Sukses

200 Contoh Kata Tidak Baku, Simak Pengertian, Ciri, dan Penggunaannya dalam Bahasa Indonesia

Pelajari lengkap tentang contoh kata tidak baku dalam bahasa Indonesia, termasuk pengertian, ciri-ciri, dan penggunaannya. Hindari kesalahan umum dalam berbahasa!

Liputan6.com, Jakarta Dalam berkomunikasi sehari-hari, kita sering tanpa sadar menggunakan kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kata-kata ini dikenal sebagai kata tidak baku, yang meskipun umum digunakan dalam percakapan informal, sebaiknya dihindari dalam situasi formal atau penulisan resmi.

Penggunaan kata tidak baku sebenarnya adalah hal yang wajar dalam konteks tertentu, namun pemahaman tentang perbedaan antara kata baku dan tidak baku tetap penting untuk meningkatkan kualitas berbahasa kita. Terutama ketika kita perlu menulis dokumen resmi, makalah akademik, atau berkomunikasi dalam situasi formal.

Menariknya, banyak orang masih kesulitan membedakan mana kata yang termasuk baku dan mana yang tidak baku. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang kata tidak baku, mulai dari pengertian, ciri-ciri, hingga contoh-contoh yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (4/11/2024).

2 dari 5 halaman

Pengertian Kata Tidak Baku

Kata tidak baku adalah kata-kata yang penulisan atau pengucapannya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah dibakukan. Ketidakbakuan ini bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti pengaruh bahasa daerah, bahasa asing, atau penyederhanaan dalam pengucapan sehari-hari.

Karakteristik Utama Kata Tidak Baku

1. Tidak sesuai dengan KBBI atau PUEBI   

Kata tidak baku sering kali memiliki penulisan atau pengucapan yang menyimpang dari ketentuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Misalnya, penulisan "praktek" yang tidak sesuai dengan bentuk baku "praktik", atau "apotik" yang seharusnya ditulis "apotek".

2. Dipengaruhi dialek atau logat daerah   

Pengaruh bahasa daerah sering kali membuat kata-kata mengalami perubahan bentuk atau pengucapan. Contohnya, kata "udah" yang berasal dari pengaruh dialek Jakarta untuk kata "sudah", atau "arek" dalam dialek Jawa Timur untuk kata "anak". Kata-kata seperti ini, meskipun umum digunakan di daerah tertentu, tetap termasuk dalam kategori tidak baku.

3. Mengandung unsur bahasa asing yang belum diserap secara resmi

Banyak kata tidak baku berasal dari adopsi langsung bahasa asing tanpa melalui proses pembakuan. Misalnya, penggunaan kata "download" yang belum diserap secara resmi, di mana bentuk bakunya adalah "unduh", atau kata "sharing" yang bentuk bakunya adalah "berbagi". Kata-kata seperti ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari tetapi belum diakui sebagai kata baku dalam bahasa Indonesia.

4. Merupakan bentuk penyederhanaan dari kata baku   

Kata tidak baku sering muncul sebagai hasil penyederhanaan atau pemendekan dari kata baku. Contohnya, "lab" sebagai bentuk singkat dari "laboratorium", atau "perpus" dari kata "perpustakaan". Meskipun lebih praktis dalam penggunaan sehari-hari, bentuk-bentuk singkat ini tetap dikategorikan sebagai kata tidak baku.

5. Umumnya digunakan dalam percakapan informal   

Kata tidak baku lebih sering muncul dalam situasi santai atau informal, seperti percakapan dengan teman, chatting, atau media sosial. Kata-kata seperti "gue" (saya), "gimana" (bagaimana), atau "nggak" (tidak) adalah contoh kata tidak baku yang sangat umum dalam percakapan sehari-hari tetapi tidak tepat digunakan dalam situasi formal.

3 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Kata Tidak Baku

Dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari, kita perlu memahami ciri-ciri kata tidak baku untuk dapat membedakannya dengan kata baku. Pemahaman ini penting agar kita bisa memilih penggunaan kata yang tepat sesuai dengan konteks dan situasi. Berikut adalah ciri-ciri utama yang dapat membantu kita mengidentifikasi kata tidak baku:

1. Penyimpangan dari Aturan Baku

Ciri paling mendasar dari kata tidak baku adalah adanya penyimpangan dari kaidah-kaidah yang telah ditetapkan dalam KBBI dan PUEBI. Penyimpangan ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari kesalahan ejaan hingga penggunaan struktur kata yang tidak sesuai. Misalnya, penulisan "sistim" yang tidak sesuai dengan bentuk baku "sistem", atau penggunaan "dirubah" yang seharusnya "diubah". Kata-kata seperti ini sering muncul karena kebiasaan pengucapan yang tidak tepat atau kurangnya pemahaman tentang aturan baku bahasa Indonesia.

