Liputan6.com, Jakarta Beberapa pemain Timnas Indonesia yang berkarier di luar negeri telah tiba di Jakarta pada Selasa (12/11/2024). Mereka segera bergabung dengan rekan-rekan lainnya untuk menjalani pemusatan latihan (training camp/TC) sebagai persiapan menghadapi dua laga krusial Kualifikasi Piala Dunia 2026. Laga pertama melawan Timnas Jepang akan digelar pada 15 November 2024, diikuti dengan pertandingan melawan Arab Saudi pada 19 November 2024. Kedua pertandingan tersebut akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Pelatih Shin Tae-yong telah memanggil 28 pemain untuk menghadapi laga-laga ini, termasuk pemain yang berkompetisi di liga luar negeri. Persiapan intensif dilakukan dengan harapan mencatatkan hasil positif dalam kualifikasi tersebut. Namun, di balik antusiasme menuju pertandingan, isu harga tiket pesawat yang mahal menjadi sorotan, terutama biaya penerbangan domestik yang kerap kali lebih tinggi dibandingkan rute internasional.
Fakta ini menimbulkan pertanyaan mengenai penyebab tingginya harga tiket pesawat domestik dibandingkan rute internasional, terutama di saat permintaan perjalanan udara terus meningkat. Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, memberikan penjelasan terkait fenomena ini, yang ternyata melibatkan beberapa faktor penting. Berikut informasinya, dirangkum Liputan6, Selasa (12/11).
Advertisement
Pemain Timnas Indonesia Tiba, TC Dimulai di Jakarta
Para pemain Timnas Indonesia yang berkarier di luar negeri mulai berdatangan ke Jakarta pada 12 November 2024. Mereka langsung bergabung dengan pemain lain untuk memulai latihan dalam pemusatan latihan (TC) yang dipimpin oleh pelatih Shin Tae-yong. Pelatih asal Korea Selatan tersebut memanggil total 28 pemain, termasuk para pemain abroad, sebagai persiapan menghadapi dua pertandingan penting dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Pertandingan pertama dijadwalkan melawan Timnas Jepang pada 15 November 2024. Laga ini menjadi tantangan besar bagi Timnas Indonesia, mengingat Jepang adalah salah satu tim terkuat di Asia. Setelah itu, Timnas akan menghadapi Arab Saudi pada 19 November 2024. Kedua pertandingan penting ini akan dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Antusiasme pendukung Timnas semakin terasa menjelang dua laga ini, dengan tiket pertandingan yang sudah mulai dijual. Namun, isu harga tiket pesawat domestik yang mahal menjadi pembicaraan hangat, terutama bagi para penggemar yang ingin datang dari luar Jakarta untuk menyaksikan langsung di stadion.
Advertisement
Perbandingan Harga Tiket Domestik dan Internasional
Fenomena menarik muncul ketika membandingkan harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik dan internasional. Data yang dihimpun dari aplikasi pemesanan tiket menunjukkan bahwa tiket penerbangan Jakarta-Singapura berada di kisaran harga Rp1,7 juta hingga Rp2,75 juta. Sebaliknya, penerbangan dari Jakarta ke Balikpapan, yang merupakan salah satu rute domestik utama, bisa mencapai harga Rp2,51 juta hingga Rp3,95 juta.
Perbedaan ini memicu perdebatan, mengingat jarak penerbangan Jakarta ke Singapura lebih jauh dibandingkan dengan Jakarta ke Balikpapan. Banyak pihak mempertanyakan mengapa tiket pesawat domestik justru lebih mahal daripada rute internasional dengan jarak yang sebanding. Fenomena ini menjadi sorotan, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk bepergian dalam negeri.
Direktur Garuda Indonesia Ungkap Alasan Mahal Tiket Domestik
Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, memberikan penjelasan terkait fenomena mahalnya harga tiket domestik. Dalam pernyataan yang dikutip dari Antara, Irfan menyebutkan bahwa salah satu faktor utama yang memengaruhi tingginya harga tiket pesawat domestik adalah pajak bahan bakar avtur.Â
Bahan bakar avtur atau Aviation Turbine Fuel adalah bahan bakar khusus yang digunakan untuk pesawat bermesin jet. Pajak yang dikenakan pada avtur membuat biaya operasional penerbangan domestik lebih tinggi, sehingga harga tiket pun menjadi lebih mahal dibandingkan dengan rute internasional yang bebas pajak.
Advertisement
Kenaikan Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Udara (PJP2U)
Selain pajak bahan bakar, faktor lain yang turut berkontribusi adalah kenaikan tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U). Tarif PJP2U mengalami peningkatan sebesar 35 persen pada tahun 2023, sehingga berdampak langsung pada harga tiket pesawat domestik. Kenaikan ini diberlakukan untuk mendukung peningkatan fasilitas bandara dan layanan penumpang.
Namun, kenaikan tarif ini dinilai memberatkan konsumen, terutama pada rute-rute domestik yang sering menjadi pilihan utama bagi pelancong lokal. Dengan adanya kenaikan tarif PJP2U, biaya tambahan ini menjadi salah satu komponen yang meningkatkan harga tiket pesawat dalam negeri secara signifikan.
Â
Dampak Harga Tiket pada Perjalanan Domestik
Tingginya harga tiket pesawat domestik berdampak langsung pada keputusan masyarakat untuk bepergian. Banyak yang beralih menggunakan moda transportasi lain seperti kereta api atau bus, yang menawarkan harga lebih terjangkau meskipun waktu tempuhnya lebih lama. Selain itu, harga tiket yang mahal juga memengaruhi jumlah wisatawan domestik, terutama di destinasi-destinasi yang bergantung pada pariwisata.
Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan sektor pariwisata domestik. Pemerintah dan maskapai penerbangan diharapkan dapat mencari solusi agar harga tiket pesawat domestik lebih kompetitif, sehingga mendorong masyarakat untuk lebih memilih penerbangan dalam negeri daripada internasional.
Advertisement
Pertanyaan dan Jawaban: Mengapa Tiket Pesawat Domestik Lebih Mahal Dibandingkan Internasional?
Salah satu alasan utama adalah pajak bahan bakar avtur yang dikenakan pada penerbangan domestik, sementara penerbangan internasional bebas pajak.
Apa Itu Avtur?
Avtur adalah singkatan dari Aviation Turbine Fuel, yaitu bahan bakar khusus yang digunakan untuk pesawat jet atau turbin.
Advertisement
Apa yang Dimaksud dengan Tarif PJP2U?
Tarif PJP2U adalah tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara yang dikenakan pada penumpang sebagai biaya layanan bandara.