Sukses

Profil Acil Bimbo, dari Panggung Musik hingga Dekat dengan Isu Lingkungan

Acil Bimbo, sosok musisi legendaris Indonesia, dikenal tak hanya karena musiknya, tapi juga kepeduliannya pada lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta Acil Bimbo, atau Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah, merupakan salah satu ikon musik Indonesia yang lahir di Bandung pada 20 Agustus 1943. Namanya mulai dikenal luas sebagai anggota grup musik Bimbo, yang terkenal dengan karya-karyanya yang puitis dan religius. Bersama saudara-saudaranya, Sam dan Jaka, Acil membentuk grup Bimbo yang tak hanya mengukir sejarah di panggung musik, tapi juga meninggalkan jejak pada perkembangan seni budaya di Indonesia.

Di balik popularitasnya sebagai musisi, Acil adalah sosok yang tak pernah melupakan pendidikan. Ia meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Padjadjaran pada 1974 dan menyelesaikan studi kenotariatan di universitas yang sama pada 1994. Meski menjalani kehidupan sebagai artis, Acil tetap memprioritaskan pendidikan dan menginspirasi generasi muda dengan dedikasinya di berbagai bidang.

Namun, perjalanan Acil Bimbo tidak selalu mulus. Di masa tuanya, ia mengakui kesulitan menampilkan aksi panggung yang maksimal akibat faktor usia. Meski demikian, ia tetap tampil di sejumlah pementasan musik dan berusaha memberikan kontribusi signifikan terhadap dunia hiburan serta budaya Indonesia. Yuk intip kisah Acil Bimbo sebagai salah satu musisi legendaris, dirangkum Liputan6, Rabu (30/10).

2 dari 9 halaman

Awal Karier Musik Acil Bimbo

Acil Bimbo memulai perjalanan musiknya bersama saudara-saudaranya dengan membentuk grup The Aulas di bangku SMA. Di bawah pengaruh musik Latin dan tembang Sunda, mereka menciptakan gaya unik yang kemudian berkembang menjadi ciri khas Bimbo. Meskipun awalnya grup ini bernama Aneka Nada, mereka mengalami pasang surut hingga akhirnya terbentuk formasi trio Bimbo pada tahun 1966, bersama Sam dan Jaka.

Nama Bimbo sendiri diberikan oleh Hamid Gruno, seorang sutradara TVRI, yang berpendapat bahwa nama tersebut memiliki arti "bagus". Trio Bimbo kemudian memutuskan untuk menggunakan nama ini sebagai representasi dari musik yang mereka anggap indah dan bermakna. Meski mendapat penolakan di awal perjalanan karier, semangat Bimbo tidak pernah pudar.

Pada tahun 1970-an, mereka sukses besar dengan album-album mereka yang dipengaruhi oleh musik Latin dan jazz. Di tengah proses perkembangan, Bimbo merekam album mereka di Singapura, dan hasilnya diterima dengan baik, membawa Bimbo ke puncak popularitas di pasar musik Indonesia.

3 dari 9 halaman

Bimbo dan Kolaborasi dengan Sastrawan

Bimbo bukan hanya dikenal melalui musiknya, tetapi juga kolaborasinya dengan sejumlah sastrawan ternama Indonesia. Salah satu kolaborasi paling berkesan adalah dengan penyair Taufiq Ismail, yang puisinya dijadikan lagu oleh Bimbo. Lagu-lagu seperti "Rindu Rasul" dan "Sajadah Panjang" menjadi simbol dari perpaduan antara seni musik dan sastra, yang menciptakan karya-karya yang tidak hanya indah secara musikal tetapi juga dalam makna.

Kolaborasi ini dimulai ketika Ramadhan KH memperkenalkan Bimbo kepada Taufiq Ismail. Sejak saat itu, karya-karya religius Bimbo menjadi semakin kuat dan menonjol, dengan lirik yang mendalam dan penuh pesan moral. Tidak hanya itu, Bimbo juga berkolaborasi dengan Wing Kardjo dalam beberapa proyek musik mereka yang menambah warna dalam perjalanan karier mereka.

Acil Bimbo dan saudara-saudaranya terus berkarya di bawah pengaruh sastrawan hingga era 1980-an, di mana karya-karya mereka menjadi salah satu ciri khas musik Indonesia, terutama dalam genre musik religius dan kritik sosial.

