Sukses

Siapa Kim Jong Un, Pemimpin Korea Utara yang Ditakuti dan Penuh Kontroversi

Menguak fakta menarik dan kontroversial Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara yang ditakuti dengan gaya kepemimpinan otoriter.

Liputan6.com, Jakarta Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara yang dikenal penuh kontroversi, telah menarik perhatian dunia sejak pertama kali memegang kekuasaan pada 2011. Dikenal dengan gaya kepemimpinan yang otoriter, Kim menggantikan posisi ayahnya, Kim Jong Il, di usia yang sangat muda, yaitu 27 tahun. Di bawah kepemimpinannya, Korea Utara mengalami sejumlah perubahan drastis, baik dalam politik domestik maupun hubungan internasional.

Selain memimpin dengan tangan besi, Kim Jong Un juga mencatatkan dirinya sebagai sosok yang penuh misteri dan ditakuti. Berbagai kebijakan keras dan tindakan provokatif, termasuk uji coba senjata nuklir, telah membuatnya menjadi pusat perhatian global. Banyak yang menganggapnya sebagai pemimpin yang sangat ambisius, namun juga tak segan-segan melakukan tindakan represif demi menjaga kekuasaannya.

Kisah hidup Kim Jong Un menyimpan banyak fakta menarik yang jarang terungkap ke publik. Dari masa kecilnya yang penuh rahasia hingga naiknya dia menjadi Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim selalu berhasil menutupi berbagai informasi pribadi, membuat dunia hanya bisa berspekulasi tentang sosoknya yang sebenarnya.

2 dari 10 halaman

Masa Kecil Kim Jong Un yang Misterius

Tidak banyak yang diketahui mengenai masa kecil Kim Jong Un, terutama bagi dunia Barat. Pria kelahiran 8 Januari 1984 ini adalah anak kedua dari Kim Jong Il dan Ko Yong Hee, seorang penyanyi opera terkenal di Korea Utara. Menurut berbagai laporan, Kim menghabiskan masa sekolahnya di Swiss dengan nama samaran. Ia bersekolah di Bern, Swiss, di mana teman-teman sekelasnya mengenalnya sebagai anak yang cerdas tetapi pemalu, serta sangat menyukai basket dan idolanya, Michael Jordan.

Selama masa sekolah di luar negeri, Kim Jong Un belajar dengan identitas yang disamarkan sebagai anak staf kedutaan Korea Utara. Setelah menyelesaikan pendidikan di Swiss, ia kembali ke Pyongyang dan melanjutkan studinya di Universitas Militer Kim Il Sung. Di universitas tersebut, Kim mempelajari strategi militer, yang kemudian sangat memengaruhi gaya kepemimpinannya saat ini.

Kim Jong Un mulai menunjukkan ketertarikannya pada militer sejak muda, sering menemani ayahnya dalam berbagai inspeksi militer. Pengalaman ini memperkuat posisinya sebagai calon penerus kepemimpinan Korea Utara, terutama setelah ayahnya, Kim Jong Il, mempercayakan sejumlah tugas militer kepadanya.

3 dari 10 halaman

Menjadi Pemimpin Tertinggi di Usia Muda

Pada Desember 2011, setelah kematian Kim Jong Il, Kim Jong Un diangkat sebagai Pemimpin Tertinggi Korea Utara. Pengangkatan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat usianya yang masih muda dan minimnya pengalaman. Namun, Kim segera menunjukkan kekuatannya dengan mengambil alih berbagai posisi strategis, termasuk Sekretaris Pertama Partai Buruh Korea dan Ketua Komisi Militer Pusat.

Dalam waktu singkat, Kim mulai mengonsolidasikan kekuasaannya dengan gaya kepemimpinan yang sangat otoriter. Ia memperkuat kendali militer serta memulai program senjata nuklir yang ambisius. Pada Desember 2013, Kim mengejutkan dunia dengan mengeksekusi Jang Song Thaek, pamannya sendiri, yang dianggap sebagai ancaman potensial bagi kekuasaannya. Eksekusi ini dianggap sebagai sinyal bahwa Kim tidak akan ragu-ragu dalam menyingkirkan siapa pun yang dianggap sebagai lawan.

Tindakan keras ini menegaskan gaya kepemimpinan Kim yang tegas dan represif. Eksekusi terhadap Jang Song Thaek juga menyebabkan ketegangan hubungan dengan China, yang sebelumnya dekat dengan Korea Utara melalui peran Jang sebagai perantara diplomasi.

