Liputan6.com, Jakarta Di bawah asuhan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia berhasil menarik banyak perhatian berkat kebijakan naturalisasi pemain keturunan. Program tersebut membawa sejumlah pemain potensial untuk memperkuat skuad Garuda, dengan harapan bisa memperbaiki kualitas permainan tim. Namun, di balik kesuksesan program tersebut, ada beberapa pemain yang memilih menolak tawaran naturalisasi dari PSSI, berharap bisa membela timnas negara lain yang mereka impikan.
Keputusan tersebut tentu menarik perhatian publik, terlebih dengan kondisi karier mereka yang tidak selalu berjalan mulus sesuai ekspektasi. Beberapa di antaranya bahkan merasakan penurunan performa setelah menolak kesempatan untuk bergabung dengan Timnas Indonesia, meskipun mereka sempat diincar oleh pelatih dan federasi sepak bola Indonesia.
Bagaimana nasib karier mereka saat ini? Berikut adalah kisah beberapa pemain yang menolak naturalisasi dan perjalanannya di dunia sepak bola.
Advertisement
1. Pascal Struijk
Pascal Struijk, pemain Leeds United yang sempat menjadi kandidat kuat untuk membela Timnas Indonesia, lebih memilih untuk memperjuangkan tempat di Timnas Belanda atau Belgia, dua negara yang memiliki kedekatan dengan darah keturunannya. Meski begitu, kesempatan untuk bergabung dengan kedua tim tersebut belum juga datang. Pascal yang telah tampil cukup impresif di Premier League pun harus menghadapi kenyataan pahit bahwa tawaran dari timnas Belanda maupun Belgia belum terwujud.
Keputusan Pascal untuk menolak Timnas Indonesia jelas membuat banyak orang bertanya-tanya, terutama dengan keadaan saat ini yang menunjukkan bahwa ia belum mendapatkan tempat di timnas manapun. Dalam beberapa wawancara, Pascal mengungkapkan bahwa dirinya masih berharap bisa membela salah satu timnas Eropa tersebut.
Kini, dengan usianya yang semakin bertambah, peluang Pascal untuk masuk timnas Belanda atau Belgia semakin sempit, dan masa depan internasionalnya semakin diragukan.
Advertisement
2. Jayden Oosterwolde
Jayden Oosterwolde, pemain yang kini memperkuat Fenerbahce, sempat menjadi incaran PSSI untuk bergabung dengan Timnas Indonesia pada 2020. Meski memiliki darah Indonesia dari sang ibu, Jayden lebih memilih untuk mengejar ambisinya bergabung dengan Timnas Belanda, negara asal ayahnya. Keputusan ini cukup mengejutkan, mengingat PSSI sangat serius ingin mendatangkannya sebagai pemain andalan.
Namun, tak seperti yang diharapkan, Jayden justru kesulitan menemukan tempat utama di Timnas Belanda. Harapannya untuk mendapatkan panggilan belum juga terwujud, sementara di level klub, ia pun harus menerima kenyataan pahit dengan dipinjamkan ke klub Serie B Italia, Parma, oleh Fenerbahce. Keputusan tersebut jelas merugikan kariernya, karena waktu bermain di liga top Eropa semakin terbatas.
Dengan realitas yang ada, kini Jayden harus berjuang keras agar bisa kembali mendapat kesempatan bermain di level tertinggi dan mendapatkan panggilan dari Belanda. Meski begitu, ambisi untuk bermain di Timnas Belanda tetap menjadi prioritasnya.
3.Emil Audero
Emil Audero, kiper kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat, menjadi salah satu pemain yang sempat dibidik PSSI untuk memperkuat lini belakang Timnas Indonesia. Namun, Emil memilih menolak tawaran tersebut karena ambisi besar untuk bisa membela Timnas Italia, negara asal ibunya. Dalam sebuah video yang beredar, ayah Emil juga sempat menyindir keputusan PSSI untuk memprioritaskan pemain keturunan, yang semakin memanaskan situasi.
Meski begitu, Emil belum mendapatkan kesempatan bermain untuk Timnas Italia hingga saat ini. Seiring berjalannya waktu, perjalanan kariernya di level klub pun tak menunjukkan progres signifikan. Meskipun bergabung dengan klub besar Serie A, Juventus, ia masih harus puas dengan posisi cadangan dan belum menemukan tempat utama di tim utama. Setelah hijrah ke Sampdoria, Emil tetap tidak mendapatkan tempat sebagai starter, yang membuat karier internasionalnya semakin suram.
Advertisement
4. Andri Syahputra
Andri Syahputra, yang lahir di Lhokseumawe, Aceh, sempat menonjol dengan penampilannya di liga Qatar. Keputusan untuk mengganti kewarganegaraannya dan memperkuat Timnas Qatar U-23 sempat menjadi sorotan, apalagi ia sempat didekati oleh PSSI untuk membela Timnas Indonesia. Namun, meski tampil gemilang di Qatar, karier internasionalnya justru terhambat karena tidak mendapatkan panggilan dari timnas senior Qatar.
Andri, yang sempat diperkirakan akan menjadi bintang besar di Timnas Qatar, kini terpaksa harus berjuang di level klub dan belum ada kabar mengenai peluangnya kembali ke panggung internasional. Keputusan untuk meninggalkan kemungkinan bermain untuk Indonesia kini seakan menjadi langkah yang tidak memberikan hasil yang sesuai harapan.
Karier Andri di Qatar pun terhambat meski sempat tampil baik di level junior, dan kini ia harus berjuang untuk kembali meraih tempat di tim utama Qatar atau memikirkan peluang lainnya.
Mengapa Emil Audero menolak tawaran naturalisasi dari Timnas Indonesia?
Emil Audero menolak tawaran naturalisasi dari Timnas Indonesia karena ia memiliki ambisi untuk bisa bermain di Timnas Italia.
Advertisement