Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) tahun 2024 menjadi perhatian global karena hasilnya akan menentukan arah kebijakan negara adidaya tersebut untuk beberapa tahun ke depan. Masyarakat dunia perlu memahami prediksi pemenang pemilihan Presiden Amerika 2024 karena hasilnya akan berdampak pada stabilitas politik dan ekonomi global.
Berbagai lembaga survei dan pengamat politik telah memprediksi persaingan yang sangat ketat antara kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris, dan kandidat dari Partai Republik, Donald Trump.
Prediksi pemenang pemilihan Presiden Amerika 2024 menunjukkan keunggulan tipis Kamala Harris atas Donald Trump. Berbagai survei nasional sempat menempatkan Harris sedikit di atas Trump dengan selisih yang sangat tipis, berkisar antara 1-3 persen.
Advertisement
Baca Juga
Namun, sistem pemilihan presiden di AS yang menggunakan Electoral College membuat hasil akhir sulit diprediksi. Hasil survei terbaru, melansir dari The Associated Press (AP) dihimpun pada 6 November 2024 menunjukkan Trump lebih unggul daripada Harris.
Kandidat setidaknya harus memperoleh 270 votes, saat ini Harris memperoleh 224 vote dan Trump unggul di 267 vote. Beberapa negara bagian kunci seperti Pennsylvania, Wisconsin, dan Florida akan menjadi penentu kemenangan dalam pemilihan kali ini.
Memahami prediksi pemenang pemilihan Presiden Amerika 2024 menjadi penting karena hasilnya akan mempengaruhi arah kebijakan AS, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Jika Kamala Harris memenangkan pemilihan, diperkirakan AS akan kembali mengedepankan pendekatan multilateral dan kerja sama internasional.
Sementara jika Donald Trump yang menang, AS mungkin akan lebih fokus pada kepentingan nasional dan mengambil sikap yang lebih konfrontatif terhadap negara-negara lain. Hal ini akan berdampak pada dinamika politik dan ekonomi global. Berikut Liputan6.com ulas lengkap prediksinya, Rabu (6/11/2024).
Donald Trump lebih unggul di atas Kamala Harris
Mulanya prediksi pemenang pemilihan Presiden Amerika 2024 menunjukkan keunggulan tipis Kamala Harris atas Donald Trump dalam berbagai survei nasional. Melansir dari Forbes, survei final pra-pemilihan yang dilakukan pada 30 Oktober-1 November 2024 menempatkan Harris dengan perolehan 49 persen, sementara Trump 48 persen.
Dalam persaingan dua arah, Harris diprediksi unggul 2 persen dibandingkan Trump, dengan perolehan 51 persen berbanding 49 persen. Namun, hasil akhir pemilihan presiden Amerika tidak ditentukan oleh survei, melainkan oleh penghitungan suara langsung dan penghitungan ulang di tingkat kongres.
Namun, update The Associated Press (AP) dihimpun pada 6 November 2024 sore menunjukkan Trump lebih unggul daripada Harris. Kandidat setidaknya harus memperoleh 270 votes, saat ini Harris memperoleh 224 vote setara 47 persen dan Trump unggul di 267 vote setara 51 persen.
Persaingan Ketat di Negara-negara Bagian Jadi Kunci
Prediksi pemenang pemilihan Presiden Amerika 2024 juga dipengaruhi oleh persaingan ketat di negara-negara bagian kunci atau swing states. Melansir dari berbagai sumber, ada tujuh negara bagian yang menjadi swing states dalam pemilihan kali ini adalah Arizona, Georgia, Michigan, Wisconsin, Pennsylvania, Nevada, dan North Carolina.
Di negara-negara bagian ini, persaingan antara Harris dan Trump sangat ketat dan sulit diprediksi.
Kemenangan di swing states akan sangat menentukan hasil akhir pemilihan presiden Amerika, mengingat sistem Electoral College yang digunakan. Dalam sistem ini, kandidat yang memenangkan suatu negara bagian akan mendapatkan seluruh suara elektoral negara bagian tersebut, terlepas dari selisih kemenangan yang diperoleh.
Negara-negara bagian dengan jumlah suara elektoral yang besar seperti Pennsylvania (20 suara elektoral), Michigan (16), dan Wisconsin (10) akan menjadi pertarungan sengit antara Harris dan Trump.
