Liputan6.com, Jakarta Tekanan darah tinggi atau hipertensi dikenal sebagai "silent killer" karena sering kali tidak menunjukkan gejala namun dapat berujung pada komplikasi serius. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab utama stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal. Oleh karena itu, penting untuk mengenali penyebab, cara mengontrol, dan risiko hipertensi sejak dini.
Salah satu faktor yang banyak disebut terkait hipertensi adalah konsumsi garam. Natrium dalam garam dianggap memiliki dampak buruk bagi penderita darah tinggi karena dapat meningkatkan tekanan darah secara signifikan. Meski demikian, banyak orang bertanya-tanya: apakah darah tinggi bisa sembuh sepenuhnya?
Ada bocoran penting dari pakar kesehatan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tentang kaitan garam dengan penderita hipertensi atau darah tinggi. Artikel ini akan membahas secara rinci hubungan garam dan hipertensi, serta langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengelola kondisi ini. Berikut informasinya, dirangkum Liputan6 dari berbagai sumber, Jumat (22/11).
Advertisement
1. Apa Itu Hipertensi dan Penyebabnya?
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang berada di atas batas normal, yaitu lebih dari 130/80 mmHg. Penyakit ini sering kali tidak bergejala, tetapi dapat menyebabkan kerusakan serius pada pembuluh darah jika tidak diobati.
Faktor penyebab hipertensi meliputi pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, kelebihan berat badan, stres berlebihan, dan konsumsi garam atau natrium secara berlebihan. Selain itu, faktor genetik dan usia juga berkontribusi terhadap risiko hipertensi.
Penderita hipertensi perlu memahami penyebab kondisi ini agar dapat melakukan langkah pencegahan dan pengelolaan yang tepat. Konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan untuk mengetahui penyebab pasti dan rencana penanganan yang sesuai.
Advertisement
2. Apakah Hipertensi Bisa Sembuh? Sumbernya Ada di Garam
Hipertensi adalah penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi tekanan darah dapat dikontrol hingga mendekati normal. Dengan pola hidup sehat, beberapa penderita bahkan dapat mengurangi ketergantungan pada obat-obatan.
Dokter Spesialis di Klinik Endokrin RSA UGM Ali Baswedan, Sp.PD-KEMD menyarankan penderita hipertensi untuk fokus pada pengelolaan jangka panjang, termasuk diet rendah garam, olahraga teratur, dan penghindaran stres. Menurutnya, sumber garam sebagai salah pemicu utama hipertensi.
Ditekankan Ali Baswedan, garam mengandung Natrium dengan sifat jahat untuk tubuh. Jika dikonsumsi secara terus menerus maka natrium akan masuk sel, pada saat masuk sel maka cairan juga akan masuk kedalam semua sehingga bisa berlebih. Dalam kondisi ini, jantung akan memompa lebih kuat sehingga menaikkan tensi.
Penting bagi para penderita hipertensi memahami bahwa penyakit ini bisa dikurangi kadarnya dengan menjalani pemeriksaan rutin guna memantau perkembangan tekanan darah. Mengurangi konsumsi garam serta melakukan kontrol berkala dapat mencegah komplikasi serius seperti stroke, gagal ginjal, dan serangan jantung.
3. Mengapa Garam Berbahaya bagi Penderita Hipertensi?
WHO diketahui merekomendasikan konsumsi garam kurang dari 5 gram per hari bagi penderita hipertensi. Namun, dalam praktiknya, banyak orang sulit membatasi konsumsi garam karena makanan olahan dan camilan yang tinggi kandungan natrium.
Untuk mengontrol hipertensi, penderita disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan tinggi garam seperti camilan, saus, dan makanan cepat saji. Mengganti garam dengan rempah-rempah alami juga bisa menjadi alternatif yang lebih sehat.
Advertisement
4. Hubungan Gaya Hidup dengan Pengendalian Hipertensi
Mengontrol hipertensi tidak hanya bergantung pada pengurangan garam, tetapi juga melibatkan perubahan gaya hidup secara keseluruhan. Aktivitas fisik, pengelolaan stres, dan pola makan sehat merupakan langkah penting dalam pengendalian hipertensi.
Pakar kesehatan merekomendasikan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau yoga selama 30 menit setiap hari. Selain itu, konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur dan buah, dapat membantu menurunkan tekanan darah secara alami.
Menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol juga berperan besar dalam menjaga tekanan darah tetap stabil.
5. Peran Obat Antihipertensi dalam Pengobatan
Penderita hipertensi sering kali memerlukan obat antihipertensi untuk membantu menurunkan tekanan darah. Namun, obat-obatan ini harus dikonsumsi sesuai anjuran dokter dan tidak boleh dihentikan tanpa konsultasi.
Beberapa jenis obat antihipertensi bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah, mengurangi volume darah, atau memperlambat denyut jantung. Penggunaan obat ini perlu disertai dengan gaya hidup sehat agar hasilnya lebih optimal.
Jika tekanan darah sudah stabil, dokter mungkin akan menyesuaikan dosis atau jenis obat untuk mengurangi efek samping.
Advertisement
6. Jenis-Jenis Hipertensi yang Perlu Diketahui
Ada beberapa jenis hipertensi yang memerlukan penanganan berbeda, seperti hipertensi primer, sekunder, jas putih, dan hipertensi malam hari. Hipertensi primer biasanya terjadi tanpa penyebab yang jelas, sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti penyakit ginjal atau gangguan hormon.
Hipertensi jas putih adalah kondisi di mana tekanan darah naik hanya saat berada di lingkungan medis, sedangkan hipertensi malam hari terjadi ketika tekanan darah meningkat saat tidur.
Mengetahui jenis hipertensi dapat membantu dokter memberikan pengobatan yang lebih spesifik dan efektif untuk pasien.
7. Langkah Pencegahan Hipertensi Sejak Dini
Pencegahan hipertensi dapat dimulai dengan pola makan sehat, aktivitas fisik, dan pemeriksaan tekanan darah secara rutin. Hindari makanan tinggi garam, lemak jenuh, dan gula, serta perbanyak konsumsi makanan kaya serat seperti sayuran dan buah.
Aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau berenang dapat membantu menjaga tekanan darah tetap normal. Selain itu, penting untuk mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga.
Pemeriksaan tekanan darah secara berkala juga sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi. Deteksi dini memungkinkan pengobatan lebih cepat dan efektif.
Advertisement
Pertanyaan dan Jawaban (FAQ): Apakah hipertensi bisa sembuh total?
Hipertensi tidak bisa sembuh total, tetapi dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan.
Mengapa garam berbahaya bagi penderita darah tinggi?
Natrium dalam garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan menarik cairan ke dalam pembuluh darah, sehingga memperberat kerja jantung.
Advertisement
Berapa lama hipertensi bisa dikontrol?
Durasi kontrol hipertensi bervariasi, tergantung pada respons pasien terhadap perubahan gaya hidup dan pengobatan.