mengunjungi kediaman Prabowo pada 14 Oktober 2024, di mana ia diundang untuk bertemu dengan presiden terpilih. Meskipun tidak menyebutkan secara langsung bahwa ia dipanggil sebagai calon menteri, Veronica mengungkapkan kesiapan dan semangatnya untuk mengabdi kepada masyarakat. Pernyataan ini menunjukkan niatnya untuk berkontribusi dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, terutama di bidang yang berkaitan dengan perempuan dan anak.

Veronica Tan juga menunjukkan dukungan terhadap pasangan Prabowo-Gibran dengan mengunggah foto bersama Iriana Jokowi, istri presiden, di awal tahun 2024. Hal ini semakin memperkuat prediksinya sebagai calon menteri, mengingat pentingnya dukungan dari para tokoh masyarakat dalam kabinet yang akan datang.

Jika terpilih sebagai Menteri PPPA, Veronica diharapkan dapat membawa perubahan positif dan memberikan perhatian lebih kepada isu-isu yang menyangkut perempuan dan anak. Dengan latar belakangnya yang kuat dalam kegiatan sosial dan pengalamannya dalam organisasi kemasyarakatan, ia berpotensi menjadi pemimpin yang efektif dalam menjalankan program-program yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Indonesia.