Liputan6.com, Jakarta Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2024 menjadi perhatian dunia karena persaingan ketat antara calon dari Partai Republik, Donald Trump, dengan Kamala Harris dari Partai Demokrat. Dengan pemungutan suara yang berlangsung pada 5 November 2024, kapan tepatnya pemenang pilpres akan diumumkan masih menjadi pertanyaan besar. Pengalaman dari pemilu sebelumnya menunjukkan, hasil pemilu di Amerika tidak selalu langsung tersedia pada malam pemilihan. Berbagai faktor, seperti ketatnya persaingan dan jumlah suara yang belum terhitung di beberapa negara bagian kunci, bisa memperlambat pengumuman pemenang.
Berbeda dari sistem pemilu langsung di banyak negara, Amerika Serikat menggunakan Electoral College untuk menentukan presiden. Para calon presiden harus meraih 270 dari 538 suara elektoral untuk menang. Hal ini bisa berarti, meski satu kandidat meraih suara terbanyak dari rakyat, jika suara elektoralnya tidak mencukupi, maka lawan tetap bisa memenangkan pemilihan. “Pada 2016, Hillary Clinton kalah dari Donald Trump, meski dia meraih 65 juta suara, lebih banyak dari Trump. Namun, Trump memenangkan 304 suara elektoral, cukup untuk menjadi presiden,” lapor The Telegraph.
Baca Juga
Hasil Sementara Pilkada Jakarta 2024, Tiga Lembaga Survei Terpercaya Lakukan Hitung Cepat tapi KPU Jakarta Tidak
Momen Kun Wardana Tampil Percaya Diri pada Hari Pilkada Jakarta 2024, Datang ke TPS Bareng Istri dan Klaim Lumbung Suaranya Banyak
Exit Poll Bisa Jadi Gambaran Hasil Pilkada 2024 sebelum Pengumuman Resmi KPU, Ini Alasannya
Berikut ini adalah rangkuman proses penentuan pemenang Pilpres AS 2024 dan kapan hasilnya bisa diumumkan.
Advertisement
Proses Penutupan TPS dan Awal Penghitungan Suara
Pemilihan umum di AS biasanya dimulai dan berakhir dengan jadwal yang berbeda antar negara bagian. Pemungutan suara di sebagian besar wilayah Amerika Serikat akan mulai ditutup pada Selasa (5/11) pukul 18.00 EST, atau Rabu pagi waktu Indonesia. Namun, sebagian negara bagian baru akan menutup TPS sekitar tengah malam waktu setempat. Proses ini memungkinkan media AS untuk mulai memproyeksikan pemenang dari negara bagian yang hasilnya tidak terlalu ketat, seperti Kentucky. Namun, di negara-negara bagian ‘swing state’—seperti Georgia, Michigan, dan Pennsylvania—penghitungan bisa lebih lama.
Menurut laporan Sky News, jika hasil di beberapa wilayah AS sangat ketat, bisa jadi diperlukan penghitungan ulang. Ini mengingat adanya beberapa ribu suara yang menentukan hasil akhir di negara bagian kunci. “Pengumuman pemenang kemungkinan tidak akan langsung dilakukan, terutama jika hasil di sejumlah negara bagian sangat tipis,” lapor Sky News.
Advertisement
Ketatnya Persaingan di ‘Swing State’ dan Dampaknya
Hasil pemilu AS juga dipengaruhi oleh ‘swing state’ atau negara bagian yang tidak selalu condong ke satu partai. Negara bagian seperti Arizona, Pennsylvania, dan Wisconsin memiliki sejarah sebagai penentu hasil pilpres karena persaingan ketat antar kandidat. Di negara-negara bagian ini, hasil bisa sangat tipis, bahkan sering kali mengarah pada penghitungan ulang yang memperlambat pengumuman pemenang.
Pada pemilu 2020, hasil dari Pennsylvania, yang memberikan 20 suara elektoral, menjadi penentu kemenangan Joe Biden. Jika tahun ini pola serupa terulang, proyeksi pemenang bisa saja baru diumumkan beberapa hari setelah pemilu. “Di wilayah-wilayah yang tidak bisa ditebak, para pemilih bisa menjadi kunci kemenangan,” seperti dilaporkan The Telegraph.
Electoral College: Penentu Akhir Hasil Pemilu
Sistem pemilu di AS mengandalkan suara elektoral yang dibagikan oleh masing-masing negara bagian berdasarkan populasi mereka. Secara total, ada 538 suara electoral college, dan calon presiden yang pertama kali meraih 270 suara atau lebih akan dinyatakan menang. Sistem ini bisa membuat perbedaan besar antara jumlah suara rakyat dan hasil akhir pemilu.
Walaupun hasil pemilu di mayoritas negara bagian dapat diketahui dalam 24 jam, hasil akhir di beberapa negara bagian ‘swing’ seperti Nevada dan Pennsylvania bisa memerlukan waktu lebih lama. Seperti dijelaskan oleh situs usa.gov, “Electoral College adalah serangkaian proses yang terdiri dari tiga bagian: pemilihan para elektor, pertemuan pemberian suara elektor, dan penghitungan suara elektor oleh Kongres AS.”
Advertisement
Proyeksi Media dan Peranannya dalam Mengumumkan Hasil
Media di Amerika memiliki peran signifikan dalam memproyeksikan hasil pemilu. Biasanya, jaringan TV nasional seperti CNN dan NBC akan membuat proyeksi pada malam pemilu, tetapi ini belum menjadi hasil resmi. Pada pemilu 2020, CNN mengumumkan kemenangan Joe Biden empat hari setelah pemungutan suara, ketika suara dari Pennsylvania menghantarkan Biden ke ambang 270 suara elektoral yang dibutuhkan.
Menurut The Telegraph, “Kemenangan Biden diumumkan pada Sabtu, 7 November, empat hari setelah hari pemilu, setelah konfirmasi suara di Pennsylvania.” Jika situasi ini berulang pada Pilpres 2024, maka proyeksi media bisa sangat memengaruhi keyakinan publik atas hasil pemilu, meskipun hasil resminya baru ditetapkan setelah penghitungan lengkap.
Apa yang Terjadi Jika Terjadi Seri?
Dalam sistem Electoral College, ada kemungkinan hasil imbang, di mana kedua kandidat memperoleh 269 suara. Jika ini terjadi, Dewan Perwakilan Rakyat AS akan melakukan pemilihan kontingensi untuk menentukan presiden. Proses ini jarang terjadi, namun sistem ini menjadi solusi yang sudah diatur dalam konstitusi.
“Jika hasil seri terjadi, Dewan Perwakilan Rakyat AS akan memilih presiden melalui pemilihan kontingensi,” seperti dilaporkan Sky News. Meski kecil kemungkinannya, adanya hasil seri akan memicu proses yang panjang dan berpotensi kontroversial.
Advertisement
Kapan hasil Pilpres AS 2024 diumumkan?
Hasil resmi bisa diumumkan dalam hitungan hari, tetapi jika persaingan sangat ketat, bisa memerlukan waktu hingga beberapa minggu.
Mengapa penghitungan di ‘swing state’ memakan waktu lama?
Karena margin yang ketat, suara di ‘swing state’ sering kali menentukan hasil akhir sehingga penghitungan lebih cermat dilakukan.
Advertisement