Sukses

Waktu Sholat Dzuhur dan Batasnya, Lengkap dengan Tata Caranya

Pelaksanaan sholat Dzuhur memiliki ketentuan waktu yang spesifik yang harus diperhatikan oleh setiap muslim untuk memastikan keabsahan ibadahnya.

Liputan6.com, Jakarta Sholat Dzuhur menempati posisi istimewa dalam rangkaian ibadah wajib umat Islam sebagai salah satu dari lima waktu sholat fardhu yang harus ditunaikan setiap hari. Sebagai bagian dari rukun Islam, pelaksanaan sholat Dzuhur memiliki ketentuan waktu yang spesifik yang harus diperhatikan oleh setiap muslim untuk memastikan keabsahan ibadahnya. Pemahaman tentang batasan waktu sholat Dzuhur ini menjadi sangat penting mengingat ibadah ini tidak hanya sekedar ritual, tetapi juga mengandung nilai-nilai spiritual yang mendalam.

Dalam ajaran Islam, sholat lima waktu telah disyariatkan sebagai kewajiban fundamental yang memiliki kedudukan khusus dalam kehidupan seorang muslim. Pembagian waktu sholat yang tersebar sepanjang hari dan malam bukan sekadar pengaturan waktu semata, melainkan mengandung hikmah dan makna mendalam yang berkaitan dengan kehidupan spiritual dan sosial umat Islam. Setiap waktu sholat yang telah ditetapkan memiliki karakteristik dan nilai spiritualnya masing-masing, mencerminkan hubungan yang dinamis antara manusia dengan Penciptanya.

Keistimewaan sholat sebagai ibadah terletak pada komprehensivitasnya dalam menghimpun berbagai bentuk dzikir dan ibadah. Dalam rangkaian sholat, seorang muslim membaca ayat-ayat suci Al-Quran yang merupakan firman Allah SWT, mengucapkan berbagai doa dan dzikir, hingga bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW di akhir sholatnya.

Berikut ini Liputan6.com ula mengenai waktu sholat Dzuhur dan tata caranya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (4/11/2024).

2 dari 4 halaman

Waktu Sholat Dzuhur dan Batasnya

Waktu sholat Dzuhur dimulai semenjak matahari tergelincir dan condong dari tengah langit, dan berakhir ketika bayang-bayang benda sama seperti aslinya. Hal ini diriwayatkan dari hadits Ibnu Abbas RA, ia berkata Rasulullah SAW bersabda,

أَمَّنِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ مَرَّتَيْنِ عِنْدَ الْبَيْتِ ، فَصَلَّى بى الظُّهْرَ حِينَ مَالَتِ الشَّمْسُ فَكَانَتْ بِقَدْرِ الشِّرَاكِ ، ثُمَّ صَلَّى فِي الْعَصْرَ حِينَ كَانَ ظِلُّ كُلَّ شَيْءٍ مِثْلَهُ ، ثُمَّ صَلَّى فِى الْمَغْرِبَ حِينَ أَفْطَرَ الصَّائِمُ ، ثُمَّ صَلَّى بَيَ الْعِشَاءَ حِينَ غَابَ الشَّفَقُ ، ثُمَّ صَلَّى فِى الْفَجْرَ حِينَ حَرُمَ الطَّعَامُ وَالشَّرَابُ عَلَى الصَّائِمِ ، ثُمَّ صَلَّى فِي الظُّهْرَ مِنَ الْغَدِ حِينَ كَانَ ظِلُّ كُلَّ شَيْءٍ قَدْرَ ظِلِهِ ، ثُمَّ صَلَّى بن العصر حين كَانَ عَل كُلِّ شَيْءٍ مِثلِهِ ، ثم صلى في صَلَّى الْمَغْرِبَ حِينَ أَفْطَرَ الصَّائِمُ ، ثُمَّ صَلَّى فِي الْعِشَاءَ لِقُلُث اللَّيْلِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ صَلَّى فِي الْفَجْرَ فَأَسْفَرَ ، وَالْتَفَتَ إِلَى فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ هَذَا وَقْتُ الأنبياء مِنْ قَبْلِكَ ، وَالْوَقْتُ فِيمَا بَيْنَ هَدَيْنَ الْوَقْتَين

Artinya: "Jibril mengimami aku sholat di Baitullah sebanyak dua kali. Dia sholat Dzuhur bersamaku ketika matahari tergelincir (jarak antara diriku dengannya) kira-kira sepanjang tali alas kaki. Lalu sholat Ashar bersamaku ketika setiap sesuatu sama dengan bayangannya, lalu sholat Maghrib bersamaku ketika orang yang berpuasa berbuka, lalu sholat Isya bersamaku ketika mega terbenam, dan sholat Fajar (Subuh) bersamaku ketika makan dan minum telah diharamkan atas orang yang berpuasa. Keesokan harinya ia sholat Dzuhur bersamaku ketika segala sesuatu sama seperti bayangannya, lalu sholat Ashar bersamaku ketika bayangan segala sesuatu dua kali lipat dari aslinya, lalu sholat Maghrib bersamaku ketika orang yang berpuasa berbuka, lalu sholat Isya bersamaku pada sepertiga malam yang pertama, dan sholat Fajar bersamaku ketika matahari telah terang. Kemudian ia menoleh ke arahku, seraya berkata, "Wahai Muhammad, waktu ini adalah waktu para nabi sebelum kamu. Waktu tersebut ialah di antara dua waktu ini." (HR Ahmad dan Tirmidzi, ia berkata, hadits ini hasan shahih, dinyatakan shahih oleh Hakim dan Dzahabi)

Hal yang sama juga dijelaskan oleh mazhab Syafi’i dan Maliki, mengenai batas berakhirnya sholat Dzuhur yakni ketika bayangan suatu benda sudah lebih panjang dari ukuran aslinya, maka waktu shalat Dzuhur telah berakhir, karena itu berarti sudah memasuki waktu sholat Ashar.

Penting diketahui bahwa waktu sholat Dzuhur setiap wilayah berbeda-beda, tergantung pada derajat tinggi matahari di wilayah tersebut. Umat Islam dianjurkan untuk mendirikan sholat sesegera mungkin begitu waktunya sudah tiba.

3 dari 4 halaman

Bacaan Niat Sholat Dzuhur

Berikut ini bacaan niat sholat Dzuhur yang perlu dilafalkan sebelum melaksanakan rangkaian sholat, yakni:

1. Niat Imam

أُصَلِّي فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Ushalliy fardha-dzhuhri arba’a raka’atin mustaqblilal-qiblati adaa-an imaman lillahi ta’ala.

Artinya: "Aku berniat sholat fardhu Dzuhur empat rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala."

2. Niat Makmum

أُصَلِّي فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Ushalliy fardha-dzhuhri arba’a raka’atin mustaqblilal-qiblati adaa-an ma’muman lillahi ta’ala.

Artinya: "Aku berniat sholat fardhu Dzuhur empat rakaat menghadap kiblat sebagai imam sebagai makmum karena Allah Ta’ala."

3. Niat Sendiri

اُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى

Arab Latin: Ushalli Fardla dzhuhri arba'a rak'aataim mustaqbilal qiblati adaa-an lillahi ta'aala.

Artinya: "Aku niat melakukan sholat fardu dhuhur 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala."

4 dari 4 halaman

Tata Cara Sholat Dzuhur

Setelah mengetahui bacaan doa niat sholat Dzuhur, anda perlu menghafalkan tata cara sholat Dzuhur. Berikut rinciannya:

1. Membaca niat sholat

Membaca bacaan doa sholat dzuhur yang telah dijelaskan di atas.

2. Takbiratul Ihram

Takbiratul Ihram dilakukan setelah membaca niat dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga untuk laki-laki, dan sejajar dengan dada untuk perempuan, sambil membaca:

“Allaahu akbar”

Kemudian kedua tangan disedekapkan pada dada dan membaca do’a iftitah:

“Kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw waashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahirabbil ‘aalamiin. Laa syariika lahuu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.”

Dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah:

“Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin. Arrahmaanir rahiim. Maalikiyaumiddiin. Iyyaaka na’budu waiyyaaka nasta’iinu. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladhdhaalliin. Aamiin.”

Dilanjutkan dengan membaca salah satu surah pendek atau ayat-ayat dalam Al-Qur’an.

3. Ruku’

Setelah selesai membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, tata cara sholat ashar selanjutnya adalah ruku’. Kedua tangan diangkat setinggi telinga dan membaca Allaahu akbar, kemudian badan dibungkukkan, kedua tangan memegang lutut dan ditekankan. Usahakan antara punggung dan kepala supaya rata. Setelah sempurna, kemudian membaca do’a berikut sebanyak tiga kali:

“Subhaana rabbiyal ‘adziimi wa bihamdih”. (3x)

4. I'tidal

Setelah ruku’, kemudian bangkit tegak dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil membaca:

“Sami’allaahu liman hamidah.”

“Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawati wa mil ‘ulardhi wa mil ‘umaasyi’ta min syai’in ba’du.”

5. Sujud

Selesai I’tidal lalu sujud dengan meletakkan dahi di alas sholat. Ketika turun, yaitu dari berdiri i’tidal ke sujud sambil membaca “Allahuu akbar”. Dan saat sujud membaca tasbih sebanyak tiga kali:

“Subhaana rabbiyal a‘laa wa bihamdih.” (3x)

Setelah sujud, lakukan duduk di antara dua sujud dan membaca:

“Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii.”

6. Sujud Kedua

Sujud kedua dikerjakan seperti sujud pertama baik cara maupun bacaannya. Setelah sujud kedua, berdiri dan melakukan raka’at kedua dengan tata cara sholat sama seperti raka’at pertama namun tanpa membaca do’a Iftitah. Sesudahnya, membaca surat Al-Fatihah, surat pendek, melakukan ruku’, I’tidal dan kemudian sujud untuk raka’at kedua.

7. Tasyahud Awal

Tasyahud Awal dilakukan pada raka’at kedua (kecuali shalat Subuh) setelah sujud yang kedua yaitu dengan duduk membentuk tasyahud awal dengan sikap kaki kanan tegak dan kaki kiri diduduki sambil membaca tasyahud awal:

“Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibadadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah. Wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammad.”

8. Tahiyatul Akhir

Selesai tasyahud Awal, berdiri kembali dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil membaca Allaahu akbar untuk mengerjakan raka’at ketiga. Rakaat ketiga dan keempat, dikerjakan sama dengan rakaat pertama. Baik dari bacaan doa sholat hingga tata caranya, yang membedakan yaitu tanpa membaca do’a Iftitah dan surat pendek.

Kemudian setelah sujud terakhir, dilakukan tahiyatul akhir dengan duduk kaki bersilang (tawarruk) serta membaca:

“Attahiyaatul mubaarakaatush shalawaa-tuth thayy1baatu lillaah. assalaamu alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh. assalaamualainaa wa’alaa 'ibaadillaahish shaalihhn. asy-hadu al laa ilaaha illallaah, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullaah. allaahumma shalli alaa sayyidinaa muhammad. wa alaa aali sayyidinaa muhammad. kama shallaita ‘alaa sayyidinaaibraahiim. wa’alaa aali sayyidinaa ibraahiim wabaarik-‘alaa sayyidinaa muhammad wa-‘alaa aali sayyidinaa muhammad. kamaa baarakta alaa sayyidinaa ibraahiim. wa ‘alaa aali sayyidinaa ibraahiim fil’aala miina innaka hamiidum majiid.”

9. Salam

Selesai tahiyatul akhir, lakukan salam dengan menengok ke kanan dan ke kiri bergantian sambil membaca:

“Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.”