 

4 dari 10 halaman

Kontroversi Program Senjata Nuklir

Kim Jong Un dikenal karena kebijakan provokatifnya, terutama terkait program senjata nuklir Korea Utara. Sejak menjabat, Kim mempercepat pengembangan senjata nuklir dan sering kali mengabaikan tekanan internasional. Pada tahun 2013, Korea Utara melakukan uji coba nuklir pertamanya di bawah kepemimpinan Kim, yang memicu kecaman dari berbagai negara.

Uji coba tersebut berlanjut hingga beberapa tahun berikutnya, dengan puncaknya pada tahun 2017 ketika Korea Utara mengklaim berhasil melakukan uji bom hidrogen. Selain itu, Kim juga mengembangkan rudal balistik jarak jauh yang mampu mencapai wilayah Amerika Serikat, meningkatkan ketegangan di kawasan Asia Timur.

Menurut laporan media internasional, uji coba rudal yang dilakukan pada tahun 2022 menggunakan Hwasong-17, jenis rudal balistik antarbenua (ICBM) yang memiliki jangkauan lebih dari 15.000 kilometer. Tindakan ini dianggap sebagai bentuk perlawanan Kim terhadap sanksi dan tekanan diplomatik dari negara-negara Barat.

5 dari 10 halaman

Diplomasi yang Fluktuatif dengan Negara Lain

Meski dikenal sebagai pemimpin yang keras, Kim Jong Un juga beberapa kali menunjukkan usaha untuk berdamai dengan negara lain. Pada tahun 2018, Kim bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam pertemuan bersejarah di Singapura. Pertemuan ini dianggap sebagai langkah penting menuju denuklirisasi semenanjung Korea.

Selain dengan Amerika Serikat, Kim juga berusaha memperbaiki hubungan dengan Korea Selatan. Pertemuan antara Kim, Donald Trump, dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, di Zona Demiliterisasi (DMZ) pada tahun yang sama menjadi simbol upaya perdamaian. Namun, hubungan diplomatik tersebut tidak berlangsung lama, karena pada tahun 2020, Kim memutuskan untuk mengakhiri perjanjian denuklirisasi.

Langkah ini memperburuk ketegangan dan menunjukkan bahwa Kim tetap mengutamakan kekuatan militer sebagai cara mempertahankan posisinya. Hingga saat ini, hubungan Korea Utara dengan negara-negara lain masih fluktuatif dan penuh ketidakpastian.

6 dari 10 halaman

Kehidupan di Bawah Kepemimpinan Kim Jong Un

Di bawah kepemimpinan Kim Jong Un, kehidupan masyarakat Korea Utara semakin dibatasi. Menurut laporan dari pembelot yang dirilis oleh Sky News, kritik terhadap Kim Jong Un adalah hal yang sangat berbahaya. Siapa pun yang berani mengkritik pemimpin tertinggi ini dapat dijebloskan ke kamp penjara tanpa proses pengadilan yang jelas.

Komisi Penyelidikan PBB juga mencatat adanya pelanggaran hak asasi manusia yang serius di Korea Utara, termasuk penyiksaan, perbudakan, dan eksekusi tanpa pengadilan. Menurut laporan, kondisi penjara di Korea Utara sangat buruk, bahkan digambarkan lebih buruk daripada kehidupan hewan.

7 dari 10 halaman

Pertanyaan dan Jawaban: Apa yang membuat Kim Jong Un menjadi pemimpin Korea Utara yang kontroversial?

Kim Jong Un terkenal dengan gaya kepemimpinannya yang otoriter dan program nuklir yang provokatif, serta sering melakukan tindakan represif terhadap lawan politiknya.

8 dari 10 halaman

Kapan Kim Jong Un mulai memimpin Korea Utara?

Kim Jong Un mulai memimpin Korea Utara pada Desember 2011 setelah kematian ayahnya, Kim Jong Il.

9 dari 10 halaman

Bagaimana hubungan diplomasi Kim Jong Un dengan negara lain?

Meski terkadang menunjukkan upaya perdamaian, hubungan diplomasi Kim Jong Un dengan negara lain sering kali fluktuatif dan penuh ketegangan.

10 dari 10 halaman

Apa saja kebijakan kontroversial yang dilakukan Kim Jong Un?

Kim Jong Un mempercepat program senjata nuklir dan melakukan berbagai eksekusi terhadap pejabat tinggi yang dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaannya.

Video Terkini