Liputan6.com, Jakarta Nama Eliano Reijnders mencuat menjadi perbincangan hangat ketika Timnas Indonesia bertanding melawan Jepang dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026. Hal ini disebabkan oleh keputusan pelatih Shin Tae-yong yang mencoret winger berusia 24 tahun tersebut dari daftar susunan pemain (DSP). Banyak pihak mempertanyakan keputusan Shin Tae-yong untuk tidak menyertakan Eliano Reijnders dalam DSP.
Sebelumnya, saat pertandingan melawan China, pemain yang memiliki darah Indonesia-Belanda ini juga tidak terlihat dalam line-up Timnas Indonesia. Eliano, yang merupakan adik dari gelandang AC Milan, Tijjani Reijnders, resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 30 Oktober 2024, bersamaan dengan Mees Hilgers dari FC Twente. Eliano telah mencatatkan debutnya bersama Tim Garuda saat bermain imbang 2-2 melawan Bahrain.
Baca Juga
Pada pertandingan tersebut, Eliano Reijnders tampil selama 45 menit setelah menggantikan Sandy Walsh di babak kedua. Namun, sejak penampilan perdananya bersama Timnas Indonesia, pemain PEC Zwolle di Eredivisie Belanda ini belum kembali mendapatkan kepercayaan dari Shin Tae-yong.
Advertisement
1. Alasan Coret Eliano Reijnders
Shin Tae-yong akhirnya mengungkapkan alasan di balik keputusannya untuk tidak memasukkan Eliano Reijnders ke dalam skuad dalam pertandingan yang berakhir dengan kekalahan 0-4 dari Jepang di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Jumat malam, 15 November 2024. Apa yang sebenarnya dikatakan oleh pelatih asal Korea Selatan ini?
Menurut Shin Tae-yong, Eliano belum memenuhi standar yang dibutuhkan untuk bergabung dengan Timnas Indonesia. Namun, ia tidak merinci lebih lanjut mengenai aspek mana yang dianggapnya belum memadai. Apakah ini murni karena tidak sesuai dengan strategi permainan tim atau ada pertimbangan lain yang mendasari keputusannya?
"Untuk Eliano Reijnders tidak dapat masuk skuad karena, menurut saya tidak baik untuk masuk ke skuad Timnas Indonesia. Jadi saya memilih seperti itu," ujar Shin Tae-yong.
Sebagai informasi tambahan, sampai berita ini dirilis, Eliano Reijnders akhirnya masuk dalam daftar pemain cadangan saat laga Timnas Indonesia melawan Arab Saudi dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026. Laga tersebut berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta pada Selasa (19/11/2024) malam WIB.
Advertisement
2. Spekulasi Publik
Pernyataan Shin Tae-yong memicu beragam reaksi dari para pecinta sepak bola di Indonesia. Banyak yang merasa tidak puas dengan alasan pelatih berusia 54 tahun tersebut dalam memutuskan untuk tidak menurunkan mantan pemain FC Utrecht U-21 itu.
Kolom komentar di akun Instagram Shin Tae-yong, yang pernah menjadi pelatih Timnas Korea Selatan, langsung dibanjiri oleh para suporter. Banyak netizen yang mendesak Shin untuk kembali memberikan kesempatan bermain kepada Eliano. Ada juga yang menuduh Shin sebagai pelatih yang egois, tidak profesional, dan mudah terbawa perasaan.
Sebagian netizen berspekulasi bahwa pencoretan Eliano dari Daftar Skuad Permanen (DSP) disebabkan oleh masalah lain, bukan karena dia tidak pantas masuk dalam skuad Timnas Indonesia. Jika alasan Shin memang benar, mengapa Eliano sampai dinaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI)?
3. Kaitkan Masalah Elkan Baggott
Masalah pemain yang tidak dapat bermain untuk Timnas Indonesia bukanlah hal baru. Sudah banyak kejadian serupa, dan salah satu yang masih teringat adalah kasus Elkan Baggott. Ketidakhadiran Eliano Reijnders dalam dua pertandingan terakhir menimbulkan tanda tanya besar.
Banyak pendukung Timnas Indonesia yang mulai membandingkan situasi Eliano dengan apa yang dialami Elkan Baggott. Bek tinggi asal Blackpool tersebut sudah lama tidak terlihat dalam skuad Timnas Indonesia. Terakhir kali ia membela Garuda adalah di Piala Asia 2023.
Setelah itu, Elkan Baggott seakan menghilang dari radar. Kabarnya, Baggott tidak lagi dipanggil ke Timnas Indonesia karena tidak memenuhi undangan Shin Tae-yong untuk memperkuat tim dalam pertandingan play-off Olimpiade 2024 di Paris pada bulan Mei lalu.
Di sisi lain, Shin Tae-yong dikenal sebagai pelatih yang tegas dan tidak berkompromi soal disiplin. Baginya, profesionalisme baik di dalam maupun di luar lapangan adalah kunci kesuksesan tim.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement