Liputan6.com, Jakarta Stella Christie menjadi pusat perhatian di media sosial setelah dipanggil oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Selasa, 15 Oktober, ke rumahnya di Jalan Kertanegara, Jakarta. Pemanggilan ini menambah daftar perempuan yang dipertimbangkan sebagai kandidat menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran.
Sebelumnya, enam perempuan dari berbagai latar belakang juga telah menerima panggilan serupa dari Prabowo, termasuk Sri Mulyani, Veronica Tan, Meutya Hafid, Ribka Haluk, Widiyanti Putri Wardhana, dan Arifatul Choiri Fauzi.
Baca Juga
Stella Christie segera menarik perhatian karena diketahui memiliki profil yang mengesankan. Stella adalah seorang Profesor dan Guru Besar asal Indonesia yang lahir di Medan pada 11 Januari 1979. Berikut penjelasan selengkapnya sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (17/10/2024).
Advertisement
1. Rekam Jejak Pendidikan
Stella memiliki rekam jejak pendidikan yang mengesankan. Ia meraih gelar S1 dari Harvard University pada 2004 di Fakultas Psikologi dengan predikat Magna Cum Laude with Highest Honor. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Northwestern University dengan fokus pada psikologi kognitif.
Stella juga menjadi peneliti tamu di Universitas Stanford. Dari 2012-2018, ia menjabat sebagai Guru Besar di Swarthmore College, dan sejak 2018, ia menjadi Guru Besar di Universitas Tsinghua.
“Saya sudah menjadi Guru Besar di Swarthmore Colleges, itu nomor 3 Universitas paling baik di Amerika Serikat, dan sekarang menjabat Guru Besar Tsinghua University,” katanya kepada tim Liputan6.com (17/10/2024).
Advertisement
2. Kiprah sebagai Ilmuwan
Stella menjelaskan bahwa ia juga merupakan seorang ilmuwan di bidang ilmu kognitif. Ia menyebutkan bahwa bidang tersebut berfokus pada cara kerja pikiran seseorang.
“Jadi tentang otak dan cara pikiran yang memasukkan manusia, hewan, dan artificial intelligent (AI),” kata dia.
Sementara itu, belum diketahui, posisi apa yang akan dijabatnya. Namun, dia tidak menampik saat disebut mengisi pos Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi.
“Nanti Pak Prabowo saja ya (yang menjelaskan),” ucapnya.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence