Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia harus menelan kekalahan pahit dari Jepang dengan skor telak 0-4 pada laga kelima Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Jumat (15/11).Â
Bertanding di Stadion Gelora Bung Karno, hasil ini membuat Indonesia berada di posisi juru kunci dengan tiga poin dari lima laga. Sebaliknya, Jepang kokoh di puncak klasemen dengan 13 poin tanpa kekalahan.
Baca Juga
Profil Hidemasa Morita Man of The Match Laga Timnas Indonesia vs Jepang, Pemain Kunci di Klub hingga The Samurai Blues
Top 3 Berita Bola: Timnas Indonesia Masih Berpeluang Lolos Piala Dunia Meski Terpuruk di Dasar Grup C
Suporter Jepang Bersih-Bersih di Stadion GBK Usai Pertandingan, Warganet: Dari Sini Aja Kalah
Meski di atas kertas Jepang lebih unggul, performa individu pemain Indonesia menjadi sorotan. Mengutip Bola.net, beberapa pemain andalan justru tampil buruk, melakukan blunder dan kesalahan yang berujung gol untuk lawan. Siapa saja mereka?
Advertisement
Justin Hubner: Gol Bunuh Diri Kedua Melawan Jepang
Justin Hubner tampaknya memiliki nasib buruk saat menghadapi Jepang. Pada laga ini, bek tengah berusia 21 tahun tersebut mencetak gol bunuh diri setelah gagal mengantisipasi umpan Daichi Kamada. Ini menjadi gol bunuh diri kedua Hubner melawan Jepang, setelah insiden serupa di Piala Asia 2023.
Meski mencatatkan delapan aksi bertahan, Hubner terlihat kewalahan menghadapi intensitas serangan Jepang. Ia tiga kali kalah duel, termasuk dalam duel udara, dan mendapatkan nilai 4,3 dari Fotmob—salah satu nilai terendah di lapangan.
Advertisement
Maarten Paes: Blunder Fatal yang Berujung Gol
Penampilan gemilang Maarten Paes saat melawan Australia tidak terulang di laga kontra Jepang. Penjaga gawang ini membuat kesalahan fatal pada gol ketiga Jepang. Ia salah memberikan umpan saat menerima backpass dari Justin Hubner, yang langsung dimanfaatkan Hidemasa Morita untuk mencetak gol.
Meskipun begitu, Paes berhasil membuat tiga penyelamatan penting, mencegah kekalahan lebih telak. Namun, blundernya tetap menjadi momen krusial yang mengubah jalannya pertandingan.
Jay Idzes: Sorotan pada Gol Pertama dan Kedua Jepang
Sebagai kapten, Jay Idzes diharapkan menjadi pemimpin di lini belakang. Namun, ia terlihat kesulitan menghadapi serangan cepat Jepang. Pada gol pertama, ia gagal menutup ruang bagi Daichi Kamada, yang kemudian mengirim umpan silang berujung gol bunuh diri Justin Hubner.
Idzes juga kurang sigap dalam mengantisipasi gol kedua dan keempat Jepang. Ia tidak berhasil menutup ruang tembak lawan, sehingga pemain Jepang memiliki keleluasaan untuk mencetak gol.
Advertisement
Thom Haye: Lini Tengah yang Tumpul
Thom Haye diharapkan menjadi kreator utama serangan Indonesia lewat kemampuan umpan jauhnya. Namun, ia gagal tampil optimal. Dari 21 umpan yang dilepaskan, hanya 12 yang akurat. Bahkan, delapan umpan jauhnya hanya tiga yang berhasil mencapai sasaran.
Minimnya kontribusi Haye di lini tengah membuat transisi serangan Indonesia tidak berjalan lancar. Padahal, ia sempat menciptakan peluang emas bagi Ragnar Oratmangoen yang gagal dimaksimalkan.
Ragnar Oratmangoen: Peluang Emas yang Terbuang
Ragnar Oratmangoen bekerja keras membuka ruang dan melakukan penetrasi ke pertahanan Jepang. Sayangnya, satu kelemahan fatal mencolok dari permainannya: penyelesaian akhir. Pada momen krusial, ia gagal memanfaatkan peluang emas saat berhadapan satu lawan satu dengan kiper Jepang.
Jika peluang tersebut berbuah gol, hasil akhir mungkin berbeda. Sayangnya, gerakan Oratmangoen justru mempersempit ruang tembak, sehingga sepakannya tidak optimal.
Advertisement
1. Siapa pemain yang melakukan gol bunuh diri di laga ini?
Justin Hubner mencetak gol bunuh diri pada laga melawan Jepang, melanjutkan tren buruknya saat bertemu The Samurai Blues.
2. Apa kesalahan terbesar Maarten Paes di laga ini?
Maarten Paes melakukan blunder fatal dengan memberikan umpan salah yang langsung dimanfaatkan oleh Hidemasa Morita untuk mencetak gol.
Advertisement
3. Bagaimana performa Jay Idzes sebagai kapten?
Jay Idzes kesulitan menutup ruang bagi lawan pada gol pertama, kedua, dan keempat Jepang, sehingga performanya dinilai belum optimal.