Sukses

Bacaan Doa Mendengar Adzan Sesuai Sunnah, Lengkap dengan Adabnya

Menjawab adzan dengan berhenti sejenak dan melantunkan doa ternyata memiliki makna yang jauh lebih dalam.

Liputan6.com, Jakarta Dalam hiruk pikuk keseharian yang seringkali menyita perhatian, kita terkadang lupa untuk meluangkan waktu untuk mengucap doa mendengar adzan. Sebuah panggilan suci yang seharusnya menjadi momen istimewa untuk menghentikan sejenak rutinitas. Pernahkah kita berhenti sejenak dari aktivitas untuk sekadar melantunkan doa ketika mendengar adzan berkumandang?

Menjawab adzan dengan berhenti sejenak dan melantunkan doa ternyata memiliki makna yang jauh lebih dalam. Tindakan sederhana ini dapat menjadi obat penyejuk jiwa yang mampu memulihkan kesadaran kita di tengah kesibukan duniawi. Lebih dari itu, kebiasaan ini juga merupakan latihan spiritual yang mengajarkan kita untuk menghayati keindahan panggilan ilahi dan merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta.

Dalam Islam, pentingnya merespons adzan dengan doa telah dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW melalui berbagai ajaran yang telah diwariskan kepada umatnya. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam kitab al-Du'a karya Imam Abu al-Qasim Sulaiman bin Ahmad al-Thabraniy, terdapat beragam doa yang dapat kita panjatkan ketika mendengar kumandang adzan.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai doa mendengar adzan sesuai sunnah yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (28/10/2024).

2 dari 4 halaman

Doa Mendengar Adzan

Dikutip dari kitab al-Du’a karya Imam Abu al-Qasim Sulaiman bin Ahmad al-Thabraniy, terdapat beberapa doa mendengar adzan, yakni:

1. Doa yang dibaca khusus ketika adzan Maghrib

 عن أم سلمة قالت: علمني رسول الله صلى الله عليه وسلم أن أقول عند أذان المغرب: اَللَّهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ لَيْلِكَ وَإِدْبَارُ نَهَارِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فَاغْفِرْ لِي   

“Dari Ummu Salamah, ia berkata: Rasulullah mengajariku agar aku menucapkan (doa ini) ketika adzan maghrib: “Allahumma hadzâ iqbâlu lailika wa idbâru nahârika wa ashwâtu du’âtika faghfir lî” (Ya Allah, ini adalah [saat di mana] malam-Mu datang, siang-Mu berlalu, dan lantunan doa kepada-Mu [dipanjatkan], maka ampunilah aku).” (Imam Abû al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad al-Thabrâniy, Kitâb al-Du’â, 2007, h. 162).

2. Doa yang berisi penegasan tauhid

 مَنْ قَال حين يَسْمَع الأذان: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وحده لَا شَرِيْكَ لَه، رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا، غفر له  

“Barangsiapa yang berucap ketika mendengar adzan: ‘Asyhadu allâ ilaha illallâh wahdahu lâ syarîka lah, radlîtu billâhi rabba wa bil-islâmi dîna wa bi-muhammadin nabiyya’ (Aku bersaksi tidak ada tuhan kecuali Allah yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Aku ridha dengan Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai nabi), maka diampuni (dosanya).” (Imam Abû al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad al-Thabrâniy, Kitâb al-Du’â, Kairo: Dar al-Hadits, 2007, h. 160).

3. Doa memohon agar Allah Swt memberikan kemuliaan kepada Nabi Muhammad SAW

من قال حين يسمع النداء: اللَّهُمَّ رَبِّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ الْمَقَامَ الْمَحْمُوْدَ الَّذِي وَعَدْتَهُ، حلت له الشّفاعة يوم القيامة    

“Barangsiapa yang yang berucap ketika mendengar panggilan (adzan): “Allahumma rabbi hadzihid da’watit tammah washshalâtil qâ’imah âti muhammadan al-wasîlata wal fadlîlata wab’atshul maqâmal mahmûdal ladzî wa’adtah” (Ya Allah, Tuhan [pemilik] panggilan sempurna dan [pemilik] shalat yang didirikan ini, anugerahilah Muhammad wasilah (tempat yang luhur) dan fadhilah (keutamaan), bangkitkanlah dia pada kedudukan yang terpuji [sebagaimana] yang telah Engkau janjikan), maka ia (orang yang membacanya) akan mendapatkan syafaat di hari kiamat.” (Imam Abû al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad al-Thabrâniy, Kitâb al-Du’â, 2007, h. 161).