Sistem Electoral College sebagai Penentu Hasil Akhir
Prediksi pemenang pemilihan Presiden Amerika 2024 tidak bisa hanya mengandalkan survei nasional, karena hasil akhir ditentukan oleh sistem Electoral College.
Melansir dari DW, dalam sistem ini, setiap negara bagian memiliki sejumlah suara elektoral yang dialokasikan berdasarkan jumlah perwakilan mereka di Kongres. Kandidat yang memenangkan suara terbanyak di suatu negara bagian akan mendapatkan seluruh suara elektoral negara bagian tersebut.
Untuk memenangkan pemilihan presiden Amerika, seorang kandidat harus meraih setidaknya 270 dari total 538 suara elektoral. Sistem Electoral College ini membuat prediksi pemenang pemilihan Presiden Amerika 2024 menjadi sulit, karena kemenangan di negara-negara bagian kunci dengan jumlah suara elektoral yang besar akan sangat menentukan hasil akhir.
Dalam pemilihan tahun 2016, meskipun Hillary Clinton memenangkan popular vote (jumlah suara rakyat), namun Donald Trump keluar sebagai pemenang karena berhasil meraih 304 suara elektoral.
Ini datanya:
1. Survei AP
Trump unggul 51% sementara Harris 47% menurut data terbaru per 6 November 2024.
Hasil survei di bawah ini adalah prediksi sementara sebelum 6 November 2024:
2. Survei Forbes
Update terakhir pada 1 November 2024, Kamala Harris unggul tipis dengan 49% dukungan, sementara Donald Trump 48%.
Dalam persaingan dua arah, Harris diprediksi unggul 2% dibandingkan Trump, dengan perolehan 51% berbanding 49%.
Survei dilakukan pada 30 Oktober-1 November 2024, melibatkan 4.520 pemilih terdaftar melalui daring.
3. Survei PBS News
Kamala Harris unggul dengan 51% dukungan, sementara Donald Trump 47%.
Trump unggul dalam pemilih laki-laki, namun mengalami penurunan 4% dibandingkan Oktober 2024.
Dukungan Harris dari pemilih perempuan menyusut dari 18% menjadi 11% dalam sebulan terakhir.
Trump mengalami defisit pemilih kulit putih sebanyak 9% dibandingkan Pemilu 2020.
Harris mengalami penurunan dukungan pemilih kulit hitam sebesar 8% dan pemilih latin 2% dibandingkan perolehan Biden pada 2020.
Hasil kampanye Harris: Kenaikan dukungan sebesar 3% dari pemilih Partai Republik.
4. Data Lab Pemilu Universitas Florida, PBS News
Dari 78 juta surat suara yang dibagikan, 55% pemilih sudah menentukan pilihan.
40% dari pemilih yang sudah menentukan pilihan adalah pendukung Trump.
Di antara pemilih yang sudah menentukan pilihan, Harris unggul dengan 56% dukungan, sedangkan Trump 42%.
53% dari pemilih yang belum menentukan pilihan cenderung mendukung Trump, 45% mendukung Harris.
5. Prediksi Allan Lichtman (sejarawan dan pakar politik), NDTV
Lichtman memprediksi kemenangan Kamala Harris dalam pemilihan presiden Amerika 2024.
Harris diprediksi akan menjadi presiden wanita pertama dan presiden pertama yang berdarah campuran Afrika dan Asia.
Lichtman menggunakan metode "13 Keys to the White House" yang ia kembangkan untuk memprediksi pemenang pemilihan presiden Amerika.
Prediksi Lichtman hanya meleset sekali dalam pemilihan tahun 2000.
6. Survei tingkat nasional
ABC/Ipsos: Kamala Harris 49% vs Donald Trump 46%
Morning Consult: Kamala Harris 49% vs Donald Trump 47%
Economist/YouGov: Kamala Harris 49% vs Donald Trump 47%
Reuters/Ipsos: Kamala Harris 44% vs Donald Trump 43%
CNBC Survey: Kamala Harris 46% vs Donald Trump 48%
Wall Street Journal: Kamala Harris 45% vs Donald Trump 47%
Advertisement
Sejarawan Allan Lichtman memprediksi kemenangan Kamala Harris
Allan Lichtman, seorang sejarawan dan pakar politik yang telah berhasil memprediksi pemenang pemilihan presiden Amerika Serikat sebanyak sembilan kali, memprediksi kemenangan Kamala Harris dalam pemilihan tahun 2024.
Meski Trump kini unggul, melansir dari NDTV, Lichtman mengatakan bahwa menurut prediksinya, Harris kemungkinan besar akan menjadi presiden baru AS, sekaligus menjadi presiden wanita pertama dan presiden pertama yang berdarah campuran Afrika dan Asia.
Lichtman menggunakan metode "13 Keys to the White House" yang ia kembangkan untuk memprediksi pemenang pemilihan presiden Amerika. Metode ini mengevaluasi 13 faktor kunci, seperti kondisi ekonomi, pencapaian kebijakan luar negeri, charisma kandidat, dan skandal, untuk menentukan apakah partai yang berkuasa akan mempertahankan Gedung Putih atau tidak.
Prediksi Lichtman yang hanya meleset sekali dalam pemilihan tahun 2000 ini menambah keyakinan bahwa Kamala Harris berpeluang besar memenangkan pemilihan presiden Amerika 2024.
Peningkatan Partisipasi Pemilih dan Pengamanan TPS
Prediksi pemenang pemilihan Presiden Amerika 2024 juga dipengaruhi oleh tingkat partisipasi pemilih dan keamanan di tempat pemungutan suara (TPS). Melansir dari Antara, pemilihan presiden Amerika kali ini diwarnai dengan peningkatan keamanan akibat kekhawatiran terhadap potensi kekerasan dan kekacauan.
Beberapa negara bagian seperti Oregon, Washington, dan Nevada telah mengaktifkan Garda Nasional untuk mengamankan proses pemilihan.
Selain itu, pemilihan tahun 2024 juga mencatat peningkatan partisipasi pemilih melalui early voting atau pemungutan suara lebih awal. Menurut data hingga Oktober 2024, sejumlah negara bagian seperti Georgia dan North Carolina sudah melakukan early voting untuk memberikan kesempatan bagi pemilih yang tidak bisa hadir ke TPS pada hari pemilihan. Tingkat partisipasi pemilih yang tinggi dapat mempengaruhi hasil akhir pemilihan, tergantung pada preferensi kandidat dari para pemilih tersebut.
Dukungan Selebritas dan Tokoh Berpengaruh
Prediksi pemenang pemilihan Presiden Amerika 2024 juga tidak lepas dari dukungan selebritas dan tokoh berpengaruh terhadap kandidat tertentu.
Melansir dari Antara, deretan selebritas papan atas seperti Taylor Swift, LeBron James, George Clooney, Julia Roberts, dan Oprah Winfrey secara terbuka mendukung Kamala Harris. Sementara itu, Donald Trump mendapat dukungan dari tokoh seperti Elon Musk, Kid Rock, Hulk Hogan, dan Zachary Levi.
Dukungan selebritas dan tokoh berpengaruh ini dapat mempengaruhi preferensi pemilih, terutama ketika hasil survei menunjukkan persaingan yang sangat ketat antara kedua kandidat.
Meskipun tidak selalu menjadi faktor penentu, dukungan dari figur publik yang dikenal luas dapat meningkatkan visibilitas dan elektabilitas seorang kandidat. Dalam pemilihan presiden Amerika 2024, dukungan selebritas dan tokoh berpengaruh ini turut mewarnai dinamika persaingan antara Kamala Harris dan Donald Trump.
Isu-isu Kunci dalam Pemilihan Presiden Amerika 2024
Prediksi pemenang pemilihan Presiden Amerika 2024 juga dipengaruhi oleh isu-isu kunci yang menjadi perhatian pemilih. Melansir dari berbagai sumber, ada beberapa isu yang menonjol dalam pemilihan kali ini antara lain ekonomi, kesehatan, keamanan nasional, imigrasi, dan perubahan iklim.
Kedua kandidat, Kamala Harris dan Donald Trump, memiliki pendekatan yang berbeda dalam menangani isu-isu tersebut.
Kamala Harris cenderung mendukung kebijakan yang lebih progresif, seperti perluasan akses kesehatan, reformasi imigrasi, dan upaya untuk mengatasi perubahan iklim. Sementara itu, Donald Trump lebih fokus pada pertumbuhan ekonomi, pengetatan kebijakan imigrasi, dan pendekatan yang lebih keras terhadap ancaman keamanan nasional.
Preferensi pemilih terhadap isu-isu ini akan mempengaruhi pilihan mereka dalam pemilihan presiden Amerika 2024, dan pada akhirnya turut menentukan siapa yang akan keluar sebagai pemenang.