Liputan6.com, Jakarta Varikokel adalah kondisi medis yang ditandai dengan pembengkakan pembuluh darah pada area testis, yang terlihat seperti varises pada kaki. Pada kondisi normal, pembuluh darah di sekitar testis tidak terlihat dan tidak teraba, tetapi pada penderita varikokel, pembuluh darah tersebut akan tampak membesar dan skrotum terlihat seperti mengandung banyak cacing.Â
Baca Juga
Advertisement
Pembuluh darah yang membesar ini paling sering ditemukan di sisi kiri testis dan dapat menyebabkan skrotum tampak penuh guratan, yang menjadi tanda khas dari varikokel. Kondisi varikokel biasanya tidak berbahaya dan jarang menimbulkan gejala yang signifikan. Namun, beberapa pria mungkin merasakan nyeri yang bisa datang dan pergi tanpa pola tertentu.Â
Selain itu, pada beberapa kasus, varikokel dapat menghambat perkembangan testis pada remaja yang mengalami kondisi ini. Meski begitu, dampak varikokel yang lebih serius adalah potensi gangguannya terhadap kesuburan pria, terutama karena bisa memengaruhi kualitas dan jumlah produksi sperma. Berikut ulasan lebih lanjut tentang varikokel adalah kondisi medis yang hanya dialami laki-laki, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (28/10/2024).
Varikokel Dapat Mempengaruhi Kesuburan
Varikokel adalah kondisi di mana pembuluh darah vena di dalam skrotum membesar atau membengkak, mirip dengan varises yang terjadi di kaki. Pembuluh darah ini berfungsi membawa darah yang kurang oksigen dari testis, namun pada penderita varikokel, aliran darah tersebut terganggu sehingga darah menggenang dan menyebabkan pembuluh darah membesar. Varikokel dapat terjadi pada salah satu atau kedua sisi skrotum dan biasanya berkembang selama masa pubertas.
Kondisi ini lebih sering dialami oleh pria remaja hingga usia lanjut dan umumnya tidak menimbulkan gejala yang memengaruhi aktivitas sehari-hari. Meskipun demikian, varikokel dapat menimbulkan masalah kesuburan atau infertilitas, terutama jika menyebabkan perubahan suhu di sekitar testis. Suhu yang terlalu tinggi pada skrotum berisiko mengganggu produksi sperma, karena testis membutuhkan suhu optimal yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh untuk menghasilkan sperma yang sehat dan berkualitas.
Pada penderita varikokel, pembengkakan pembuluh darah dapat menyebabkan katup vena tidak berfungsi dengan baik dalam mengembalikan darah ke jantung. Akibatnya, penumpukan darah di skrotum bisa menaikkan suhu di sekitar testis. Jika suhu ini melebihi ambang batas yang ideal, kualitas dan jumlah sperma yang dihasilkan akan menurun, sehingga mengganggu kesuburan pria. Namun, tidak semua penderita varikokel akan mengalami masalah kesuburan, dan banyak pria tetap subur meski memiliki kondisi ini.
Advertisement
Penyebab Varikokel
Penyebab pasti varikokel belum sepenuhnya dipahami, namun kondisi ini umumnya terjadi karena katup pada vena di dalam skrotum tidak dapat menutup dengan baik. Ketika katup vena gagal menutup secara optimal, darah yang seharusnya mengalir kembali ke jantung justru mengendap di belakang katup yang rusak, menyebabkan pembuluh darah di skrotum membesar. Proses ini mirip dengan yang terjadi pada varises di kaki, di mana katup vena yang rusak menyebabkan aliran darah tidak lancar.
Pada beberapa kasus, varikokel juga dapat disebabkan oleh adanya sumbatan pada pembuluh darah vena di perut, yang menciptakan tekanan balik pada vena kecil di skrotum. Tekanan ini membuat darah lebih sulit untuk mengalir keluar dari testis, sehingga menyebabkan pembuluh darah membengkak dan membentuk varikokel. Kondisi sumbatan ini bisa terjadi akibat beberapa faktor, termasuk faktor genetik atau gaya hidup yang memengaruhi kesehatan pembuluh darah.
Selain itu, adanya tumor ginjal juga dapat memicu varikokel. Tumor ini dapat memberikan tekanan pada vena yang membawa darah dari testis, menyebabkan aliran darah terganggu dan memicu pembesaran vena di skrotum. Meskipun tumor ginjal sebagai penyebab varikokel jarang terjadi, penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut jika ditemukan tanda-tanda varikokel, terutama jika disertai dengan nyeri atau gejala lain yang mengganggu.
