Liputan6.com, Jakarta Jam koma adalah tren istirahat singkat namun mendalam yang populer di kalangan Gen Z, di mana mereka mematikan semua distraksi untuk mencapai relaksasi maksimal. Tren ini muncul sebagai solusi untuk mengatasi kelelahan mental dan fisik dalam dunia yang serba cepat, memungkinkan Gen Z meremajakan diri tanpa menghabiskan banyak waktu.
Popularitas jam koma didorong oleh kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan kebutuhan untuk menjaga keseimbangan hidup. Dengan tekanan akademik, profesional, dan media sosial yang meningkat, Gen Z mencari cara inovatif untuk mengelola stres dan meningkatkan produktivitas.
Jam koma menawarkan kesempatan untuk melepaskan diri sejenak dan fokus pada pemulihan, membantu mereka menghadapi tantangan dengan lebih segar dan menjaga kesehatan mental jangka panjang. Simak informasi lengkapnya yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Jum'a (25/10/2024).
Advertisement
1. Pengertian Jam Koma?
Jam koma adalah istilah yang dipopulerkan oleh generasi Z untuk merujuk pada keadaan ketika mereka merasa sangat lelah atau kurang produktif pada waktu tertentu, biasanya antara pukul 14.00 hingga 16.00 WIB. Pada saat ini, banyak individu mengalami penurunan energi serta kesulitan berkonsentrasi, sering kali disebabkan oleh kurang tidur atau pola makan yang tidak teratur.
Kondisi ini dapat diakibatkan oleh siklus alami tubuh yang mengatur pola tidur dan energi. Pada jam-jam tersebut, tubuh cenderung mengalami penurunan aktivitas secara alami. Kondisi ini menyebabkan seseorang merasa lemas atau bahkan mengantuk, meskipun sebelumnya sudah mendapatkan istirahat yang cukup.
Advertisement
2. Elemen yang Menentukan Durasi Jam Koma
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya jam koma pada Gen Z antara lain adalah kebiasaan begadang dan konsumsi makanan atau minuman tidak sehat. Pola hidup yang tidak teratur, seperti tidur larut malam atau terlalu banyak waktu di depan layar, menyebabkan energi tubuh mudah habis pada siang hari.
Di samping itu, pola makan yang tidak baik, seperti melewatkan sarapan atau makan siang yang tidak seimbang, juga dapat memicu jam koma. Tanpa asupan energi yang memadai, tubuh menjadi lemah dan sulit berkonsentrasi pada pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan pada jam-jam penting tersebut.
3. Mengatasi Jam Koma
Walaupun banyak orang sering mengalami kondisi jam koma, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasinya. Salah satunya adalah dengan memastikan pola tidur yang lebih konsisten dan memadai. Mendapatkan tidur selama 7-8 jam setiap malam dapat membantu tubuh tetap berenergi sepanjang hari dan mencegah rasa lelah di siang hari.
Di samping itu, penting juga untuk mengatur pola makan yang lebih seimbang. Mengonsumsi makanan bergizi pada waktu pagi dan siang, serta menjaga tubuh tetap terhidrasi, dapat membantu menjaga kestabilan energi dan mengurangi efek dari jam koma.
Fenomena jam koma mencerminkan tantangan sehari-hari yang dihadapi oleh Gen Z, terutama dalam aspek mempertahankan gaya hidup sehat. Dengan mengadopsi kebiasaan yang lebih baik, kamu dapat mengurangi dampak dari jam koma dan menjalani hari dengan lebih efisien.Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement