Sukses

Doa Mandi Air Garam, Tuntunan Lengkap Sesuai Syariat Islam

Tata cara dan bacaan doa mandi air garam

Liputan6.com, Jakarta Mandi menggunakan air garam dengan doa khusus telah menjadi tradisi yang dipraktikkan oleh sebagian umat Islam sejak dahulu. Doa mandi air garam dipercaya memiliki berbagai khasiat spiritual dan dapat membantu membersihkan diri secara lahir dan batin. Ritual ini menggabungkan kekuatan doa dengan manfaat alami dari air garam yang dikenal memiliki sifat pembersih dan penyeimbang energi.

Sebelum melaksanakan doa mandi air garam, penting untuk memahami tata cara dan bacaan yang benar sesuai dengan tuntunan. Ritual ini biasanya dimulai dengan menyiapkan segelas air yang dicampur dengan garam, kemudian dibacakan serangkaian doa dan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki keutamaan khusus. Pemahaman yang baik tentang makna dan tatacara doa mandi air garam akan membantu kita melaksanakannya dengan khusyuk dan penuh keyakinan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang rangkaian doa mandi air garam beserta tata caranya. Mulai dari persiapan air garam, bacaan-bacaan yang diperlukan, hingga cara pelaksanaannya yang benar. Mari kita pelajari bersama tuntunan lengkap ritual doa mandi air garam yang bisa menjadi salah satu ikhtiar dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com raangkum dari berbagai sumber tata cara dan bacaan doa mandi air garam, pada Kamis (14/11).

2 dari 5 halaman

1. Bacaan Surat Al-Fatihah dan Al-Baqarah Ayat 1-5

Langkah pertama dalam ritual mandi air garam adalah membacakan Surat Al-Fatihah sebanyak 7 kali dan dilanjutkan dengan membaca 5 ayat pertama Surat Al-Baqarah. Bacaan ini merupakan pembuka yang sangat penting karena Al-Fatihah adalah Ummul Kitab (induk Al-Quran) dan awal Surat Al-Baqarah memiliki keutamaan khusus dalam perlindungan.

Berikut adalah bacaan Al-Baqarah ayat 1-5 beserta latin dan artinya:

Ayat 1:

الٓمٓ

"Alif, lam, mim."

Artinya: "Alif, lam, mim"

Ayat 2:

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

"Dzaalikal kitaabu laa raiba fiihi; hudal lilmuttaqiin."

Artinya: "Kitab [Al-Qur'an] ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa"

Ayat 3:

ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ

"Alladziina yu'minuuna bilghaibi wa yuqiimuunas shalaata wa mimmaa razaqnaahum yunfiquun."

Artinya: "[Yaitu] mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka."

Ayat 4:

وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُون

"Walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qablika wa bil Aakhirati hum yuuqinuun."

Artinya: "Dan mereka yang beriman kepada [Al-Qur'an] yang diturunkan kepadamu [Muhammad] dan [kitab-kitab] yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat."

Ayat 5:

أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

"Ulaaa'ika 'alaa hudam mir rabbihim wa ulaaa'ika humul muflihuun."

Artinya: "Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

 

2. Bacaan Ayat Kursi

Setelah membaca Al-Fatihah dan awal Surat Al-Baqarah, dilanjutkan dengan membaca Ayat Kursi sebanyak 7 kali. Ayat Kursi merupakan ayat yang memiliki keutamaan luar biasa dalam hal perlindungan dan keberkahan. Berikut adalah bacaan lengkapnya:

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

"Allāhu lā ilāha illā huw(a), al-ḥayyul-qayyūm(u), lā ta'khużuhū sinatuw wa lā naum(un), lahū mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), man żal-lażī yasyfa'u 'indahū illā bi'iżnih(ī), ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭūna bisyai'im min 'ilmihī illā bimā syā'(a), wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ(a), wa lā ya'ūduhū ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm(u)."

Artinya: "Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."

3 dari 5 halaman

3. Bacaan Tiga Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah

Setelah Ayat Kursi, ritual dilanjutkan dengan membaca tiga ayat terakhir dari Surat Al-Baqarah. Ketiga ayat ini memiliki kandungan makna yang sangat dalam tentang keimanan, pertanggungjawaban amal, dan doa memohon kemudahan kepada Allah SWT. Berikut adalah bacaan lengkapnya:

Ayat 284:

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa in tubdụ mā fī anfusikum au tukhfụhu yuḥāsibkum bihillāh, fa yagfiru limay yasyāu wa yu'ażżibu may yasyā, wallāhu 'alā kulli syai`ing qadīr"

Artinya: "Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Ayat 285:

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

"āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-muminụn, kullun āmana billāhi wa malāikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami'nā wa aṭa'nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr"

Artinya: "Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), "Kami tidak membeda-bedakan seorangpun dari rasul-rasul-Nya." Dan mereka berkata, "Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.""

