Sukses

5 Tips Membangun Keberanian Anak untuk Mental yang Tangguh

Anak dengan pola pikir Yes Brain akan lebih mudah mencoba hal-hal baru, lebih mampu mengatasi kegagalan, dan yang paling penting, memiliki ketahanan mental yang kuat.

Liputan6.com, Jakarta Mendidik anak di zaman sekarang adalah tantangan besar bagi setiap orangtua, terutama ketika membahas tentang menumbuhkan keberanian pada mereka. Anda mungkin sering melihat anak-anak yang memiliki rasa ingin tahu besar namun sekaligus takut untuk mencoba hal-hal baru. Mereka mungkin terlihat ragu ketika menghadapi tantangan, takut gagal, atau merasa cemas saat harus keluar dari zona nyaman mereka.

Sikap-sikap seperti ini adalah hal yang normal, namun sebagai orangtua, Anda dapat membantu anak-anak menjadi lebih berani, percaya diri, dan siap menghadapi dunia dengan mental yang tangguh. Keberanian ini sangat penting, terutama selama masa pertumbuhan ketika anak-anak harus terus belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah.

Di sinilah konsep Yes Brain dari Daniel J. Siegel, M.D. dan Tina Payne Bryson, PhD menjadi sangat relevan. Yes Brain mengajarkan bagaimana menciptakan kondisi mental yang terbuka, responsif, dan penuh rasa ingin tahu, bukan yang defensif atau takut menghadapi situasi baru.

Anak dengan pola pikir Yes Brain akan lebih mudah mencoba hal-hal baru, lebih mampu mengatasi kegagalan, dan yang paling penting, memiliki ketahanan mental yang kuat. Mari bahas lima cara efektif yang bisa Anda terapkan untuk menumbuhkan sikap berani pada anak, sebagaimana dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (28/10/2024). 

2 dari 6 halaman

1. Ajarkan Mereka untuk Menerima Kegagalan

Keberanian tidak akan berkembang jika anak terus-menerus takut menghadapi kegagalan. Salah satu hal penting yang perlu diajarkan kepada anak adalah bahwa kegagalan merupakan bagian dari proses pembelajaran.

Menurut Daniel J. Siegel dan Tina Payne Bryson dalam buku mereka, The Yes Brain, anak-anak yang dapat menerima kegagalan justru menjadi lebih tangguh dan siap untuk menghadapi tantangan di masa depan. Ketika anak mengalami kegagalan, kita bisa memberikan dukungan dengan cara yang positif. Fokuslah pada pembelajaran yang bisa diambil dari kegagalan tersebut, bukan pada kesalahan yang dibuat, sehingga anak dapat belajar dan berkembang.

Untuk menumbuhkan keberanian, berikan anak kesempatan untuk mencoba lagi setelah mereka gagal. Tawarkan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan mereka, namun tetap menantang.

Dengan cara ini, ketika mereka berhasil, rasa percaya diri mereka akan meningkat, dan jika gagal, mereka akan memahami bahwa selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Ajak mereka melihat kegagalan sebagai teman yang memberikan pelajaran, bukan sebagai musuh yang harus dihindari.

Anda juga bisa menciptakan suasana yang mendukung di rumah. Jadikan rumah sebagai tempat di mana anak merasa aman untuk melakukan kesalahan. Jika mereka tidak takut dihakimi atau dimarahi saat gagal, mereka akan lebih berani mengambil risiko. Dengan sikap yang terbuka ini, Anda membantu anak mengembangkan pola pikir Yes Brain yang lebih siap menghadapi tantangan.

 

 

3 dari 6 halaman

2. Latih Mereka Mengelola Emosi

Keberanian tidak hanya terkait dengan aspek fisik, tetapi juga melibatkan aspek emosional. Anak-anak yang benar-benar berani adalah mereka yang dapat mengatur emosinya dengan baik. Siegel dan Bryson dalam buku The Yes Brain menyoroti pentingnya keseimbangan emosional dalam membentuk anak yang kuat secara mental.

Ketika anak-anak merasa marah, cemas, atau takut, sering kali mereka menjadi enggan untuk mencoba hal-hal baru. Di sinilah peran orang tua sangat penting untuk membantu anak belajar mengenali dan mengendalikan emosinya.

Salah satu metode untuk membantu anak mengelola emosi adalah dengan mengajarkan teknik relaksasi yang mudah, seperti latihan pernapasan dalam atau meditasi singkat. Latihan-latihan ini berguna untuk membantu mereka menenangkan diri saat menghadapi situasi yang menakutkan atau menantang. Dengan cara ini, mereka tidak akan bereaksi secara impulsif atau menghindari tantangan, melainkan dapat menghadapi situasi dengan lebih tenang.