4 dari 9 halaman

Kesuksesan Bimbo dan Dampak Sosialnya

Di era 1970-an, Bimbo telah menancapkan namanya di hati penggemar musik Indonesia. Album-album mereka seperti "Tuhan" dan "Sajadah" berhasil meraih popularitas luas, terutama karena temanya yang religius dan reflektif. Bimbo sering menggunakan musik sebagai medium untuk menyampaikan pesan sosial, mulai dari kritik terhadap politik hingga isu-isu lingkungan.

Acil Bimbo, dalam beberapa kesempatan, menegaskan pentingnya musik sebagai media penyampaian pesan kepada masyarakat. Bimbo juga dikenal karena mengangkat tema-tema seperti krisis air dan privatisasi lingkungan, terutama dalam acara-acara seperti Konferensi Asia Afrika pada tahun 2015, di mana Acil berbicara tentang pentingnya air bagi kehidupan dan ekosistem.

Meskipun sudah senior di dunia musik, karya-karya Bimbo tetap relevan di berbagai generasi karena pesan-pesan universal yang mereka sampaikan melalui lagu.

5 dari 9 halaman

Keluarga dan Kehidupan Pribadi Acil Bimbo

Di luar panggung musik, Acil Bimbo adalah sosok yang sangat dekat dengan keluarganya. Ia menikah dengan Ernawati dan dikaruniai empat orang anak. Dua di antaranya, Adhisty Zara dan Hasyakyla Utami, mengikuti jejaknya di dunia hiburan sebagai aktris. Zara bahkan mengungkapkan dalam wawancara bahwa ia sangat dekat dengan sang kakek yang akrab dipanggil "Aki Sayang".

Meski demikian, Acil sempat melarang cucunya untuk terjun ke dunia hiburan, khawatir akan dampak negatif yang mungkin terjadi. Namun, pada akhirnya, ia memberikan dukungannya ketika melihat bakat dan ketekunan Zara dalam berkarier sebagai aktris. Keluarga Bimbo memang dikenal memiliki nilai-nilai kebersamaan yang kuat, yang tercermin dalam hubungan harmonis antara Acil dan anak-anak serta cucu-cucunya.

Acil juga aktif dalam kegiatan sosial dan budaya. Ia merupakan ketua dari LSM "Bandung Spirit" yang fokus pada isu-isu kebudayaan dan lingkungan. Melalui organisasi ini, Acil berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial, baik di dalam maupun luar negeri.

6 dari 9 halaman

Warisan Musik dan Pengaruh Acil Bimbo

Acil Bimbo, meskipun kini sudah memasuki usia senja, tetap diingat sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah musik Indonesia. Lagu-lagu Bimbo yang dinyanyikan oleh Acil dan saudara-saudaranya telah menjadi bagian dari warisan budaya musik tanah air. Tidak hanya karya musik, dedikasi Acil terhadap pendidikan dan lingkungan juga menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Bimbo adalah salah satu contoh sukses dari grup musik yang mampu bertahan dari berbagai tantangan industri musik. Dari masa kejayaan mereka di tahun 1970-an hingga sekarang, nama Bimbo terus hidup dalam setiap lagu yang mereka ciptakan, baik itu tentang cinta, kehidupan, maupun kritik sosial.

Acil Bimbo adalah simbol dari musisi yang tidak hanya berbicara melalui musik, tetapi juga melalui aksi nyata terhadap lingkungan dan masyarakat. Warisan yang ditinggalkannya akan terus dikenang oleh generasi mendatang sebagai bukti bahwa musik dapat menjadi alat untuk perubahan sosial.

7 dari 9 halaman

Siapa Acil Bimbo?

Acil Bimbo adalah salah satu personel grup musik legendaris Indonesia, Bimbo, yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan dan kebudayaan.

8 dari 9 halaman

Kapan grup musik Bimbo didirikan?

Grup musik Bimbo didirikan pada tahun 1966 di Bandung oleh tiga kakak beradik, Sam, Acil, dan Jaka.

9 dari 9 halaman

Apa kontribusi Bimbo dalam dunia musik Indonesia?

Bimbo dikenal dengan lagu-lagu puitis dan religius, serta kolaborasi dengan sastrawan seperti Taufiq Ismail.

Itulah sepenggal kisah tentang sosok Acil yang aktif bermusik bersama grup Bimbo dengan irama folk, pop rohani hingga melayu dangdut. Sosoknya menginspirasi sebagai salah satu musisi yang punya dedikasi tinggi di industri musik dan kebudayaan sosial.

Video Terkini