Liputan6.com, Jakarta Bulan Nisfu Sya'ban memiliki makna istimewa bagi umat Islam, karena dipercaya sebagai waktu yang penuh berkah dan kesempatan untuk memperbanyak amalan. Banyak orang berdoa dan memohon ampunan kepada Allah pada malam Nisfu Sya'ban, serta berpuasa pada siangnya sebagai bentuk ibadah tambahan.
Baca Juga
Advertisement
Dalam doa buka puasa Nisfu Sya'ban, umat Muslim berkesempatan memperkuat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta, serta memohon perlindungan dan keberkahan untuk masa yang akan datang. Momen ini dirayakan dengan ketulusan hati, agar mendapatkan pengampunan dan rahmat.
Nisfu Sya'ban menjadi saat yang tepat untuk melakukan refleksi diri dan memperbanyak amal baik, termasuk berpuasa sunah sebagai persiapan menjelang puasa wajib. Di momen buka puasa Nisfu Sya'ban, umat Muslim disarankan untuk membaca doa buka puasa Nisfu Sya'ban dengan khusyuk, agar segala permintaan dan harapan dikabulkan.
Doa buka puasa Nisfu Sya'ban biasanya dibaca dengan harapan khusus, untuk mendapat perlindungan dari segala marabahaya dan keberkahan di masa depan. Banyak yang memanjatkan doa ini dengan keyakinan, bahwa Allah SWT akan memberikan kemudahan dan kelancaran dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Berikut ini bacaan doa dan keutamaan puasa Nisfu Sya'ban yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (30/10/2024).
Bacaan Doa Buka Puasa Nisfu Sya'ban
Salah satu doa yang dianjurkan pada saat berbuka puasa Nisfu Syaban adalah:
ذَهَبَ الظّـَمَأُ وَابْتَلّـَتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
"(Dzahabazh zhoma'u wabtallatil uruqu wa tsabatal ajru insya Allah)
Artinya:
"Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki."
Doa ini mencerminkan rasa syukur dan ketergantungan umat Muslim kepada Allah yang telah memberikan kekuatan untuk menahan lapar dan dahaga selama berpuasa. Selain itu, doa ini juga mengandung harapan akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.
Selain doa di atas, terdapat pula doa lanjutannya:
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
"(Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina)
Artinya:
Ya Allah karenaMu aku berpuasa, denganMu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmatMu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih.
Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan at-Tirmidzi:
"Apabila masuk setengah bulan Sya'ban, maka hendaklah kalian memperbanyak puasa di dalamnya, karena pada malam nisfu (pertengahan) Sya'ban, Allah menetapkan takdir hamba-hamba-Nya."
Beberapa riwayat juga menunjukkan, bahwa malam Nisfu Syaban merupakan malam di mana doa-doa dikabulkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, berpuasa pada malam ini dianggap sebagai cara untuk mendapatkan ampunan, rahmat, dan keberkahan dari Allah. Meskipun sebagian ulama memiliki perbedaan pendapat tentang status hadits terkait Nisfu Syaban, sebagian besar menganggapnya sebagai hadits hasan (baik) atau dha'if jiddan (lemah sekali).
Advertisement
Keutamaan Puasa Nisfu Sya'ban
Puasa Nisfu Sya'ban merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dilaksanakan pada tanggal 15 bulan Sya'ban, puasa ini dipercaya memiliki keutamaan besar yang membawa banyak manfaat bagi siapa saja yang mengamalkannya. Berikut adalah beberapa keutamaan puasa Nisfu Sya'ban yang dapat mendorong setiap Muslim untuk melaksanakan ibadah ini dengan penuh keikhlasan dan keyakinan:
1. Mengikuti Kebiasaan Rasulullah SAW
Puasa Nisfu Sya'ban menjadi salah satu ibadah sunnah yang sangat dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Bulan Sya'ban dikenal sebagai bulan di mana Rasulullah memperbanyak ibadah puasa sebagai persiapan menyambut bulan suci Ramadhan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, disebutkan bahwa Rasulullah tidak pernah melakukan puasa di luar bulan Ramadhan sebanyak seperti yang dilakukan di bulan Sya'ban. Hadits ini menegaskan bahwa puasa Sya'ban memiliki kedudukan istimewa di sisi Rasulullah SAW.
Dengan mengikuti kebiasaan Nabi SAW, umat Islam dapat memperoleh keberkahan yang terkandung dalam bulan Sya'ban, terutama pada malam Nisfu Sya'ban. Dalam hadits ini disebutkan, "Tidaklah aku melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan tidaklah aku melihatnya puasa paling banyak dalam sebulan, kecuali bulan Sya'ban." (HR Bukhari dan Muslim). Dari sini terlihat bahwa puasa Nisfu Sya'ban bukan sekadar ibadah sunnah biasa, melainkan bentuk kecintaan kita pada Allah SWT melalui pengamalan kebiasaan Nabi SAW.