Gejala Varikokel
Varikokel sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga banyak penderitanya tidak menyadari adanya kondisi ini. Namun, pada beberapa kasus, varikokel bisa menyebabkan sejumlah keluhan yang bervariasi, mulai dari ketidaknyamanan ringan hingga rasa nyeri yang berulang. Salah satu tanda awal yang bisa dirasakan adalah adanya benjolan kecil yang teraba di atas testis, yang menandakan pembesaran vena di skrotum.
Selain benjolan, varikokel dapat menyebabkan pembengkakan atau pembesaran skrotum, yang disertai dengan pembuluh darah vena yang terlihat menonjol dan tampak seperti guratan-guratan cacing di bawah kulit. Kondisi ini juga bisa memunculkan rasa tidak nyaman atau nyeri pada testis, terutama ketika penderita berdiri atau melakukan aktivitas fisik dalam waktu yang lama. Nyeri ini biasanya bersifat timbul-tenggelam dan dapat semakin memburuk jika pembuluh darah mengalami tekanan tambahan.
Meskipun nyeri akibat varikokel umumnya tidak berbahaya, gejala-gejala ini dapat mengganggu kenyamanan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup penderita. Penderita yang merasakan nyeri atau perubahan pada bentuk skrotum dianjurkan untuk memeriksakan diri ke tenaga medis guna memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Advertisement
Penanganan Varikokel
Untuk menegakkan diagnosis varikokel, dokter akan memulai dengan anamnesis guna mengetahui keluhan dan riwayat kesehatan pasien. Pemeriksaan fisik menjadi langkah awal untuk mendeteksi varikokel, dengan cara meraba massa pada testis yang terlihat seperti kumpulan pembuluh darah menonjol atau "kantong cacing" akibat pembesaran vena. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meminta pasien melakukan manuver Valsava, yaitu menghirup napas dalam dan menahannya, yang dapat membantu menonjolkan pembesaran pembuluh darah skrotum.
Jika hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda varikokel, beberapa pemeriksaan penunjang akan disarankan. USG skrotum adalah pemeriksaan yang umum digunakan untuk menilai ukuran dan kondisi pembuluh darah secara lebih akurat. Selain itu, pengukuran volume testis dengan orkidometer membantu dokter memahami dampak varikokel terhadap ukuran testis. Pemeriksaan sperma mungkin dilakukan untuk menilai kualitas sperma, terutama jika terdapat masalah kesuburan.
Meskipun banyak kasus varikokel tidak memerlukan pengobatan khusus dan dapat membaik dengan sendirinya, intervensi medis diperlukan jika pasien merasakan nyeri, mengalami pengecilan testis, atau menghadapi masalah kesuburan. Beberapa pilihan penanganan meliputi operasi terbuka melalui sayatan di paha atau perut bagian bawah, serta operasi laparoskopi yang menggunakan sayatan kecil dan alat khusus untuk memperbaiki struktur vena.Â
Embolisasi adalah metode lain yang melibatkan penyuntikan cairan ke dalam vena yang membesar untuk menghalangi aliran darah dan mengurangi pembengkakan pada vena skrotum.
Pencegahan Varikokel
Hingga saat ini, belum ada metode pencegahan yang efektif untuk varikokel karena penyebab pasti kondisi ini masih belum sepenuhnya dipahami. Meski demikian, pria disarankan untuk melakukan pemeriksaan testis mandiri secara rutin sebagai langkah pencegahan dini untuk mendeteksi adanya perubahan. Pemeriksaan ini bisa dimulai dengan meraba testis setelah mandi air hangat, saat skrotum dalam keadaan rileks, menggunakan gerakan melingkar dengan ibu jari dan jari-jari lain untuk merasakan jika ada benjolan atau pembengkakan. Perubahan lain, seperti sensasi aneh, nyeri, atau perubahan warna, juga perlu diperhatikan.
Selain pemeriksaan mandiri, menjaga kesehatan testis dapat didukung dengan menghindari beberapa faktor risiko. Mengurangi kebiasaan berendam di air panas, menghindari penggunaan celana yang terlalu ketat, serta menjaga tubuh dari paparan zat kimia, radiasi, atau listrik secara berlebihan dapat membantu menurunkan risiko pembesaran vena di skrotum. Langkah-langkah sederhana ini dapat membantu mengurangi tekanan yang mungkin memperparah kondisi testis.
Selain itu, konsumsi makanan kaya antioksidan, terutama buah dan sayuran yang mengandung vitamin dan mineral seperti zinc, juga dianjurkan untuk mendukung kesehatan reproduksi pria. Pola makan yang sehat ini dapat membantu menjaga kualitas sperma dan kesehatan organ reproduksi secara umum, meski tidak secara langsung mencegah varikokel.
Â
Advertisement