Liputan6.com, Jakarta Sistem perpajakan menjadi salah satu indikator penting dalam mengukur kesejahteraan dan pembangunan suatu negara. Beberapa negara memilih untuk menerapkan tarif pajak tinggi demi menyediakan layanan publik berkualitas, sementara yang lain justru meniadakan pajak sama sekali namun tetap mampu memberikan standar hidup yang baik bagi warganya.
Baca Juga
Advertisement
Di era modern ini, perdebatan tentang tinggi rendahnya pajak terus berlanjut. Negara-negara Skandinavia yang terkenal dengan pajak tingginya justru sering menduduki peringkat teratas dalam hal kebahagiaan dan kesejahteraan warganya. Di sisi lain, beberapa negara bebas pajak di Timur Tengah dan Karibia juga mampu menawarkan kualitas hidup yang tidak kalah menarik.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam negara-negara dengan pajak tertinggi dan terendah di dunia, serta membandingkan fasilitas dan layanan publik yang mereka tawarkan. Mari kita lihat apakah besaran pajak yang dibayarkan sebanding dengan manfaat yang diterima masyarakat, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (20/11/2024).
Negara dengan Pajak Tertinggi di Dunia 2024
Fenomena pajak tinggi seringkali dikaitkan dengan negara-negara maju yang memiliki sistem kesejahteraan sosial yang mapan. Berdasarkan data terkini dari PricewaterhouseCoopers (PwC) dan Trading Economics, beberapa negara konsisten menerapkan tarif pajak yang signifikan untuk membiayai berbagai program sosial dan pembangunan infrastruktur. Menariknya, meskipun memberlakukan pajak tinggi, negara-negara ini justru memiliki tingkat kepuasan hidup warga yang tinggi berkat layanan publik berkualitas yang mereka terima.
1. Finlandia (57,30%)
Finlandia memimpin daftar negara dengan pajak tertinggi di dunia, menerapkan tarif pajak penghasilan pribadi sebesar 57,30%. Pendapatan dari pajak ini dimanfaatkan untuk membangun sistem pendidikan yang diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia, dengan menyediakan pendidikan gratis dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Setiap warga negara mendapatkan akses ke fasilitas pendidikan berkualitas tinggi, termasuk perpustakaan modern, laboratorium canggih, dan program pertukaran internasional.
Di bidang kesehatan, Finlandia mengoperasikan sistem kesehatan universal yang menjamin setiap warga mendapatkan perawatan medis berkualitas dengan biaya minimal. Infrastruktur negara ini juga tergolong sangat maju, dengan jaringan transportasi publik yang efisien, jalan raya berkualitas tinggi, dan akses internet cepat yang menjangkau hingga ke pelosok negeri.
2. Denmark (55,90%)
Denmark menerapkan pajak penghasilan sebesar 55,90% dan menggunakan dana ini untuk membangun sistem kesejahteraan sosial yang komprehensif. Negara ini terkenal dengan program tunjangan pengangguran yang generous, dimana warga yang kehilangan pekerjaan tetap bisa mempertahankan standar hidup yang layak selama mencari pekerjaan baru.
Sistem pensiun Denmark juga menjadi contoh bagi banyak negara, dengan jaminan hari tua yang memadai dan perawatan lansia berkualitas. Fasilitas publik di Denmark dirancang dengan sangat baik, mencakup taman kota yang luas, jaringan jalur sepeda yang terintegras, dan pusat-pusat komunitas modern yang menjadi pusat aktivitas sosial warga. Layanan pemerintah dijalankan dengan sistem digital yang efisien, menjamin transparansi dan responsivitas terhadap kebutuhan warga.
3. Jepang (55,95%)
Sebagai negara dengan populasi lansia terbesar di dunia, Jepang menerapkan pajak penghasilan 55,95% untuk mendukung berbagai program sosial, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan lansia. Program pensiun nasional Jepang merupakan salah satu yang terbaik, menyediakan tidak hanya dukungan finansial tetapi juga fasilitas perawatan khusus dan program aktivitas sosial bagi para lansia.
Infrastruktur transportasi Jepang menjadi tolok ukur dunia, dengan sistem kereta api yang terkenal tepat waktu dan teknologi shinkansen yang menjadi kebanggaan nasional. Keamanan publik menjadi prioritas utama, tercermin dari tingkat kejahatan yang sangat rendah dan kehadiran sistem koban (pos polisi lingkungan) yang tersebar di seluruh negeri. Jepang juga terus mengembangkan teknologi canggih untuk mendukung layanan publik, dari sistem peringatan bencana hingga manajemen lalu lintas pintar.
Advertisement
Negara dengan Pajak Terendah di Dunia 2024
Di sisi lain spektrum perpajakan global, terdapat beberapa negara yang mampu mempertahankan ekonomi yang kuat tanpa mengandalkan pajak penghasilan. Fenomena ini umumnya ditemui di negara-negara yang memiliki sumber pendapatan alternatif yang substansial, seperti cadangan minyak bumi, industri pariwisata yang kuat, atau sektor keuangan yang maju. Menariknya, beberapa negara bebas pajak ini justru menawarkan standar hidup yang sangat tinggi dan fasilitas modern yang tidak kalah dengan negara-negara berpajak tinggi.
1. United Arab Emirates (0%)
Uni Emirat Arab (UEA) telah lama menjadi contoh bagaimana sebuah negara dapat berkembang pesat tanpa mengandalkan pajak penghasilan. Pendapatan negara ini terutama berasal dari industri minyak dan gas, yang dikelola dengan sangat efisien untuk mendanai pembangunan infrastruktur modern dan layanan publik.
Dubai dan Abu Dhabi, dua emirat terpenting UEA, telah bertransformasi menjadi metropolis futuristik dengan gedung-gedung pencakar langit yang ikonik, sistem transportasi canggih, dan pusat perbelanjaan kelas dunia. Pemerintah UEA juga menyediakan berbagai subsidi untuk warga lokalnya, termasuk listrik, air, perumahan, dan layanan kesehatan modern. Program pembangunan ambisius negara ini terus berlanjut dengan fokus pada diversifikasi ekonomi, pengembangan teknologi, dan peningkatan kualitas hidup penduduk.
2. Bahamas (0%)
Kepulauan Bahamas membuktikan bahwa sebuah negara dapat makmur tanpa mengandalkan pajak penghasilan melalui pengembangan sektor pariwisata dan jasa keuangan yang cerdas. Negara kepulauan ini telah membangun reputasi sebagai surga wisata premium dengan pantai-pantai eksotis dan resort mewah yang menarik wisatawan kelas atas dari seluruh dunia. Sektor perbankan offshore yang kuat juga memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian negara.
Infrastruktur Bahamas terus berkembang dengan pembangunan pelabuhan modern, bandara internasional bertaraf dunia, dan jaringan jalan raya yang menghubungkan pulau-pulau utama. Meskipun biaya hidup cenderung tinggi, penduduk Bahamas menikmati standar hidup yang baik dengan akses ke fasilitas modern dan layanan berkualitas.
3. Monaco (0%)
Monaco, meskipun merupakan negara terkecil kedua di dunia, telah memposisikan dirinya sebagai surga bagi kaum ultra-kaya dengan kebijakan bebas pajak penghasilannya. Keamanan di Monaco berada pada level tertinggi di dunia, dengan sistem pengawasan canggih dan kehadiran polisi yang signifikan, menjadikannya salah satu negara teraman untuk ditinggali.
Layanan kesehatan di Monaco terkenal dengan kualitas premiumnya, didukung oleh rumah sakit dan klinik yang dilengkapi teknologi medis terkini. Infrastruktur kota-negara ini dirancang untuk memenuhi standar tertinggi, dari marina yacht mewah hingga kasino Monte Carlo yang legendaris. Kebersihan kota terjaga sempurna, transportasi publik berjalan efisien, dan setiap sudut kota mencerminkan kemewahan serta prestige yang menjadi ciri khas Monaco.