2. Diampuni Dosanya
Malam Nisfu Sya'ban, atau pertengahan bulan Sya'ban, dipercaya sebagai malam yang dipenuhi dengan rahmat, ampunan, dan keberkahan dari Allah SWT. Pada malam tersebut, Allah SWT memperhatikan seluruh makhluk-Nya dan mengampuni dosa-dosa mereka, kecuali bagi orang-orang yang masih bermusuhan atau syirik. Puasa Nisfu Sya'ban menjadi sarana yang baik untuk mempersiapkan diri dalam menyambut malam tersebut, di mana kita bisa memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah kita perbuat.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani, Daruquthni, Baihaqi, dan Ibnu Hibban, dijelaskan bahwa Allah SWT mengampuni seluruh hamba-Nya pada malam Nisfu Sya'ban kecuali mereka yang musyrik atau masih menyimpan permusuhan. Dengan melaksanakan puasa Nisfu Sya'ban, umat Islam dapat memanfaatkan momen ini untuk introspeksi diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah serta sesama manusia. Melalui ibadah puasa ini, kita memohon agar Allah memberikan kita pengampunan yang sebesar-besarnya.
3. Mendapat Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat
Salah satu keutamaan besar lainnya dari puasa Nisfu Sya'ban adalah peluang untuk mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW di hari kiamat. Sebagaimana disampaikan oleh para ulama, salah satunya Syekh Nawawi Al-Bantani, bahwa puasa Nisfu Sya'ban dapat menjadi sarana untuk memperoleh syafaat dari Rasulullah. Syekh Nawawi menyebutkan bahwa puasa sunnah ini menunjukkan kecintaan Rasulullah terhadap bulan Sya'ban, sehingga siapa pun yang menunaikan puasa Nisfu Sya'ban akan diberikan syafaat di hari kiamat.
Syafaat di hari kiamat sangatlah penting karena merupakan pertolongan Rasulullah SAW bagi umatnya. Dengan menjalankan puasa Nisfu Sya'ban, kita tidak hanya menunjukkan kepatuhan kita dalam mengikuti sunnah Rasulullah, tetapi juga memperkuat harapan untuk mendapatkan syafaat beliau di hari akhir. Rasulullah sendiri bersabda bahwa Allah SWT mengampuni dosa-dosa pada malam Nisfu Sya'ban sebanyak daun di pepohonan Jannah, suatu tanda betapa besarnya ampunan yang bisa diraih bagi mereka yang berusaha dengan ikhlas menjalankan ibadah ini.
Tata Cara Puasa Nisfu Sya’ban
Puasa Nisfu Sya’ban adalah salah satu ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar dalam Islam. Selain mengetahui doa buka puasa Nisfu Sya'ban, penting juga untuk memahami tata cara pelaksanaannya agar ibadah puasa ini dapat dilaksanakan dengan sempurna dan sesuai tuntunan. Berikut adalah tahapan-tahapan atau tata cara puasa Nisfu Sya'ban yang perlu diperhatikan oleh setiap Muslim:
1. Membaca Niat Puasa
Langkah pertama dalam tata cara puasa Nisfu Sya'ban adalah membaca niat puasa. Niat merupakan bagian penting dari setiap ibadah, termasuk puasa. Niat puasa Nisfu Sya'ban dapat dilakukan pada malam hari setelah Maghrib hingga sebelum waktu Subuh atau di siang hari jika seseorang baru teringat untuk berpuasa. Niat ini dilakukan dalam hati, namun lebih baik jika diucapkan secara lisan untuk memperkuat kesungguhan. Membaca niat juga membantu memfokuskan diri agar puasa yang akan dilakukan benar-benar ditujukan kepada Allah SWT dan penuh dengan keikhlasan.
2. Melaksanakan Sahur
Langkah berikutnya adalah melaksanakan sahur. Sahur dianjurkan dalam setiap puasa, baik itu puasa wajib seperti puasa Ramadhan maupun puasa sunnah seperti Nisfu Sya'ban. Makan sahur sebaiknya dilakukan menjelang waktu Subuh, biasanya sebelum waktu Imsak tiba. Sahur berfungsi sebagai bekal energi untuk menjalani ibadah puasa sepanjang hari. Selain itu, sahur juga membawa keberkahan tersendiri, karena Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk tidak meninggalkan sahur meski hanya dengan seteguk air. Dengan melaksanakan sahur, tubuh kita akan lebih siap dalam menghadapi rasa lapar dan haus hingga waktu berbuka tiba.
3. Menahan Diri dari Hal-hal yang Membatalkan Puasa
Salah satu inti dari ibadah puasa adalah menahan diri, baik dari makan dan minum maupun dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa. Menahan diri di sini mencakup segala bentuk tindakan yang bisa membatalkan atau mengurangi pahala puasa, seperti makan, minum, atau memasukkan benda ke dalam tubuh. Selain itu, untuk menjaga kesucian puasa, hindarilah perbuatan yang merusak seperti berkata kasar, menggunjing, atau berpikir negatif. Menjaga perilaku dan ucapan sangat penting agar puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga tetapi juga melatih diri dalam menjaga hati dan pikiran yang bersih.
4. Berbuka Puasa
Langkah terakhir dalam tata cara puasa Nisfu Sya'ban adalah berbuka puasa ketika waktu Maghrib tiba. Seperti halnya dalam puasa Ramadhan, berbuka puasa sebaiknya dilakukan segera begitu azan Maghrib berkumandang. Rasulullah SAW mengajarkan agar tidak menunda waktu berbuka karena menyegerakan berbuka merupakan bagian dari sunah yang dianjurkan. Ketika berbuka, dianjurkan untuk memulai dengan membaca doa dan meminum air atau makan kurma sebagai makanan pembuka. Dengan demikian, ibadah puasa yang dijalani di hari Nisfu Sya'ban dapat memberikan manfaat yang maksimal dan penuh dengan keberkahan.
Advertisement