Liputan6.com, Jakarta Rumput di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, terus menjadi pusat perhatian, terutama menjelang pertandingan antara Timnas Indonesia dan Timnas Arab Saudi. Pertandingan ini dijadwalkan berlangsung di stadion tersebut pada hari Selasa, 19 November 2024.
Melalui akun Instagram resmi mereka, love_gbk, pengelola SUGBK membagikan informasi terbaru mengenai kondisi lapangan pada siang hari itu. Mereka membagikan beberapa foto yang menunjukkan situasi terkini.
Baca Juga
Maarten Paes Wajib Waspada! Bintang Jepang Siap Manfaatkan Rumput GBK untuk Gol Kejutan ke Gawang Timnas Indonesia
Netizen Geram Lihat Rumput GBK Bocel-Bocel Jelang Timnas Indonesia Vs Jepang: Kita Dikibulin, Ini Terlalu Parah!
Foto Shin Tae-Yong Cek Rumput SUGBK Jelang Laga Timnas Indonesia vs Jepang, Begini Kondisinya
"Pagi ini, Selasa (19/11), SUGBK kembali melakukan perawatan rutin untuk mempersiapkan pertandingan antara Indonesia dan Arab Saudi dalam Kualifikasi Piala Dunia," demikian pernyataan dari pengelola SUGBK melalui akun Instagram resmi mereka, love_gbk.
Advertisement
Usaha Tanpa Henti
Dalam sejumlah foto yang dibagikan, terlihat beberapa bagian lapangan menunjukkan ketidakrataan. Bahkan, ada area yang tampak mengalami pengelupasan rumput.
Pihak pengelola Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menyatakan bahwa mereka telah berupaya keras untuk merawat dan menjaga kualitas rumput tersebut.
"Kami terus berkomitmen untuk melakukan perawatan demi memastikan lapangan SUGBK tetap dalam kondisi terbaik. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih atas masukan dan perhatian luar biasa dari #GBKPeople serta seluruh pecinta sepak bola di Indonesia," ungkap mereka dengan tegas.
Advertisement
Sulit Pindah ke Stadion Lain
Dengan kondisi lapangan yang kurang ideal, masyarakat mendesak PSSI untuk memindahkan pertandingan kandang Timnas Indonesia ke stadion lain.
Namun, Erick Thohir berpendapat bahwa lokasi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang strategis di pusat kota, serta dikelilingi oleh berbagai akses transportasi umum seperti MRT, menjadikannya mudah dijangkau oleh para penonton.
"Jika kita melihat ekspektasi saat ini, menerapkan standar yang sama di tempat lain akan jauh lebih rumit," kata Erick Thohir.