Liputan6.com, Jakarta Di Indonesia, jengkol atau Archidendron pauciflorum menjadi salah satu makanan favorit dengan aroma khas yang tajam dan rasa yang digemari. Biji jengkol sering diolah dalam berbagai hidangan seperti semur, sambal goreng, hingga emping. Meskipun kaya nutrisi seperti protein, zat besi, kalsium, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C, konsumsi jengkol berlebihan bisa berisiko bagi kesehatan.
Namun, jengkol juga mengandung senyawa asam jengkolat yang dapat menjadi racun jika terlalu banyak dikonsumsi. Terutama jika dimakan mentah atau setengah matang, senyawa ini bisa menyebabkan keracunan yang serius. Berikut adalah risiko yang perlu diwaspadai ketika mengonsumsi jengkol dalam jumlah besar.
1. Gangguan Pencernaan
Mengonsumsi jengkol berlebihan dapat memicu keracunan pencernaan, yang umumnya mulai terasa antara 5 hingga 12 jam setelah dikonsumsi. Gejalanya meliputi nyeri perut, mual, muntah, dan diare. Dalam beberapa kasus, keracunan jengkol bisa menyebabkan sakit saat buang air kecil dan munculnya darah dalam urine.
Keracunan jengkol dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti daya tahan tubuh, tingkat keasaman lambung, cara memasak jengkol, dan jumlah konsumsi. Menurut pakar kesehatan, biji jengkol mentah mengandung asam jengkolat aktif yang bisa memperburuk risiko keracunan.
Advertisement
2. Risiko Penyakit Ginjal
Efek jangka panjang dari konsumsi jengkol berlebih adalah gangguan pada ginjal. Kristal asam jengkolat dapat mengendap di saluran kemih, mengakibatkan penyumbatan dan nyeri hebat. Meskipun belum ada penelitian pasti, penumpukan kristal asam jengkolat diyakini sebagai penyebab utama gangguan ginjal yang dialami sebagian penggemar jengkol.
Mengutip situs resmi RSUP Mohammad Hoesin Palembang, pada kasus yang parah, pasien mungkin mengalami penurunan produksi urine yang signifikan atau bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali. Oleh karena itu, bagi orang dengan riwayat penyakit ginjal, sebaiknya berhati-hati dalam mengonsumsi jengkol.
3. Bau Mulut dan Bau Urine
Efek samping lain dari jengkol adalah bau mulut yang khas dan bau menyengat pada urine. Aroma ini berasal dari kandungan asam jengkolat, yang tidak hanya memengaruhi napas tetapi juga urine. Bau yang kuat ini biasanya berlangsung beberapa jam hingga seharian setelah makan jengkol.
Guna mengurangi bau tak sedap, Anda bisa menyikat gigi atau berkumur setelah mengonsumsi jengkol. Namun, hal ini belum tentu menghilangkan sepenuhnya aroma tersebut karena asam jengkolat sudah beredar dalam sistem tubuh.
Advertisement
4. Potensi Gangguan Kesadaran
Pada kasus keracunan jengkol yang berat, risiko gangguan kesadaran bahkan hilang kesadaran dapat terjadi. Gejala ini berkaitan erat dengan gangguan ginjal akut. Jika tidak segera ditangani, keracunan dapat semakin parah, menyebabkan warna urine berubah menjadi merah atau penurunan produksi urine secara drastis.
Keracunan jengkol berat membutuhkan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi serius. Langkah pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah memperbanyak minum air dan konsumsi natrium bikarbonat untuk membantu mengurangi gejala.
Tips Mencegah Keracunan Jengkol
Agar terhindar dari bahaya konsumsi jengkol, berikut langkah pencegahan yang dapat diambil:
- Jangan Konsumsi Mentah: Pastikan jengkol dimasak matang sebelum dikonsumsi, karena asam jengkolat aktif bisa mengakibatkan keracunan.
- Konsumsi Jengkol dalam Jumlah Wajar: Hindari mengonsumsi dalam porsi besar sekaligus. Ini penting terutama bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan.
- Hindari Konsumsi Jengkol saat Perut Kosong: Konsumsi pada saat perut kosong bisa mempercepat efek keracunan.
- Perbanyak Minum Air: Meminum air putih dalam jumlah banyak dapat membantu proses detoksifikasi tubuh setelah makan jengkol.
Advertisement
Apakah makan jengkol bisa menyebabkan penyakit serius?
Ya, bila dikonsumsi berlebihan, jengkol dapat menyebabkan penyakit serius seperti keracunan hingga gangguan ginjal.
Â
Bagaimana cara menghilangkan bau mulut setelah makan jengkol?
Guna mengurangi bau mulut, Anda bisa menyikat gigi dan berkumur. Namun, bau urine mungkin akan tetap ada selama beberapa waktu.
Â
Advertisement
Berapa banyak jengkol yang aman untuk dikonsumsi?
Tidak ada batasan pasti, tetapi konsumsi dalam jumlah kecil dan tidak berlebihan dianggap aman bagi sebagian besar orang.
Â