2. Pengaruh Bahasa Lain

Kata tidak baku sering kali muncul akibat pengaruh kuat dari bahasa lain, baik bahasa daerah maupun bahasa asing. Dalam penggunaan sehari-hari, banyak kata yang tercampur dengan unsur bahasa daerah atau merupakan adopsi langsung dari bahasa asing tanpa penyesuaian yang tepat. Contohnya, penggunaan kata "ngopi" yang berasal dari bahasa Jawa, atau "feeling" yang diambil langsung dari bahasa Inggris. Meskipun kata-kata ini mudah dipahami dalam komunikasi informal, penggunaannya dalam konteks formal tetap dianggap tidak baku.

3. Bentuk Penyederhanaan

Karakteristik lain yang umum ditemui pada kata tidak baku adalah kecenderungan untuk menyederhanakan kata-kata baku menjadi bentuk yang lebih ringkas atau mudah diucapkan. Proses penyederhanaan ini bisa berupa penghilangan huruf, pengurangan suku kata, atau pemendekan kata. Sebagai contoh, kata "laboratorium" sering disingkat menjadi "lab", "perpustakaan" menjadi "perpus", atau "bagaimana" menjadi "gimana". Penyederhanaan seperti ini, meskipun praktis dalam komunikasi sehari-hari, tetap dikategorikan sebagai bentuk tidak baku dan sebaiknya dihindari dalam situasi formal.

4 dari 5 halaman

Penggunaan Kata Tidak Baku

Meskipun kata tidak baku dianggap menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia yang standard, keberadaannya tidak bisa diabaikan begitu saja dalam dinamika berbahasa. Kata tidak baku memiliki peran dan fungsinya sendiri dalam komunikasi, terutama dalam konteks-konteks tertentu yang tidak menuntut penggunaan bahasa formal. Berikut adalah beberapa situasi di mana kata tidak baku umum digunakan:

1. Komunikasi Informal

Dalam interaksi sehari-hari, penggunaan kata tidak baku justru bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menciptakan suasana yang lebih santai dan akrab. Ketika berbicara dengan teman, keluarga, atau dalam situasi kasual, penggunaan kata tidak baku dapat membuat komunikasi terasa lebih natural dan tidak kaku. Misalnya, penggunaan kata "nggak" alih-alih "tidak", atau "makasih" sebagai pengganti "terima kasih" bisa membuat percakapan mengalir lebih alami. Bahkan dalam konteks media sosial dan aplikasi chat, penggunaan kata tidak baku telah menjadi semacam norma yang diterima secara luas.

2. Konteks Tertentu

Ada kalanya kata tidak baku menjadi pilihan yang tepat dalam konteks-konteks khusus yang membutuhkan pendekatan bahasa yang lebih fleksibel. Dalam dunia periklanan misalnya, penggunaan kata tidak baku bisa menjadi strategi efektif untuk menjangkau target audiens tertentu atau menciptakan kesan yang lebih dekat dengan konsumen. Demikian juga dalam konteks humor atau hiburan, di mana kata tidak baku sering digunakan untuk menciptakan efek komedi atau membangun karakter tertentu. Penggunaan bahasa gaul atau slang yang termasuk dalam kategori tidak baku juga bisa menjadi penanda identitas dalam komunitas atau kelompok sosial tertentu.

3. Kreativitas Berbahasa

Kata tidak baku juga memiliki peran penting dalam pengembangan kreativitas berbahasa. Dalam karya sastra, puisi, atau bentuk-bentuk ekspresi kreatif lainnya, penggunaan kata tidak baku bisa menjadi alat untuk mencapai efek artistik tertentu atau menyampaikan pesan dengan cara yang unik. Penulis atau seniman sering memanfaatkan kata tidak baku untuk membangun suasana, menggambarkan karakter, atau menciptakan gaya bahasa yang khas. Dalam konten-konten kreatif di media sosial atau platform digital lainnya, penggunaan kata tidak baku juga bisa menjadi bagian dari strategi untuk membangun engagement dengan audiens atau menciptakan konten yang lebih menarik dan relatable.

5 dari 5 halaman

Contoh Kata Tidak Baku yang Sering Digunakan

Berikut adalah beberapa contoh kata tidak baku yang sering kita temui beserta bentuk bakunya:

