Sukses

Tanpa Disadari, 7 Kebiasaan Ini Dapat Menyebabkan Stres

Waktunya mengatur emosi dan stres dengan cara lebih sehat.

Liputan6.com, Jakarta Stres adalah fenomena yang tak terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari, memengaruhi kesejahteraan mental dan emosional. Sering kali, beberapa kebiasaan yang tampaknya sepele dan biasa dilakukan justru berkontribusi besar terhadap timbulnya stres.

Kebiasaan-kebiasaan ini, meskipun tampak tidak signifikan, dapat mengganggu ketenangan pikiran dan keseimbangan emosional jika dibiarkan terus-menerus. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan, penting untuk mengenali dan memahami kebiasaan-kebiasaan yang dapat memicu stres.

Dengan kesadaran ini, langkah-langkah yang tepat dapat diambil untuk mengurangi dampaknya. Berikut adalah tujuh kebiasaan umum yang sering kali tidak disadari, namun dapat memicu stres dalam hidup, dan cara mengubahnya untuk mencapai hidup yang lebih tenang dan seimbang, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Jum'at (18/10/2024). 

2 dari 8 halaman

1. Sangat Perfeksionis

Memiliki sifat perfeksionis sering kali menjadi beban tersendiri. Memiliki standar tinggi memang baik, tetapi jika selalu mengejar kesempurnaan, seseorang bisa kehilangan kepuasan terhadap pencapaian yang sudah diraih. Alih-alih menikmati proses, justru terjebak dalam kekhawatiran akan kegagalan. Hal ini dapat menimbulkan stres yang tidak disadari.

Tidak ada yang salah dengan menginginkan hasil terbaik, tetapi penting untuk menyadari bahwa tidak semua hal bisa berjalan sempurna. Ketika mampu lebih fleksibel dan menerima kekurangan, hidup akan terasa lebih ringan. Ingatlah bahwa hidup adalah tentang perjalanan, bukan sekadar hasil akhir. Jangan biarkan obsesi terhadap kesempurnaan menghalangi untuk menikmati setiap langkah yang ditempuh.

3 dari 8 halaman

2. Menilai Diri Sendiri dengan Orang Lain

Salah satu kebiasaan yang sering memicu stres adalah kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain. Di era media sosial saat ini, melihat keberhasilan orang lain menjadi sangat mudah, dan masalah ini dapat menyebabkan perasaan kurang memadai. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain hanya akan menambah tekanan mental. Setiap individu memiliki jalannya sendiri dan waktu yang berbeda untuk mencapai kesuksesan, jadi penting untuk tidak terburu-buru merasa gagal hanya karena orang lain tampak lebih maju.

Daripada terus-menerus memusatkan perhatian pada pencapaian orang lain, lebih baik fokus pada perkembangan pribadi. Cobalah untuk mengapresiasi setiap kemajuan kecil yang berhasil dicapai. Dengan cara ini, perasaan puas akan lebih mudah diraih dan tekanan mental dapat berkurang. Stres sering kali muncul dari perasaan bahwa diri sendiri tidak cukup baik, padahal sebenarnya, yang diperlukan adalah lebih menghargai diri sendiri.

4 dari 8 halaman

3. Mengulur Pekerjaan

Kebiasaan menunda sering kali menjadi salah satu sumber stres yang paling umum, namun anda jarang menyadarinya. Dengan menunda pekerjaan atau tanggung jawab, anda sebenarnya menambah tekanan pada diri sendiri. Awalnya mungkin terasa lebih nyaman, tetapi lama-kelamaan, pekerjaan yang tertunda akan menumpuk dan menimbulkan kecemasan yang berlebihan.

Kebiasaan ini bisa diatasi dengan membagi tugas besar menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah dikelola. Saat anda mulai mengerjakan sesuatu, meskipun sedikit, tingkat stres akan berkurang. Ingatlah, menunda pekerjaan hanya akan menambah beban pikiran. Jadi, cobalah untuk lebih disiplin dengan waktu dan hadapi tugas-tugasmu dengan tenang namun terencana.

5 dari 8 halaman

4. Sulit Menolak Permintaan

Apakah Anda sering merasa kewalahan karena terlalu banyak tugas yang harus diselesaikan? Jika demikian, mungkin penyebabnya adalah kesulitan untuk mengatakan tidak. Terlalu sering memenuhi permintaan orang lain, meskipun sudah memiliki banyak tanggung jawab, dapat menjadi sumber stres yang signifikan. Keinginan untuk menyenangkan semua orang dapat mengorbankan kesejahteraan pribadi.

Penting untuk belajar mengatakan tidak dengan tegas namun tetap sopan. Mengutamakan kesejahteraan diri bukanlah tindakan egois, melainkan langkah bijaksana untuk menjaga kesehatan mental. Ingatlah, Anda tidak harus selalu ada untuk semua orang sepanjang waktu. Mengalokasikan waktu untuk diri sendiri juga sama pentingnya.

6 dari 8 halaman

5. Memikirkan Secara Berlebihan

Kamu sering kali terjebak dalam kebiasaan overthinking atau berpikir berlebihan. Kamu merenungkan keputusan yang telah dibuat, membayangkan berbagai skenario buruk yang mungkin terjadi, hingga akhirnya terperangkap dalam lingkaran pikiran negatif. Kebiasaan ini dapat menguras energi dan menyebabkan stres yang tidak perlu.

Untuk mengatasi overthinking, cara paling efektif adalah dengan melatih diri agar lebih fokus pada tindakan yang dapat anda kendalikan. Usahakan untuk lebih hadir di masa kini, daripada terus-menerus memikirkan masa lalu atau mencemaskan masa depan. Ingatlah, tidak semua tindakan perlu dianalisis secara mendalam. Terkadang, melepaskan kekhawatiran dan membiarkan hidup mengalir apa adanya bisa menjadi pilihan terbaik.

7 dari 8 halaman

6. Melupakan Pentingnya Rehat dan Kesehatan

Saat kesibukan melanda, sering kali kebutuhan dasar tubuh terabaikan, seperti tidur yang cukup, makan dengan baik, dan berolahraga. Kebiasaan ini bisa memicu stres secara tidak langsung. Tubuh dan pikiran memerlukan waktu untuk beristirahat dan meremajakan diri. Memaksakan diri untuk bekerja tanpa henti berisiko menyebabkan kelelahan fisik dan mental.

Untuk mengurangi stres, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu istirahat sangatlah penting. Jangan merasa bersalah saat meluangkan waktu untuk diri sendiri. Tidur yang cukup, olahraga secara teratur, dan konsumsi makanan sehat akan membantu menjaga kesehatan fisik dan mental. Dengan menjaga keseimbangan ini, seseorang akan merasa lebih bertenaga dan siap menghadapi tantangan tanpa mudah merasa tertekan.

8 dari 8 halaman

7. Minimnya Rasa Terima Kasih

Salah satu sikap yang sering kali diabaikan adalah kurangnya rasa syukur. Ketika terlalu fokus pada apa yang belum dimiliki, seseorang cenderung merasa tidak puas dan akhirnya mengalami stres. Rasa syukur adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup. Dengan menghargai apa yang sudah ada, akan terasa lebih bahagia dan terhindar dari stres.

Tujuh sikap ini mungkin sering dilakukan tanpa sadar, tetapi kini saatnya mulai lebih memperhatikan diri sendiri. Stres memang tidak sepenuhnya bisa dihindari, tetapi dengan menyadari kebiasaan-kebiasaan yang memicunya, dampaknya bisa dikurangi. Ingatlah untuk lebih sabar, bijak, dan selalu menghargai setiap momen dalam hidup. Dengan begitu, hidup akan terasa lebih damai dan bahagia.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence