Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 132 hamster lepas dari kandangnya di ruang kargo pesawat Airbus A320 milik TAP Air Portugal. Insiden di pesawat ini terjadi saat pesawat mendarat di Ponta Delgada, ibu kota Kepulauan Azores, Selasa lalu. Akibatnya, pesawat batal terbang kembali ke Lisbon selama empat hari demi menangkap hewan pengerat yang masih berkeliaran.
Para pekerja pemeliharaan dan petugas bagasi langsung dikerahkan untuk menangkap hamster-hamster tersebut. Sayangnya, hingga tadi malam, sebanyak 16 hamster masih belum ditemukan di pesawat. Kejadian ini bermula saat kandang hamster yang dikirim ke toko hewan di pulau itu ditemukan dalam kondisi rusak.
Advertisement
Baca Juga
Hamster-hamster ini diduga melarikan diri akibat kandang yang tidak memenuhi standar keamanan. Insiden ini pun menyebabkan keterlambatan pesawat dan kerugian waktu operasional bagi maskapai TAP Air Portugal. Hingga kini, pihak maskapai belum memberikan komentar resmi terkait peristiwa unik ini.
Kasus ini menjadi perhatian karena kemampuan hamster menggerogoti kabel listrik yang berpotensi membahayakan sistem pesawat. Gigi tajam hewan pengerat ini bahkan mampu merusak material seperti aluminium dan tembaga. Berikut Liputan6.com merangkum kisah ini melansir dari Daily Mail, Selasa (19/11/2024).
Pelarian Massal Hamster di Kargo Pesawat
Insiden ini bermula saat kandang hewan di ruang kargo ditemukan dalam kondisi rusak. Sebanyak 132 hamster yang diangkut dari Lisbon ke Azores berhasil kabur dari kandangnya. Hewan-hewan ini langsung menyebar di seluruh ruang kargo, membuat kekacauan besar.
Pihak pemeliharaan langsung bekerja keras mencari dan menangkap hewan pengerat yang berkeliaran. Hingga malam berikutnya, sebanyak 16 hamster masih belum berhasil ditemukan. Salah satu sumber menyebut, “Pencarian terus dilakukan untuk memastikan keselamatan penerbangan.”
Kondisi ini diperparah oleh potensi bahaya yang ditimbulkan oleh hamster, seperti menggigit kabel listrik di pesawat. Hewan pengerat ini memiliki kebiasaan menggigit material keras untuk menjaga ketajaman gigi. Karenanya, pencarian menjadi prioritas sebelum pesawat diizinkan terbang kembali.
Advertisement
Risiko Hamster Mengancam Keselamatan Penerbangan
Hamster dikenal memiliki gigi seri yang sangat tajam dan dapat merusak kabel penting. Di dalam pesawat, kabel listrik yang digigit bisa menyebabkan gangguan teknis serius. Ini menjadi salah satu alasan utama mengapa penerbangan tak bisa dilanjutkan.
Menurut pakar hewan, kebiasaan menggigit pada hamster merupakan naluri alami untuk mengasah gigi mereka. Jika dibiarkan, hewan ini bisa mengunyah material pesawat seperti aluminium atau tembaga. “Kerusakan akibat gigitan ini bisa sangat mahal dan membahayakan,” kata seorang teknisi.
Situasi di ruang kargo Airbus A320 pun diibaratkan seperti medan perburuan. Para petugas mengenakan sarung tangan untuk menghindari gigitan tajam hamster saat mencoba menangkap mereka. Pekerjaan ini memakan waktu berhari-hari hingga dianggap aman.
Proses Penangkapan Hamster yang Tak Mudah
Para pekerja harus memeriksa setiap sudut ruang kargo dengan teliti. Hamster sering bersembunyi di tempat-tempat sulit dijangkau, seperti di balik panel atau di antara barang bawaan. Petugas menggunakan perangkap khusus untuk memancing hewan keluar dari persembunyian.
Beberapa hamster berhasil ditangkap dalam kondisi baik dan segera dikeluarkan dari pesawat. Meski begitu, proses penangkapan menghadapi tantangan besar karena ruang kargo yang luas. “Kami harus memastikan tidak ada satupun hewan yang tersisa sebelum pesawat terbang,” ujar seorang petugas pemeliharaan.
Hingga kini, TAP Air Portugal belum memberikan penjelasan mengapa kandang hamster tidak memenuhi standar. Kejadian ini menjadi pelajaran penting untuk memastikan pengiriman hewan dilakukan sesuai prosedur keamanan.
Advertisement
Pesawat Gagal Terbang Karena Melanggar Jam Malam
Insiden pesawat batal terbang juga pernah terjadi akibat melanggar aturan jam malam di bandara. Salah satu contohnya adalah penerbangan dari Dubai ke London yang mendarat terlambat di Heathrow. Akibatnya, pesawat tidak diizinkan mendarat dan harus dialihkan ke bandara lain.
Penerbangan ini sempat tertunda karena kondisi udara panas di Dubai, yang memaksa sebagian barang dikeluarkan untuk menyesuaikan berat pesawat. Sayangnya, keterlambatan ini membuat pesawat melampaui batas waktu pendaratan yang diizinkan di Heathrow. Pilot pun harus mengarahkan pesawat ke bandara Gatwick sebagai alternatif.
Masalah tak berhenti di situ, karena Gatwick saat itu menghadapi kendala teknis di landasan pacu. “Setelah tiba satu jam terlambat di bandara yang tepat, kami sekarang terlambat tiga jam di bandara yang salah,” ungkap Simon Calder, seorang penumpang yang terdampak insiden tersebut.