Liputan6.com, Jakarta Overparenting adalah fenomena di mana orang tua terlibat secara berlebihan dalam kehidupan anak-anak mereka, sering kali dengan niat baik untuk melindungi dan mendukung. Namun, keterlibatan yang terlalu intens ini dapat mengakibatkan dampak negatif, menghambat perkembangan kemandirian dan kemampuan anak untuk menghadapi tantangan.
Ketika orang tua terus-menerus mencampuri urusan anak, mereka mungkin tidak menyadari bahwa sikap ini dapat merusak kepercayaan diri dan kemampuan anak untuk membuat keputusan sendiri. Pola asuh yang berlebihan ini sering kali muncul dari keinginan orang tua untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka, tetapi pada kenyataannya, dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang tidak perlu pada anak.
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan overparenting mungkin merasa kurang percaya diri dalam mengambil risiko dan lebih bergantung pada orang tua untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda overparenting dan mencari keseimbangan yang sehat dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (24/10/2024).
Advertisement
Ciri-Ciri Gaya Asuh Berlebih
1. Mengatur Segala Sesuatu untuk Anak
Perilaku overparenting tampak pada orang tua yang terlalu sering mengatur setiap aspek kehidupan anak, seperti jadwal harian yang diatur sedemikian rupa tanpa memberi anak waktu luang untuk diri sendiri. Mengendalikan setiap detail kehidupan anak dapat menghambat kemampuannya untuk mengeksplorasi berbagai aspek secara mandiri.Â
2. Mengontrol Interaksi Sosial Anak
Selain itu, ada orang tua yang terlalu mengontrol hubungan sosial anak, seperti dalam memilih teman dan aktivitas bermain, yang merupakan indikasi dari pola asuh overparenting. Sikap ini sering kali membuat anak lambat dalam menjalin pertemanan dengan anak lain dan mengurangi kesempatan untuk bersosialisasi dengan lebih luas.Â
3. Menghindari Tanggung Jawab Anak
Beberapa orang tua mungkin merasa bahwa anak belum mampu bertanggung jawab, sehingga beberapa aspek yang dilakukan anak sering diabaikan. Padahal, anak juga memiliki tanggung jawab, terutama setelah bermain, seperti membereskan mainannya sendiri, yang merupakan bentuk tanggung jawab yang bisa dilakukan oleh anak.Â
Advertisement
Ciri Pola Asuh Overprotektif
4. Menetapkan Standar yang Berlebihan
Setiap orang tua pasti memiliki harapan tertentu terhadap anak-anak mereka. Namun, memberikan tuntutan yang terlalu tinggi bisa menjadi contoh dari pola asuh overparenting. Tindakan ini kadang-kadang dapat membuat anak merasa tertekan dalam berbagai aspek kehidupan. Sebaiknya, hindari menetapkan standar yang terlalu tinggi.
5. Menghindari Anak dari Kegagalan
Orang tua sering merasa khawatir ketika anak mereka mengalami kegagalan. Namun, mengajarkan anak untuk menghadapi kegagalan serta merayakan kemenangan justru dapat membantu mereka menjadi lebih mandiri dan memahami keinginan mereka sendiri.
Ciri-ciri Pengasuhan Berlebihan
6. Membela Anak Secara Berlebihan
Sebagai orang tua, anda sering kali menjadi pelindung utama bagi anak, terutama saat mereka menghadapi berbagai masalah. Namun, jika kamu terus-menerus membela anak secara berlebihan, terutama ketika dia melakukan kesalahan, ini bisa menjadi indikasi bahwa kamu menerapkan pola asuh overparenting.
7. Memberikan Bantuan yang Berlebihan
Orang tua pasti ingin mendukung anak-anak mereka dengan berbagai cara, bahkan ketika anak sebenarnya mampu menyelesaikan tugasnya sendiri. Memberikan bantuan yang terlalu banyak kepada anak dapat menjadi salah satu tanda bahwa kamu menerapkan pola asuh overparenting.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement