Profil Nicke Widyawati, Mantan Dirut Pertamina

Nicke Widyawati lahir di Tasikmalaya pada 25 Desember 1967. Setelah menamatkan pendidikan di SMA Negeri 1 Tasikmalaya, Nicke melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB), jurusan Teknik Industri, dan lulus pada tahun 1991.

Kecintaannya pada ilmu bisnis mengantarnya untuk mengejar gelar Master di bidang Hukum Bisnis dari Universitas Padjajaran, Bandung, yang diselesaikan pada 2009. Latar belakang pendidikan ini menjadi fondasi karier Nicke dalam mengelola perusahaan strategis di sektor industri dan energi.

Nicke memulai kariernya sebagai profesional saat masih menempuh pendidikan sarjana, bekerja di Bank Duta cabang Bandung. Kemudian, pengalamannya bertambah di beberapa perusahaan besar, termasuk PT Rekayasa Industri, tempat ia terlibat dalam berbagai proyek kolaborasi dengan perusahaan besar seperti Pupuk Sriwijaya di berbagai wilayah di Indonesia dan Malaysia.

Nicke Widyawati menapaki karier BUMN sejak 2014 saat menjabat Direktur Pengadaan Strategis I di PT PLN (Persero). Dalam perannya di PLN, Nicke sukses menjalankan tugasnya selama tiga tahun sebelum akhirnya bergabung dengan Pertamina pada 2017 sebagai Direktur Sumber Daya Manusia. Tak lama kemudian, Nicke ditunjuk sebagai pelaksana tugas Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur.

Pada April 2018, Nicke diangkat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Pertamina menggantikan Elia Massa Manik yang diberhentikan. Penunjukan resmi sebagai Dirut Pertamina kemudian diberikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno pada Agustus 2018. Dengan pengalaman di industri energi dan proyek-proyek besar, Nicke dipercaya mampu menjalankan proyek besar di Pertamina yang melibatkan optimalisasi kilang dan efisiensi distribusi minyak dalam negeri.

Selama menjabat, Nicke Widyawati berhasil membawa Pertamina ke level yang lebih tinggi, terutama melalui efisiensi operasional dan pengembangan kilang. Dalam masa kepemimpinannya, Nicke berperan dalam pembentukan holding BUMN migas yang menggabungkan PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) demi efisiensi distribusi gas di Indonesia.

Pada tahun 2020, Nicke masuk dalam daftar "Most Powerful Women International" versi Majalah Fortune, dengan peringkat ke-16 dari 50 tokoh wanita global. Nicke juga berhasil mendorong peningkatan kapasitas produksi kilang minyak dan memaksimalkan produksi energi nasional untuk mengurangi ketergantungan impor minyak.

Dalam laporan LHKPN, harta kekayaan Nicke tercatat mengalami kenaikan signifikan dari Rp54,1 miliar pada 2019 menjadi Rp118,7 miliar pada 2023. Peningkatan ini tercermin dari kepemilikan properti, kas, serta beberapa aset transportasi. Pada 2023, Nicke tidak memiliki utang, dengan harta terbesar berupa tanah dan bangunan yang mencapai nilai Rp55,8 miliar.

Selain berkarier, Nicke juga diketahui memiliki hobi fashion yang kerap membuatnya tampil modis. Penghargaan dari Indonesia Asia Institute pada 2013 juga membuktikan pengakuan atas prestasi dan kontribusinya bagi perempuan Indonesia dalam dunia kerja.

Nicke berhasil memimpin pembentukan holding BUMN migas serta meningkatkan kapasitas kilang minyak dan efisiensi distribusi gas nasional.

Nicke adalah lulusan Teknik Industri ITB dan menyelesaikan gelar Master Hukum Bisnis di Universitas Padjadjaran.

Pada 2023, harta kekayaan Nicke tercatat mencapai Rp118,7 miliar tanpa utang.

Simon Aloysius Mantiri telah ditunjuk oleh Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Direktur Utama Pertamina menggantikan Nicke.