3 dari 4 halaman

Adab Ketika Mendengar Adzan

Imam al-Ghazali berpesan dalam buku Cara Memperoleh Hidayah Allah Kitab Bidayatul Hidayah, ketika mendengar adzan hendaknya seseorang diam dan fokus untuk menjawabnya. Jika muadzin mengumandangkan kalimat takbir “Allahu Akbar”, maka hendaknya dijawab dengan kalimat yang sama.

Begitu juga dengan kalimat-kalimat yang lainnya kecuali “hayya alas shalaah” dan “hayya alas falaah" maka harus dijawab dengan kalimat, “Laa haula walaa kuwata illa billaahil aliyyil adziim.”

Jika seseorang mendengar adzan, tapi dalam keadaan salat, maka sempurnakanlah salat itu dan susullah jawaban adzan setelah salam. Perkara menjawab adzan ketika mendengarnya ini sesuai dengan hadis riwayat Umar bin Khattab, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila muadzin mengatakan, ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar’, maka salah seorang dari kalian menjawab, ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar.’ Kemudian muadzin mengatakan, ‘Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah,’ maka dikatakan, ‘Asyhadu Laa Ilaaha Illallah.’

Muadzin mengatakan setelah itu, ‘Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah’, maka dijawab, ‘Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah.’ Saat muadzin mengatakan, ‘Hayya Alash Shalah’, maka dikatakan, ‘La Haula wala Quwwata illa billah.’

Saat muadzin mengatakan, ‘Hayya ʻAlal Falah’, maka katakan, ‘La Haula wala Quwwata illa billah.’ Kemudian muadzin berkata, ‘Allahu Akbar Allahu Akbar’, maka si pendengar pun mengatakan, ‘Allahu Akbar Allahu Akbar.’

Diakhirnya muadzin berkata, ‘La Ilaaha illallah’, ia pun mengatakan, ‘La Ilaaha illallah’. Bila yang menjawab adzan ini mengatakannya dengan keyakinan hatinya, niscaya ia pasti masuk surga.” (HR. Muslim).

4 dari 4 halaman

Doa Setelah Adzan dalam Bahasa Arab, Latin, dan Artinya yang Dianjurkan Rasulullah

Doa setelah adzan yang diajarkan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ اِنَكَ لاَ تُخْلِفُ اْلمِيْعَاد

Arab Latin: Allahumma rabba haadzihid da'watit taammah. Wash shalaatil qaa-imah. Aati muhammadal wasiilata wal fadhiilah, wab'atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa'adtahu innaka la tukhliful mi'ad.

Artinya: "Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan memiliki salat yang didirikan. Berilah Nabi Muhammad wasilah (kedudukan yang tinggi) dan keutamaan, serta angkatlah ia ke tempat yang terpuji yang Engkau janjikan."

Selain itu, doa setelah adzan Maghrib bisa dilantunkan untuk menambah pahala. Disebutkan dalam kitab Jamiul Hadis juz IV, hal. 250, begini bunyi doanya:

اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ لَيْلِكَ وإدْبَارُ نَهَارِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فَاغْفِرْ ليْ

Arab Latin: Allahumma hadza iqbâlu lailika wa idbâru nahârika wa ashwâtu du’âika faghfir lii.

Artinya: “Ya Allah, ini adalah (saat) datangnya malam-Mu, dan perginya siang-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah dosaku”

Berbeda dengan doa sesudah adzan Maghrib, doa sesudah adzan Subuh hadir secara khusus. Berikut ini bunyi doanya seperti dalam kitab Fathul Muin di halaman 280:

llahumma hadza iqbâlu nahârika wa idbâru lailika wa ashwâtu du’âika faghfir lî

Artinya: “Ya Allah, ini adalah (saat) datangnya siang-Mu, dan perginya malam-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah dosaku”

Doa dan amalan setelah adzan ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada waktu-waktu yang dianggap istimewa dalam agama Islam, tetapi juga sebagai wujud cinta dan pengabdian kepada Allah SWT serta Rasul-Nya. Mengamalkan doa ini membawa berkah dan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari, serta mengikuti jejak teladan Rasulullah dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.