Ayat 286:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

"lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tuākhiżnā in nasīnā au akhṭanā, rabbanā wa lā taḥmil 'alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ 'alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa'fu 'annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn"

Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.""

4 dari 5 halaman

4. Bacaan Surat-surat Perlindungan

Setelah membaca tiga ayat terakhir Surat Al-Baqarah, ritual dilanjutkan dengan membaca tiga surat perlindungan (Al-Mu'awwidzat), yaitu:

  • Surat Al-Ikhlas (3 kali)
  • Surat Al-Falaq (3 kali)
  • Surat An-Nas (3 kali)

Ketiga surat ini memiliki keutamaan khusus dalam hal perlindungan dari berbagai gangguan dan kejahatan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.

 

5. Tata Cara Pelaksanaan Mandi Air Garam

Setelah seluruh bacaan selesai dibacakan pada air yang telah dicampur garam, ikuti langkah-langkah berikut:

  • Tuangkan air yang telah dibacakan doa ke dalam bak mandi atau wadah yang akan digunakan untuk mandi
  • Niatkan dalam hati untuk membersihkan diri lahir dan batin
  • Mulailah mandi seperti biasa dengan menggunakan air yang telah dibacakan doa tersebut
  • Dianjurkan untuk mengucapkan bismillah sebelum memulai mandi
  • Usahakan air tersebut merata ke seluruh tubuh
  • Selesaikan mandi dengan doa dan harapan yang baik

Catatan Penting:

  • Lakukan ritual ini dalam keadaan suci dan dengan niat yang baik
  • Bacakan doa-doa dengan khusyuk dan penuh keyakinan
  • Gunakan garam yang bersih dan air yang suci
  • Waktu pelaksanaan sebaiknya di pagi hari atau sesuai kebutuhan
  • Jaga adab dan kesopanan selama proses mandi
  • Yakinlah bahwa segala pertolongan hanya datang dari Allah SWT
5 dari 5 halaman

6. Keutamaan dan Manfaat Mandi Air Garam

Mandi dengan air garam yang telah dibacakan doa memiliki beberapa keutamaan dan manfaat, baik secara spiritual maupun kesehatan, di antaranya:

Manfaat Spiritual:

  • Membersihkan energi negatif
  • Menenangkan jiwa dan pikiran
  • Menguatkan perlindungan diri secara rohani
  • Membantu menjernihkan hati
  • Meningkatkan konsentrasi dalam ibadah

Manfaat Kesehatan:

  • Membantu membersihkan kulit secara alami
  • Meredakan ketegangan otot
  • Melancarkan peredaran darah
  • Membantu proses detoksifikasi tubuh
  • Menyegarkan badan

 

7. Waktu yang Dianjurkan

Beberapa waktu yang dianjurkan untuk melakukan mandi air garam dengan doa:

Waktu Utama:

  • Sebelum fajar/subuh
  • Setelah shalat Tahajud
  • Pagi hari sebelum memulai aktivitas
  • Malam Jumat

Waktu Khusus:

  • Sebelum memulai amalan tertentu
  • Saat membutuhkan ketenangan khusus
  • Ketika merasa perlu penyegaran rohani
  • Dalam rangkaian ibadah tertentu

 

8. Doa Penutup

Setelah selesai mandi, dianjurkan untuk membaca doa:

اَللّٰهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِيْ مِنَ النِّفَاقِ وَحَصِّنْ فَرْجِيْ مِنَ الْفَوَاحِشِ

"Allahumma thahhir qalbi minan nifaaqi wa hassin farji minal fawaahisyi"

Artinya: "Ya Allah, sucikanlah hatiku dari sifat munafik dan jagalah kemaluanku dari perbuatan keji"

Dengan mengikuti panduan lengkap ini, diharapkan ritual mandi air garam dapat dilakukan dengan benar dan membawa manfaat sesuai yang diharapkan. Ingatlah bahwa segala kebaikan dan perlindungan hanya datang dari Allah SWT, sedangkan ritual ini hanyalah salah satu ikhtiar dalam mendekatkan diri kepada-Nya.