Sukses

Mengapa Anggur Muscat Berbahaya? Ditemukan Kandungan Residu Kimia

Malaysia dan Thailand meningkatkan pengawasan terhadap anggur Shine Muscat setelah laporan residu kimia berbahaya terdeteksi.

Liputan6.com, Jakarta Thailand dan Malaysia kini tengah meningkatkan pengawasan terhadap buah anggur jenis Shine Muscat yang diimpor dari China. Hal ini dilakukan setelah Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) melaporkan adanya residu kimia berbahaya yang ditemukan pada sebagian besar sampel anggur berwarna hijau tersebut.

Kementerian Kesehatan Thailand bersama Dewan Konsumen Thailand (TCC) telah melakukan pengujian terhadap 24 sampel anggur yang dijual di berbagai pasar, dan hasilnya menunjukkan adanya kandungan bahan kimia berbahaya.

2 dari 7 halaman

Penyelidikan Malaysia terhadap Anggur Shine Muscat

Kementerian Pertanian dan Keamanan Pangan Malaysia (KPKM) telah menyatakan akan melakukan investigasi menyeluruh terhadap anggur Shine Muscat yang diimpor. Pernyataan ini datang setelah Thailand mengeluarkan laporan adanya kontaminasi residu kimia berbahaya pada buah tersebut.

Menteri Datuk Seri Mohamad Sabu menegaskan bahwa proses verifikasi dilakukan secara mendalam, bekerja sama dengan berbagai lembaga terkait di bawah naungan KPKM, termasuk Departemen Layanan Karantina dan Inspeksi Malaysia serta Divisi Biosekuriti Departemen Pertanian Malaysia.

3 dari 7 halaman

Kontaminasi Residu Berbahaya di Thailand

Di Thailand, laporan mengenai kontaminasi anggur Shine Muscat muncul setelah uji laboratorium yang dilakukan oleh Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) dan Dewan Konsumen Thailand (TCC).

Dari 24 sampel anggur yang diambil dari berbagai lokasi, termasuk supermarket, toko buah, dan pasar segar, ditemukan 23 sampel mengandung residu pestisida yang melebihi batas aman. Salah satu sampel bahkan mengandung klorpirifos, sejenis insektisida yang sudah dilarang di Thailand.

Menurut Prokchon Usap, koordinator Thai-PAN, residu pestisida yang ditemukan dalam sampel-sampel ini mengindikasikan bahwa ada penggunaan bahan kimia secara berlebihan dalam proses penanaman anggur tersebut.

Ia juga menyatakan bahwa beberapa pestisida yang ditemukan, seperti triasulfuron dan tetraconazole, belum tercantum dalam regulasi Thailand, menandakan adanya celah dalam sistem pengawasan keamanan pangan.

4 dari 7 halaman

Tindakan Hukum dan Pengawasan Lanjutan

Hasil uji laboratorium di Thailand memicu desakan dari berbagai pihak, termasuk Dewan Konsumen Thailand agar pemerintah segera mengambil langkah hukum terhadap importir dan distributor anggur Shine Muscat yang terkontaminasi. Pihak Thai-PAN juga menuntut agar semua anggur yang diimpor diwajibkan mencantumkan label negara asal, guna memudahkan pelacakan dan meningkatkan transparansi dalam rantai pasokan.

Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand pun segera merespons dengan menegaskan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA) akan meningkatkan pengawasan terhadap buah-buahan dan sayuran segar yang diimpor, terutama dari China.

Dr. Wattanasak Sornrung, direktur Divisi Pos Pemeriksaan Pengawasan Makanan dan Obat-obatan FDA Thailand, mengatakan bahwa pihaknya telah memeriksa sebanyak 264 ton anggur Shine Muscat impor yang bernilai 72 juta baht sepanjang tahun 2024. Hanya empat sampel yang ditemukan memiliki residu pestisida di atas batas aman, namun FDA tetap akan mengambil langkah tegas.

5 dari 7 halaman

Bahaya Kesehatan dari Residu Kimia

Residu kimia dalam makanan, terutama pestisida, dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau secara berkala. Salah satu bahan kimia yang terdeteksi dalam anggur Shine Muscat adalah klorpirifos. Bahan ini telah dilarang di banyak negara, termasuk Thailand, karena efeknya yang merugikan bagi kesehatan manusia, terutama anak-anak. Klorpirifos diketahui dapat menyebabkan gangguan perkembangan saraf, masalah pernapasan, serta gangguan pada sistem imun.

Selain klorpirifos, beberapa residu kimia lain yang ditemukan dalam sampel anggur tersebut juga berpotensi berbahaya. Beberapa di antaranya, seperti tetraconazole dan cyflumetofen, meski belum tercantum dalam regulasi Thailand, tetap dapat menimbulkan efek negatif pada kesehatan jika terkonsumsi dalam jumlah yang signifikan. Dampak jangka panjang dari paparan pestisida ini termasuk risiko kanker, gangguan hormonal, dan kerusakan pada organ-organ vital seperti hati dan ginjal.

6 dari 7 halaman

Bagaimana Cara Memilih Buah yang Aman?

Mengingat adanya risiko kontaminasi residu kimia dalam buah-buahan impor, konsumen perlu lebih berhati-hati dalam memilih buah yang akan dikonsumsi. Berikut beberapa tips memilih buah yang aman, terutama anggur:

1. Perhatikan warna dan kondisi kulit buah: Hindari buah yang terlihat terlalu mengkilap atau memiliki bercak putih. Bercak putih pada anggur bisa menjadi tanda adanya residu pestisida di permukaan kulitnya.

2. Periksa tekstur dan aroma buah: Buah yang sehat biasanya memiliki aroma segar dan tekstur alami. Hindari buah yang berbau menyengat atau tidak beraroma sama sekali, karena ini bisa menjadi tanda penggunaan bahan kimia.

3. Cuci buah dengan baik sebelum dikonsumsi: Sebelum dimakan, pastikan buah dicuci dengan air mengalir dan direndam sebentar dalam air garam atau air cuka untuk menghilangkan sisa pestisida yang mungkin menempel di permukaannya.

7 dari 7 halaman

Apa Dampak Jangka Panjang dari Konsumsi Buah Terkontaminasi?

Konsumsi buah yang mengandung residu pestisida secara berulang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan serius, seperti kanker, kerusakan ginjal, gangguan sistem hormonal, serta gangguan saraf. Oleh karena itu, penting untuk selalu memastikan buah yang dikonsumsi bebas dari residu kimia berbahaya.

Â