Liputan6.com, Jakarta Memahami nama-nama wakil presiden 1-7 menjadi sangat penting dalam mempelajari sejarah perkembangan kepemimpinan negara Indonesia. Sebagai negara yang telah merdeka sejak tahun 1945, Indonesia telah memiliki berbagai tokoh penting yang mendampingi presiden dalam menjalankan roda pemerintahan, dimana setiap wakil presiden memiliki peran dan kontribusi yang unik dalam pembangunan bangsa.
Baca Juga
Advertisement
Mengikuti perjalanan sejarah, nama-nama wakil presiden 1-7 dalam periode pemerintahan Indonesia mencerminkan dinamika politik dan sosial yang terjadi di Indonesia dari masa ke masa. Dari Mohammad Hatta yang menjabat sebagai wakil presiden pertama hingga Ma'ruf Amin sebagai wakil presiden ketiga belas, setiap tokoh membawa karakteristik kepemimpinan dan pencapaian tersendiri yang mewarnai perjalanan bangsa Indonesia.
Dalam memahami sejarah kepemimpinan nasional, mempelajari nama-nama wakil presiden 1-7 beserta latar belakang dan kontribusi mereka menjadi hal yang fundamental. Melalui pemahaman yang mendalam tentang para tokoh ini, kita dapat melihat bagaimana peran wakil presiden berkembang dan bagaimana setiap individu memberikan sumbangsih mereka dalam membangun fondasi negara Indonesia.
Berikut ini daftar nama-nama wakil presiden 1-7 beserta latar belakang, yang telah Liputan6.com rangkum pada Minggu (17/11).
1. Mohammad Hatta (1945-1956)
Mohammad Hatta menjadi wakil presiden pertama yang mendampingi Soekarno dalam periode paling kritis bangsa Indonesia. Lahir di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902, Hatta dikenal sebagai proklamator kemerdekaan bersama Soekarno.
Selama 11 tahun masa jabatannya, Hatta memberikan kontribusi besar terutama dalam bidang ekonomi dan politik. Ia meletakkan dasar-dasar ekonomi kerakyatan dan sistem koperasi yang masih relevan hingga saat ini. Kepemimpinannya yang bijaksana dan pemikirannya yang visioner membuatnya dikenal sebagai "Bapak Koperasi Indonesia".
2. Sri Sultan Hamengkubuwana IX (1973-1978)
Setelah kekosongan posisi wakil presiden selama bertahun-tahun, Sri Sultan Hamengkubuwana IX yang lahir di Yogyakarta pada 12 April 1912 diangkat menjadi wakil presiden. Sebagai seorang bangsawan dan pemimpin Kesultanan Yogyakarta, beliau membawa wibawa dan kebijaksanaan dalam kepemimpinannya.
Sultan HB IX berhasil memadukan nilai-nilai tradisional dengan modernitas dalam menjalankan tugasnya. Kontribusinya yang besar dalam menjembatani kepentingan daerah dan pusat menjadikannya figur yang dihormati di seluruh Indonesia.
3. Adam Malik (1978-1983)
Adam Malik lahir di Pematangsiantar pada 22 Juli 1917. Sebelum menjabat sebagai wakil presiden, ia telah memiliki karir cemerlang sebagai diplomat dan pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Umum PBB.
Pengalamannya yang luas dalam diplomasi internasional membawa Indonesia ke posisi yang lebih kuat di kancah global. Selama masa jabatannya, ia berkontribusi besar dalam memperkuat hubungan luar negeri Indonesia dan membangun citra positif bangsa di mata dunia.
Advertisement
4. Umar Wirahadikusumah (1983-1988)
Umar Wirahadikusumah yang lahir di Situraja, Sumedang pada 10 Oktober 1924, membawa pengalaman militer yang kuat dalam jabatannya sebagai wakil presiden. Sebagai mantan perwira tinggi TNI, beliau memahami dengan baik aspek pertahanan dan keamanan negara.
Masa jabatannya ditandai dengan fokus pada stabilitas nasional dan pembangunan. Kontribusinya dalam menjaga keamanan dan mendukung program pembangunan pemerintah Orde Baru menjadi catatan penting dalam sejarah kepemimpinannya. Sikap tegas namun bijaksana menjadi ciri khas kepemimpinannya.
5. Sudharmono (1988-1993)
Sudharmono lahir di Cerme, Gresik pada 12 Maret 1927. Dengan latar belakang kombinasi militer dan hukum, beliau membawa perspektif baru dalam menjalankan tugas sebagai wakil presiden. Keahliannya dalam bidang hukum sangat membantu dalam perumusan berbagai kebijakan pemerintah.
Selama masa jabatannya, Sudharmono fokus pada penguatan sistem administrasi pemerintahan dan pengembangan kebijakan yang lebih terstruktur. Kontribusinya dalam memperbaiki tata kelola pemerintahan menjadi warisan penting bagi pemerintahan selanjutnya.
6. Try Sutrisno (1993-1998)
Try Sutrisno, kelahiran Surabaya pada 15 November 1935, menjabat sebagai wakil presiden di masa-masa kritis menjelang reformasi. Sebagai mantan Panglima ABRI, beliau membawa pengalaman kepemimpinan militer yang panjang ke dalam jabatannya.