Perbandingan Kualitas Layanan Publik
Membandingkan kualitas layanan publik antara negara dengan pajak tertinggi dan terendah memberikan wawasan menarik tentang berbagai model pengelolaan kesejahteraan masyarakat. Meskipun menggunakan pendekatan yang sangat berbeda dalam pembiayaan layanan publik, kedua kelompok negara ini sama-sama berusaha memberikan standar hidup terbaik bagi warganya. Perbedaan utama terletak pada filosofi pemerataan kesejahteraan dan aksesibilitas layanan, yang tercermin dalam sistem yang mereka terapkan.
Negara Pajak Tinggi: Universalitas dan Pemerataan
Negara-negara dengan pajak tinggi seperti Finlandia, Denmark, dan Jepang menerapkan prinsip universalitas dalam penyediaan layanan publik. Sistem kesehatan mereka memberikan akses yang sama kepada seluruh warga negara, tanpa memandang status ekonomi. Setiap warga berhak mendapatkan perawatan medis berkualitas tinggi dengan biaya minimal atau bahkan gratis. Di sektor pendidikan, sistem yang mereka terapkan menjamin bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan berkualitas dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Program jaminan sosial yang komprehensif melindungi warga dari berbagai risiko kehidupan, mulai dari tunjangan pengangguran hingga jaminan hari tua.
Namun, sistem ini juga menghadapi tantangan tersendiri. Tingginya pajak menciptakan tekanan pada kelas menengah yang harus menyerahkan sebagian besar pendapatannya untuk mendanai layanan publik. Biaya hidup di negara-negara ini cenderung tinggi, sebagian karena beban pajak yang besar. Sistem birokrasi yang kompleks terkadang juga menimbulkan inefisiensi dalam penyediaan layanan, meskipun secara umum tetap berjalan dengan baik.
Negara Bebas Pajak: Eksklusivitas dan Kemewahan
Di sisi lain, negara-negara bebas pajak seperti UAE, Monaco, dan Bahamas mengadopsi pendekatan berbeda dalam penyediaan layanan publik. Mereka menawarkan fasilitas dan infrastruktur modern yang seringkali melebihi standar internasional. Pusat perbelanjaan mewah, sistem transportasi canggih, dan fasilitas kesehatan premium menjadi ciri khas negara-negara ini. Daya beli masyarakat yang tinggi, didukung oleh tidak adanya pajak penghasilan, memungkinkan warga untuk menikmati gaya hidup mewah.
Akan tetapi, model ini memiliki keterbatasannya sendiri. Akses ke layanan premium seringkali tergantung pada kemampuan finansial individu, menciptakan kesenjangan sosial yang lebih terlihat. Ketergantungan pada sumber daya alam atau sektor tertentu (seperti minyak atau pariwisata) membuat ekonomi mereka lebih rentan terhadap fluktuasi pasar global. Selain itu, beberapa layanan mungkin tidak tersedia bagi non-warga atau pekerja asing, menciptakan sistem dua tingkat dalam masyarakat.
Implikasi bagi Masa Depan
Kedua model ini memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana negara dapat mengatur kesejahteraan warganya. Negara pajak tinggi membuktikan bahwa sistem universal dapat menciptakan masyarakat yang lebih merata dan terjamin, meskipun dengan biaya ekonomi yang signifikan. Sementara itu, negara bebas pajak menunjukkan bahwa kemakmuran dan layanan berkualitas dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya alternatif yang cerdas, meskipun mungkin tidak selalu dapat diakses secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat.
Meskipun terdapat perbedaan signifikan dalam penerapan sistem perpajakan, baik negara dengan pajak tertinggi maupun terendah memiliki keunggulan dan tantangan masing-masing. Negara-negara Skandinavia dengan pajak tinggi berhasil menciptakan sistem kesejahteraan sosial yang komprehensif, sementara negara-negara bebas pajak seperti UAE dan Monaco mampu menawarkan gaya hidup mewah dan fasilitas modern berkat sumber pendapatan alternatif mereka.
Yang menarik, kedua model ini tampaknya berhasil dalam konteks masing-masing. Kuncinya bukan hanya pada tinggi rendahnya pajak, tetapi pada bagaimana pendapatan tersebut dikelola dan didistribusikan untuk kesejahteraan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada sistem yang sempurna, dan setiap negara perlu menyesuaikan kebijakan pajaknya dengan kondisi dan sumber daya yang dimiliki.
Advertisement