Sukses

Profil Bahlil Lahadalia, Karier, Kontroversi Gelar Doktor dan Perjalanan Politiknya

Profil lengkap Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM dan Ketua Umum Golkar, termasuk karier, bisnis, dan polemik gelar doktor UI.

Liputan6.com, Jakarta Bahlil Lahadalia menjadi sosok yang kerap menghiasi media akhir-akhir ini. Namanya dikenal sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar). Namun, di tengah prestasi dan jabatan yang diraihnya, Bahlil juga diterpa isu terkait penangguhan gelar doktornya oleh Universitas Indonesia (UI).

Bahlil mengakui bahwa proses kelulusan gelar doktornya memang belum tuntas. Ia menyebut masih harus mengikuti yudisium pada Desember mendatang, dengan alasan perbaikan disertasi. Pernyataan ini membantah klaim yang menyebut bahwa gelarnya ditangguhkan sepenuhnya oleh pihak UI.

Terlepas dari polemik tersebut, perjalanan hidup Bahlil penuh dengan kisah inspiratif. Berasal dari keluarga sederhana, ia mengawali kariernya sebagai penjual kue hingga sukses menjadi pengusaha ternama dan pejabat publik di tingkat nasional. Seperti apa perjalanan karier Bahlil hingga masuk ranah politik? simak ulasannya, dirangkum Liputan6 dari berbagai sumber, Kamis (14/11).

2 dari 11 halaman

Awal Kehidupan dan Pendidikan Bahlil Lahadalia

Bahlil Lahadalia lahir di Banda, Maluku, pada 7 Agustus 1976. Ia dibesarkan dalam keluarga sederhana, di mana ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan. Pendidikan dasar dan menengahnya ditempuh di Fakfak, Papua Barat, di SD Negeri 1 Fakfak dan SMP Negeri 1 Fakfak, sebelum akhirnya melanjutkan ke SMA YAPIS Fakfak.

Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, Bahlil melanjutkan studinya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Port Numbay, Jayapura. Selama masa kuliah, ia terlibat aktif dalam organisasi mahasiswa dan sempat menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa. Aktivitas organisasi ini membawanya bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), di mana ia akhirnya menjadi Bendahara Umum Pengurus Besar HMI.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana di Universitas Cenderawasih, meraih gelar Magister Sains di bidang Ekonomi. Pada tahun 2024, Bahlil memperoleh gelar doktor dari Universitas Indonesia, namun kelulusannya saat ini tengah menghadapi polemik.

3 dari 11 halaman

Mengawali Perjalanan Hidup sebagai Penjual Kue dan Kondektur Bus

Perjalanan karier Bahlil dimulai sejak usia muda. Ia sempat bekerja sebagai penjual kue dan kondektur bus saat remaja, bahkan menjadi sopir angkot saat masih di bangku SMA. Ketika lulus dari STIE Port Numbay, ia bekerja di Sucofindo, perusahaan milik negara yang bergerak di sektor jasa inspeksi.

Bahlil kemudian mendirikan perusahaan sendiri bersama beberapa rekannya, membangun PT Rifa Capital sebagai holding company yang kini menaungi 10 perusahaan di berbagai bidang. Perusahaan-perusahaan di bawah naungan Rifa Capital aktif di sektor transportasi dan properti, menunjukkan kecakapan Bahlil dalam berbisnis.

4 dari 11 halaman

Karier Politik: Dari HIPMI hingga Menteri Investasi

Karier politik Bahlil dimulai melalui Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Ia bergabung dengan HIPMI pada 2003 dan terus meniti karier hingga menjadi Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI Papua. Puncaknya, ia menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI periode 2015-2019.

Keberhasilan di HIPMI membuka jalan bagi Bahlil masuk ke pemerintahan. Pada Oktober 2019, ia diangkat oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Posisi ini kemudian berkembang menjadi Menteri Investasi pada Juni 2021, ketika Kementerian Investasi pertama kali dibentuk.

5 dari 11 halaman

Menjadi Menteri ESDM di Kabinet Prabowo-Gibran

Pada 19 Agustus 2024, Bahlil Lahadalia dilantik sebagai Menteri ESDM oleh Presiden Joko Widodo. Penunjukan ini melanjutkan kiprah Bahlil di sektor pemerintahan, menggantikan Arifin Tasrif yang sebelumnya menjabat. Bahlil kini bertanggung jawab atas kebijakan energi nasional di era pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Pelantikannya berlangsung di Istana Negara Jakarta, dan disambut baik oleh berbagai pihak, terutama karena latar belakangnya yang kuat di bidang investasi dan bisnis. Namun, tantangan besar menantinya dalam menangani sektor energi yang krusial bagi perekonomian Indonesia.

6 dari 11 halaman

Kontroversi Gelar Doktor yang Ditangguhkan UI

Di tengah kiprahnya sebagai pejabat publik, Bahlil tersandung isu terkait gelar doktor dari Universitas Indonesia. Ketua Majelis Wali Amanat UI, Yahya Cholil Staquf, mengonfirmasi penangguhan kelulusan Bahlil, mengikuti Peraturan Rektor Nomor 26 Tahun 2022. UI menyatakan penangguhan ini terkait dengan proses etik yang belum selesai.

Bahlil sendiri membantah bahwa gelarnya ditangguhkan sepenuhnya. Ia mengklaim bahwa ia masih menunggu prosesi yudisium pada Desember mendatang, setelah perbaikan disertasinya selesai.

7 dari 11 halaman

Menjadi Ketua Umum Partai Golkar 2024

Pada 21 Agustus 2024, Bahlil resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto yang mengundurkan diri. Penunjukan ini merupakan hasil dari Rapat Pimpinan Nasional ke-XXI di Jakarta, di mana Bahlil menjadi calon tunggal yang disahkan.

Langkah politik ini semakin memperkuat posisi Bahlil di panggung nasional. Menjabat sebagai Ketum Golkar dan Menteri ESDM sekaligus, Bahlil menjadi salah satu figur penting dalam pemerintahan saat ini.

8 dari 11 halaman

Pertanyaan dan Jawaban Terkait Bahlil Lahadalia: Siapa Bahlil Lahadalia?

Bahlil Lahadalia adalah Menteri ESDM Indonesia sekaligus Ketua Umum Partai Golkar yang dikenal sebagai pengusaha sukses.

9 dari 11 halaman

Apa saja bisnis yang dimiliki Bahlil Lahadalia?

Bahlil memiliki PT Rifa Capital sebagai holding company dengan 10 perusahaan di berbagai sektor seperti transportasi dan properti.

10 dari 11 halaman

Mengapa gelar doktor Bahlil Lahadalia ditangguhkan?

Gelar doktor Bahlil ditangguhkan oleh UI karena proses etik yang belum selesai terkait dengan perbaikan disertasi.

11 dari 11 halaman

Kapan Bahlil Lahadalia menjadi Ketua Umum Golkar?

Bahlil ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada 21 Agustus 2024.