Liputan6.com, Jakarta Menjelang pelaksanaan puasa Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah 1445 H, umat Muslim perlu mempersiapkan diri dengan mengetahui doa niat puasa Arafah yang benar. Sebagai salah satu ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar, pemahaman tentang bacaan doa niat puasa Arafah menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan ibadah kita diterima.
Baca Juga
Advertisement
Doa niat puasa Arafah memiliki beberapa variasi bacaan yang bisa dilafazkan, baik pada malam hari maupun pagi hari sebelum dzuhur. Ketepatan dalam melafalkan doa niat puasa Arafah akan mempengaruhi kesempurnaan ibadah puasa yang kita lakukan, sehingga penting bagi kita untuk mempelajarinya dengan seksama.
Berikut ini, kita akan membahas secara lengkap tentang bacaan doa niat puasa Arafah beserta informasi penting lainnya yang perlu diketahui, termasuk waktu yang tepat untuk berniat, tata cara pelaksanaan, dan berbagai keutamaan yang bisa diperoleh dari menjalankan ibadah puasa Arafah ini.
Lebih lengkapnya, mari simak bacaan doa niat puasa Arafah berikut ini, yang telah Liputan6.com rangkum pada Kamis (7/11).
Tuntunan Lengkap Bacaan Niat Puasa Arafah
1. Niat Puasa Arafah pada Malam Hari
Para ulama sepakat bahwa waktu utama untuk berniat puasa Arafah adalah pada malam hari sebelum fajar. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Hafshah ra, bahwa Nabi bersabda: "Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya." (HR. Abu Dawud, An-Nasa'i, dan At-Tirmidzi)
Berikut adalah bacaan niat puasa Arafah yang dianjurkan untuk dilafazkan pada malam hari:
Bacaan Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma 'arafata sunnatan lillaahi ta'aalaa"
Artinya:
"Saya berniat puasa 'arafah sunnah karena Allah"
Ketika melafalkan niat ini, pastikan untuk menghadirkan kesungguhan hati dan keikhlasan semata-mata karena Allah SWT. Niat ini sebaiknya dilafalkan setelah shalat Isya atau sebelum tidur untuk memastikan kesiapan menjalankan puasa esok hari.
2. Niat Puasa Arafah pada Siang Hari
Meski demikian, para ulama memberikan rukhshah (keringanan) bagi mereka yang belum sempat berniat pada malam hari. Mereka masih diperbolehkan untuk berniat pada siang hari sebelum waktu dzuhur, dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar. Hal ini berdasarkan pendapat beberapa madzhab yang memberikan kelonggaran waktu berniat hingga sebelum zawal (tergelincirnya matahari).
Berikut adalah bacaan niat yang dapat dilafazkan pada siang hari:
Bacaan Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ"
Artinya:
"Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta'âlâ"
Advertisement
Tata Cara Melaksanakan Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Seperti puasa sunnah lainnya, puasa Arafah memiliki tata cara yang perlu diikuti agar pelaksanaannya sempurna. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menjalankan puasa Arafah dengan baik.
1. Melafalkan Niat
Niat adalah langkah awal dalam menjalankan puasa Arafah dan dapat dilakukan mulai dari malam hari hingga sebelum waktu zawal, yaitu saat matahari mulai tergelincir ke barat. Niat haruslah dilafalkan dengan tulus dalam hati. Jika niat belum terucap di malam hari, masih bisa dilakukan pada pagi harinya asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak waktu Subuh. Keutamaan niat ini adalah sebagai bentuk kesungguhan hati untuk menunaikan puasa khusus yang sangat dianjurkan ini.
2. Makan Sahur
Makan sahur adalah sunnah dalam berpuasa, yang sebaiknya dilakukan menjelang waktu Subuh. Sahur tidak hanya memberi kekuatan bagi tubuh untuk berpuasa sepanjang hari, tetapi juga mengandung keberkahan, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Makan sahur disarankan mendekati waktu imsak untuk memberikan manfaat yang lebih maksimal selama puasa.
3. Menahan Diri dari Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
Sama seperti puasa lainnya, puasa Arafah mengharuskan seseorang untuk menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga waktu Maghrib. Disiplin dalam menjaga diri ini menunjukkan komitmen seseorang dalam menjalankan perintah Allah SWT, sekaligus melatih jiwa untuk menahan hawa nafsu dan godaan.
4. Menjaga Diri dari Perbuatan yang Dapat Mengurangi Pahala Puasa
Selain menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, menjaga ucapan dan perilaku juga penting agar pahala puasa Arafah tidak berkurang. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa ada orang-orang yang berpuasa tetapi hanya mendapat rasa lapar dan haus karena tidak menjaga perbuatan dan perkataannya. Menghindari perbuatan dosa seperti berkata kotor, berbohong, atau menggunjing adalah kunci untuk menjaga kesucian puasa. Menghindari hal-hal ini menjadi bagian dari latihan spiritual untuk membersihkan diri dan memperkuat kualitas ibadah.
5. Menyegerakan Berbuka Saat Maghrib
egitu waktu Maghrib tiba, sangat dianjurkan untuk segera berbuka puasa. Ini adalah bentuk kesungguhan dalam menjalankan sunnah Rasulullah SAW. Berbuka tepat waktu juga memberikan tubuh energi yang telah hilang selama puasa, dan memperkuat iman dengan mengikuti ajaran Rasulullah.
Keutamaan Puasa Arafah dengan Dalil
Puasa Arafah memiliki banyak keutamaan yang sangat berharga bagi umat Islam. Berikut adalah beberapa keutamaan tersebut, disertai dengan dalil-dalil yang mendukungnya:
1. Pengampunan Dosa Dua Tahun
Salah satu keutamaan yang paling besar dari puasa Arafah adalah menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu satu tahun yang telah berlalu dan satu tahun yang akan datang. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah RA:
"Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, kemudian beliau menjawab bahwa puasa itu melebur dosa satu tahun yang telah berlalu dan yang akan datang."
(HR. Muslim)
Keutamaan ini memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk meraih ampunan dari dosa-dosa yang telah lalu dan juga menjaga diri dari dosa di masa mendatang. Puasa Arafah menjadi sarana penting untuk membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Pembebasan dari Api Neraka
Puasa Arafah juga memiliki keutamaan besar sebagai sarana pembebasan dari api neraka. Pada hari Arafah, Allah SWT memperbanyak pembebasan hamba-hamba-Nya dari siksa neraka. Rasulullah SAW bersabda:
"Di antara hari yang Allah SWT banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada malaikat. Kemudian, Allah berfirman, 'Apa yang diinginkan oleh mereka?'"
(HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa Allah SWT begitu mencurahkan rahmat-Nya pada hari Arafah, memberikan kesempatan bagi para hamba-Nya untuk bebas dari siksa neraka. Puasa Arafah menjadi jalan untuk meraih keselamatan akhirat melalui rahmat Allah SWT.
3. Doa yang Dikabulkan
Pada hari Arafah, doa-doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang berpuasa memiliki keistimewaan. Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan, sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para nabi sebelumku, adalah ucapan 'Laa ilaha illallah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa 'ala kuli syai-in qadiir'."
(HR. Tirmidzi)
Pada hari Arafah, doa sangat mustajab, terutama ketika seseorang mengucapkan kalimat tauhid yang sangat dianjurkan. Ini menjadi kesempatan besar bagi umat Islam untuk berdoa kepada Allah SWT dan berharap dikabulkannya doa-doa mereka.
4. Pahala Setara dengan Memerdekakan Dua Ribu Budak
Keutamaan lain dari puasa Arafah adalah pahalanya yang begitu besar, setara dengan memerdekakan dua ribu budak, bersedekah dua ribu unta, dan dua ratus kuda untuk jihad di jalan Allah. Hadis ini menunjukkan betapa besar pahala yang diberikan kepada orang yang menjalankan puasa Arafah dengan ikhlas.
Pahala ini menjadi dorongan yang kuat untuk berpuasa di hari Arafah, karena dengan melakukannya, seseorang akan meraih pahala yang besar dan keberkahan yang berlimpah.
Advertisement