No. Kata Tidak Baku Kata Baku
1 abjat abjad
2 absorsi absorpsi
3 adap adab
4 adesi adhesi
5 adi busana adibusana
6 adi daya adidaya
7 ajektif adjektif
8 admin administrator
9 adpokat advokat
10 afdol afdal
11 agamis agamais
12 ajeg ajek
13 akherat akhirat
14 aksesoris aksesori
15 aktip aktif
16 aktifitas aktivitas
17 aktuil aktual
18 aquarium akuarium
19 almunium aluminium
20 ambulan ambulans
21 analisa analisis
22 handal andal
23 antene antena
24 antri antre
25 anugrah anugerah
26 aparatur aparat
27 opostrop apostrof
28 apotik apotek
29 azas asas
30 azasi asasi
31 atlit atlet
32 atmosfir atmosfer
33 aditorium auditorium
34 otentik autentik
35 otopsi autopsi
36 adzan azan
37 baqa baka
38 baligh balig
39 balsem balsam
40 bandrol banderol
41 barzah barzakh
42 batalyon batalion
43 batere baterai
44 bathil batil
45 bhayangkara bayangkara
46 bazaar bazar
47 bercermin becermin
48 bengkoang bengkuang
49 bensol benzol
50 esok besok
51 berterbangan beterbangan
52 bisep biseps
53 blangko blanko
54 belender blender
55 bok boks
56 bolpen bolpoin
57 bosen bosan
58 bemper bumper
59 bangker bungker
60 bis bus
61 cabe cabai
62 cape, capek capai
63 cap cai capcai
64 cidera cedera
65 cendikia cendekia
66 cendikiawan cendekiawan
67 cengkram cengkeram
68 cengkrama cengkerama
69 cengkeh cengkih
70 cenderamata cinderamata
71 coklat cokelat
72 daptar daftar
73 da'i dai
74 da'wah dakwah
75 dharma darma
76 debet debit
77 debitur debitor
78 dekrit dekret
79 deodorant deodoran
80 depo depot
81 deputy deputi
82 derajad derajat
83 design desain
84 detil detail
85 deterjen detergen
86 defiasi deviasi
87 diagnosa diagnosis
88 despenser dispenser
89 destilasi distilasi
90 deviden dividen
91 donator donatur
92 duren durian
93 efektip efektif
94 efektifitas efektivitas
95 ekosistim ekosistem
96 eksim eksem
97 eksibisi ekshibisi
98 eksport ekspor
99 extra ekstra
100 ekstrakulikuler ekstrakurikuler
101 ekstrim ekstrem
102 ekwivalen, equivalen ekuivalen
103 elektroda elektrode
104 elip elips
105 elit elite
106 mas emas
107 hembus embus
108 hempas empas
109 engine enjin
110 ensiklopedi ensiklopedia
111 episod episode
112 ephos epos
113 essai esai
114 esen esens
115 sekuadron eskadron
116 ethanol etanol
117 faqih fakih
118 faksimil faksimili
119 familiar familier
120 farmakop farmakope
121 pavorit favorit
122 pebruari februari
123 peri feri
124 philipina filipina
125 filem film
126 filosof filsuf
127 finish finis
128 plat flat
129 polio folio
130 formil formal
131 photo foto
132 foto copy fotokopi
133 fotosintesa fotosintesis
134 frekwensi frekuensi
135 ghaib gaib
136 galaktose galaktosa
137 galery galeri
138 gep gap
139 geyser geiser
140 geladi resik geladi bersih
141 glondong gelondong
142 geneologi genealogi
143 genteng genting
144 grebek gerebek
145 greget gereget
146 grendel gerendel
147 gip gips
148 glamour glamor
149 glukoma glaukoma
150 glosary glosarium
151 glukose glukosa
152 ongseng gongseng
153 gria griya
154 group grup
155 goa gua
156 gubug gubuk
157 gudek gudeg
158 goncang guncang
159 hadist hadis
160 hapal hafal
161 hakekat hakikat
162 hal-ihwal hal-hal
163 hektar hektare
164 hetrogen heterogen
165 hidrolis hidraulis
166 hirarki hierarki
167 hiroglif hieroglif
168 higenis higienis
169 hymne himne
170 hipermetri hipermetropia
171 hipotik hipotek
172 hipotesa hipotesis
173 hipovitaminose hipovitaminosis
174 ibtidaiyah ibtidaiah
175 iddah idah
176 idial ideal
177 idiologi ideologi
178 ikhwal ihwal
179 ijasah ijazah
180 iket ikat
181 ihlas ikhlas
182 itibar iktibar
183 itikaf iktikaf
184 illusi ilusi
185 himbau imbau
186 himpit impit
187 import impor
188 indera indra
189 influensa influenza
190 infra merah inframerah
191 inpus infus
192 hingar-bingar ingar-bingar
193 income inkam
194 incognito inkognito
195 instink insting
196 inteligen intelijen
197 inten intens
198 interograsi interogasi
199 interopeksi introspeksi
200 hisap isap

Kata tidak baku memang memiliki tempat dalam komunikasi sehari-hari, namun penting bagi kita untuk memahami penggunaannya yang tepat. Dengan mengenali ciri-ciri dan contoh kata tidak baku, kita dapat lebih bijak dalam memilih kata sesuai konteks dan situasi. Yang terpenting adalah kemampuan untuk beradaptasi dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan kebutuhan, baik dalam situasi formal maupun informal.