Masa jabatannya bertepatan dengan periode yang penuh tantangan, terutama menjelang krisis ekonomi 1998. Try Sutrisno berperan penting dalam upaya menjaga stabilitas nasional di tengah berbagai gejolak politik dan ekonomi yang terjadi saat itu.
7. B.J. Habibie (14 Maret 1998 - 21 Mei 1998)
B.J. Habibie, lahir di Pare-Pare pada 25 Juni 1936, meski hanya menjabat singkat sebagai wakil presiden, namun memberikan dampak signifikan dalam sejarah Indonesia. Latar belakangnya sebagai ilmuwan dan teknokrat membawa warna berbeda dalam kepemimpinan nasional.
Meskipun hanya menjabat selama sekitar dua bulan sebagai wakil presiden sebelum akhirnya menggantikan Soeharto sebagai presiden, kontribusi Habibie tidak dapat dipisahkan dari perannya dalam transisi Indonesia menuju era reformasi. Visinya tentang pengembangan teknologi dan modernisasi Indonesia masih relevan hingga saat ini.
8. Megawati Soekarnoputri (1999-2001)
Megawati Soekarnoputri, putri Presiden Soekarno yang lahir di Yogyakarta pada 23 Januari 1947, menjadi wakil presiden perempuan pertama dalam sejarah Indonesia. Beliau mendampingi Presiden Abdurrahman Wahid dalam masa transisi demokrasi yang penuh tantangan.
Perannya sebagai wakil presiden mencerminkan kemajuan dalam kesetaraan gender dalam politik Indonesia. Meskipun masa jabatannya berakhir lebih awal karena kemudian menggantikan Abdurrahman Wahid sebagai presiden, kontribusinya dalam memperkuat demokrasi Indonesia tetap dikenang.
9. Hamzah Haz (2001-2004)
Hamzah Haz, yang lahir di Ketapang, Kalimantan Barat pada 15 Februari 1940, menjabat sebagai wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri. Sebagai tokoh politik dari kalangan Islam, beliau membawa perspektif keagamaan dalam kepemimpinan nasional.
Selama masa jabatannya, Hamzah Haz berkontribusi dalam menjembatani hubungan antara pemerintah dengan kelompok Islam. Perannya penting dalam menjaga keseimbangan politik dan harmoni sosial di tengah masa transisi demokrasi yang masih bergejolak.
Advertisement
10. Jusuf Kalla (2004-2009)
Jusuf Kalla, lahir di Watampone, Sulawesi Selatan pada 15 Mei 1942, menjabat sebagai wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono. Latar belakangnya sebagai pengusaha sukses membawa pendekatan pragmatis dan berorientasi hasil dalam pemerintahan.
Periode pertama Jusuf Kalla sebagai wakil presiden ditandai dengan berbagai terobosan kebijakan ekonomi dan penanganan bencana alam, terutama pasca tsunami Aceh. Gaya kepemimpinannya yang langsung dan tegas membawa dinamika baru dalam politik nasional.
11. Boediono (2009-2014)
Boediono, kelahiran Blitar pada 25 Februari 1943, membawa keahlian ekonomi yang mendalam ke dalam jabatannya sebagai wakil presiden. Sebagai akademisi dan mantan Gubernur Bank Indonesia, beliau memberikan kontribusi signifikan dalam pengelolaan ekonomi nasional.
Masa jabatannya ditandai dengan fokus pada stabilitas ekonomi dan reformasi birokrasi. Pendekatan teknokratis dan profesionalnya dalam menangani berbagai isu ekonomi membantu Indonesia melewati krisis global 2008-2009 dengan relatif baik.
12. Jusuf Kalla (2014-2019)
Pada periode keduanya sebagai wakil presiden, kali ini mendampingi Joko Widodo, Jusuf Kalla kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam menangani berbagai isu nasional. Pengalamannya dari periode sebelumnya membuat kinerjanya semakin matang.
Dalam periode ini, kontribusinya terlihat dalam penanganan berbagai konflik domestik dan diplomasi internasional. Perannya dalam menjembatani berbagai kepentingan politik dan mendukung program-program pemerintahan Jokowi sangat signifikan.
Â
13. Ma'ruf Amin (2019-2024)
K.H. Ma'ruf Amin, lahir di Tangerang pada 11 Maret 1943, membawa dimensi baru dalam kepemimpinan nasional sebagai ulama senior yang menjabat wakil presiden. Latar belakangnya sebagai ketua MUI dan tokoh NU memberikan perspektif keagamaan yang kuat dalam pemerintahan.
Selama masa jabatannya, Ma'ruf Amin berkontribusi dalam menjaga keharmonisan hubungan antara pemerintah dan umat Islam, serta memberikan pandangan moderat dalam berbagai isu keagamaan dan sosial. Perannya penting dalam memperkuat moderasi beragama di Indonesia.
Â
Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
Setelah melalui proses pemilihan umum dan penetapan resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih untuk periode 2024-2029. Penetapan ini tertuang dalam Berita Acara KPU No. 252/PL.01.9-BA/05/2024 yang dibacakan pada Sidang Pleno KPU tanggal 24 April 2024.
Berdasarkan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024, pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih telah dilaksanakan pada Minggu, 20 Oktober 2024. Prosesi pengucapan sumpah/janji ini akan berlangsung di gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta, menandai dimulainya kepemimpinan baru dalam pemerintahan Indonesia.
Advertisement