Selain itu, orang tua dapat mengajak anak berdiskusi tentang perasaan mereka. Tanyakan apa yang membuat mereka merasa takut atau cemas, kemudian ajarkan cara berpikir yang lebih positif dan realistis. Ketika anak-anak dapat memahami emosi mereka, mereka akan merasa lebih memiliki kendali atas diri sendiri, yang pada akhirnya membuat mereka lebih berani dalam menghadapi tantangan.

4 dari 6 halaman

3. Beri Kebebasan untuk Mengeksplorasi

Anak-anak akan merasa lebih percaya diri dan lebih berani jika diberi kebebasan untuk menjelajahi lingkungan sekitar mereka. Meskipun kamu mungkin sering merasa khawatir, penting untuk memberikan ruang bagi anak-anak untuk mencoba hal-hal baru tanpa terlalu banyak campur tangan.

Berdasarkan konsep Yes Brain, memberikan anak-anak kesempatan untuk mengeksplorasi tanpa banyak batasan akan membantu mereka mengembangkan sikap berani dan rasa ingin tahu yang kuat.

Biarkan anak terlibat dalam aktivitas yang menantang seperti olahraga, seni, atau bahkan bermain di luar rumah. Izinkan mereka membuat keputusan sendiri, menghadapi risiko, dan menemukan solusi untuk masalah mereka sendiri. Dengan memberikan kebebasan seperti ini, kamu membantu membangun rasa percaya diri dan sikap mandiri pada anak.

Jika kamu melihat anak ragu-ragu atau takut mencoba hal baru, jangan langsung membantu. Sebaliknya, berikan dorongan dan pujian atas usaha yang mereka lakukan.

Bantu mereka memahami bahwa keberanian berasal dari tindakan, bukan dari hasil. Langkah-langkah kecil yang mereka ambil menuju keberanian ini akan menjadi fondasi mental yang kuat.

5 dari 6 halaman

4. Ajarkan Empati dan Kolaborasi

Keberanian tidak hanya tentang menghadapi tantangan sendirian, tetapi juga bagaimana kamu dapat berkolaborasi dengan orang lain. Dalam buku The Yes Brain, Siegel dan Bryson menyoroti pentingnya empati sebagai salah satu elemen penting dalam membentuk mental yang tangguh. Anak-anak yang memiliki tingkat empati yang tinggi cenderung lebih mudah berani dalam berinteraksi dengan orang lain dan menghadapi situasi sosial yang menantang.

Ajarkan anak untuk mendengarkan perasaan dan pandangan orang lain. Dengan mempelajari empati, mereka akan merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam situasi sosial. Saat anak menyadari bahwa mereka dapat membantu atau mendukung orang lain, mereka juga akan merasa lebih mampu dalam menghadapi tantangan mereka sendiri.

Orang tua dapat melibatkan anak dalam kegiatan kelompok atau permainan yang memerlukan kerja sama. Melalui kerja sama, mereka belajar bahwa keberanian tidak selalu harus dihadapi sendirian. Dukungan dari orang lain dapat meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian mereka dalam menghadapi situasi yang menantang.

6 dari 6 halaman

5. Jadilah Contoh Keberanian

Anak-anak sering kali meniru perilaku yang mereka amati dari orangtua mereka. Salah satu metode paling efektif bagi kamu untuk menumbuhkan keberanian dalam diri anak adalah dengan menjadi teladan keberanian itu sendiri.

Tunjukkan kepada mereka bagaimana menghadapi berbagai tantangan dalam hidup dengan sikap percaya diri dan pandangan positif. Ketika kamu memperlihatkan keberanian, anak akan memahami bahwa keberanian adalah sesuatu yang wajar dan dapat dilakukan oleh siapa saja.

Bagikan kisah saat kamu merasa takut atau cemas, namun tetap memutuskan untuk mengatasi tantangan tersebut. Dengan cara ini, anak akan merasa lebih dekat dan menyadari bahwa semua orang, termasuk orangtua mereka, pernah merasa takut namun tetap dapat menunjukkan keberanian.

Perlu diingat, keberanian tidak selalu berarti hal besar. Keberanian juga dapat muncul dari tindakan kecil, seperti mencoba makanan baru atau menghadapi rasa takut terhadap hal-hal sederhana. Dengan menjadi contoh dan terus mendukung anak, mereka akan berkembang menjadi individu yang kuat dan berani.

Menumbuhkan keberanian pada anak adalah investasi jangka panjang yang sangat berharga. Melalui pendekatan Yes Brain, kamu dapat membantu anak menjadi individu yang lebih kuat secara mental, lebih percaya diri, dan siap menghadapi dunia dengan optimisme.

Melalui lima cara ini—menerima kegagalan, mengelola emosi, memberikan kebebasan, mengajarkan empati, dan menjadi contoh keberanian—anak akan lebih siap menghadapi tantangan hidup dan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh serta penuh keyakinan diri.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence