Liputan6.com, Jakarta Irfan Setiaputra, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, dikenal memiliki perjalanan karier yang beragam dari sektor teknologi hingga pertambangan.
Ia resmi menjabat sebagai Dirut Garuda Indonesia pada Januari 2020 setelah terpilih dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta. Kini, mendekati RUPSLB berikutnya pada 15 November 2024, beredar rumor bahwa posisinya akan digantikan oleh Plt CEO Lion Air, Wamilda Tsani Panjaitan.
Baca Juga
Spekulasi ini muncul menjelang agenda RUPSLB yang direncanakan membahas perubahan pada jajaran direksi dan komisaris Garuda Indonesia.
Advertisement
Meski isu perombakan ini santer terdengar, Irfan memilih merespons dengan tenang dan menegaskan bahwa penunjukan atau pergantian pimpinan Garuda Indonesia sepenuhnya berada di bawah kewenangan Kementerian BUMN.
Awal Karier
Irfan Setiaputra, pria kelahiran Jakarta pada 24 Oktober 1964. Ia memulai perjalanan kariernya di sektor teknologi setelah meraih gelar Sarjana Teknik Informatika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1989. Lulus dari salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia, Irfan segera berkiprah di sejumlah perusahaan teknologi internasional, termasuk IBM, LinkNet, dan Cisco.
Di Cisco, Irfan berhasil membuktikan kemampuan manajerialnya dengan mencapai prestasi yang signifikan. Sebagai Managing Director, ia sukses meningkatkan pendapatan Cisco Indonesia dari USD 25 juta menjadi USD 125 juta dalam kurun waktu tujuh tahun. Ia pun meraih berbagai penghargaan seperti IBM STAR of the STARS Award dan IBM Professional Achievement Award.
Advertisement
Peran di BUMN: Direksi PT INTI
Pada tahun 2009, karier Irfan memasuki dunia BUMN ketika ia diangkat sebagai Direktur Utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) oleh Menteri BUMN saat itu, Sofyan Djalil. Irfan menjabat selama tiga tahun sebelum akhirnya memutuskan mundur pada Juli 2012.
Keputusan pengunduran diri tersebut diambil Irfan karena merasa gajinya di PT INTI tidak sepadan dengan tanggung jawab yang diembannya, terutama jika dibandingkan dengan posisi sebelumnya di perusahaan swasta.
Kala itu, surat pengunduran diri Irfan diterima oleh Dahlan Iskan, Menteri BUMN yang menjabat setelah Sofyan Djalil. Lepas dari PT INTI, Irfan melanjutkan kariernya ke sektor pertambangan dan energi, menambah pengalaman di bidang yang berbeda dari latar belakang pendidikannya.
Memasuki Sektor Pertambangan dan Energi
Pasca keluar dari PT INTI, Irfan mulai berkiprah di sektor pertambangan sebagai CEO PT Titan Mining Indonesia pada Agustus 2012 hingga Juni 2014. Selanjutnya, ia dipercaya memimpin PT Cipta Kridatama, perusahaan batu bara, dari Juli 2014 hingga Mei 2017. Di Cipta Kridatama, Irfan berperan besar dalam memperkuat kinerja perusahaan di tengah persaingan ketat industri batu bara.
Mengutip akun LinkedIn pribadinya, Irfan pernah menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) di ABM Investama Tbk PT (ABMM) dari Mei 2015 hingga Mei 2016, serta menjabat sebagai President Director & CEO Reswara Minergi Hartama pada Mei hingga Desember 2017. Jejak kariernya yang luas menunjukkan pengalamannya memimpin berbagai perusahaan besar di industri yang berbeda.
Advertisement
Menjadi Dirut Garuda
Setelah berkarier di pertambangan, Irfan kembali ke sektor teknologi dengan bergabung sebagai CEO di Sigfox Indonesia, pengelola jaringan Internet of Things (IoT) pada Februari 2019.
Di Sigfox, ia berperan dalam pengembangan jaringan IoT di Indonesia, sebuah langkah yang relevan di era digitalisasi yang kian berkembang.
Pada 22 Januari 2020, Irfan kembali ke dunia BUMN dengan dilantik sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia dalam RUPSLB. Keberhasilannya di berbagai sektor membuatnya dipercaya untuk memimpin Garuda Indonesia di tengah tantangan industri penerbangan yang dinamis.Â
Tidak Akan Mempertanyakan 3 Hal Jika Diganti dari Jabatannya
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Irfan Setiaputra, menyatakan bahwa ia tidak akan mempertanyakan tiga hal jika diganti dari jabatannya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan pada Jumat (15/11).
Pertama, ia menegaskan tidak akan bertanya alasan penggantian dirinya, karena menurutnya ia tidak memiliki hak untuk itu. Kedua, ia juga tidak akan menanyakan siapa yang akan menggantikan direksi yang ada saat ini, dan meminta agar jajaran direksi lainnya tidak bertanya hal serupa. Ketiga, Irfan menegaskan bahwa ia tidak akan mempertanyakan alasan di balik penunjukan individu baru sebagai pengganti.
Irfan menjelaskan bahwa dalam posisi sebagai direksi, dirinya dan rekan-rekannya bertindak secara profesional, menerima tugas ketika diminta dan siap untuk berhenti jika diperlukan. Ia juga menekankan bahwa agenda utama RUPSLB adalah perubahan pengurus, yaitu direksi dan komisaris, dan dirinya berbicara atas nama jajaran direksi yang profesional dalam menjalankan tugas.
Â
Advertisement
Apakah Irfan Setiaputra akan digantikan dalam RUPSLB Garuda Indonesia?
Meski rumor pergantian ini beredar luas, keputusan resmi terkait perubahan direksi Garuda Indonesia baru akan diketahui pada RUPSLB yang dijadwalkan pada 15 November 2024.
Â
Apa alasan utama Irfan Setiaputra mengundurkan diri dari PT INTI pada 2012?
Irfan mengundurkan diri dari PT INTI karena merasa gaji yang diterimanya tidak sepadan dengan tanggung jawab yang diemban, terutama jika dibandingkan dengan penghasilannya di sektor swasta.
Â
Advertisement
Bagaimana prestasi Irfan Setiaputra di Cisco Indonesia?
Selama menjabat sebagai Managing Director di Cisco, Irfan berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan dari USD 25 juta menjadi USD 125 juta, hingga memperoleh penghargaan Best CEO dari Majalah SWA.
Â