Liputan6.com, Jakarta Setiap tanggal 25 November, lagu Hymne Guru selalu menggema di berbagai sudut Indonesia, mengiringi perayaan Hari Guru Nasional. Lagu ini tidak hanya menjadi pengiring upacara, tetapi juga simbol penghormatan kepada para guru yang berjasa dalam membangun generasi penerus bangsa.
Diciptakan oleh Sartono, seorang guru seni musik dari Madiun, Jawa Timur, pada era 1980-an, lagu ini membawa pesan yang dalam tentang pengabdian guru sebagai pelita dalam kegelapan. Meskipun Sartono sendiri adalah seorang guru honorer, lirik ciptaannya menggambarkan besarnya peran guru dengan penuh penghormatan dan rasa syukur.
Baca Juga
Namun, di balik kemegahan melodi dan liriknya, tersimpan cerita inspiratif dari perjuangan Sartono dalam menciptakan lagu ini. Mulai dari tantangan hidup sebagai guru honorer hingga pengakuan nasional yang akhirnya ia raih, Hymne Guru menjadi bukti dedikasi tak tergoyahkan kepada dunia pendidikan.
Advertisement
Awal Mula Hymne Guru: Inspirasi dari Kehidupan Sartono
Sartono menciptakan Hymne Guru pada tahun 1980 untuk mengikuti sebuah sayembara yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Nasional. Ia hanya memiliki waktu dua minggu untuk menulis lirik dan melodi yang menggambarkan sosok guru sebagai pahlawan.
Inspirasi lagu ini berasal dari pengalamannya sendiri sebagai guru honorer yang penuh keterbatasan. Selama bertahun-tahun, Sartono mengajar tanpa status Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tanpa jaminan dana pensiun, namun tetap mengabdikan diri kepada dunia pendidikan.
Dalam lagu ini, ia menggambarkan guru sebagai “pelita dalam kegelapan” dan “patriot tanpa tanda jasa.” Kiasan-kiasan tersebut lahir dari pandangannya terhadap profesi guru yang dianggapnya setara dengan pahlawan bangsa, meski sering kali kurang dihargai.
Advertisement
Makna Mendalam di Balik Lirik Hymne Guru
Lirik Hymne Guru mengandung pesan yang mendalam tentang peran guru sebagai sosok sentral dalam pendidikan. Frasa seperti “Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku” dan “Engkau bagai pelita dalam kegelapan” menggambarkan penghormatan tulus kepada pengabdian guru.
Melodi sederhana namun penuh emosional dari lagu ini semakin mempertegas pesan moral tentang pentingnya menghormati guru. Tidak heran, lagu ini menjadi favorit untuk dinyanyikan dalam upacara peringatan Hari Guru Nasional maupun Hari Pendidikan Nasional.
Makna “guru sebagai patriot tanpa tanda jasa” dalam lirik juga mencerminkan perjuangan Sartono dan banyak pendidik lainnya yang bekerja tanpa pamrih demi mencerdaskan bangsa. Lagu ini menjadi simbol penghormatan bagi semua guru di Indonesia.
Lirik lagu Hymne Guru
Terpujilah
Wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup
Dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir
Di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Terpujilah wahai ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir didalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau bagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa
Advertisement
Pengakuan Nasional: Hymne Guru Jadi Lagu Wajib
Setelah memenangkan sayembara, Hymne Guru resmi dijadikan lagu wajib nasional pada tahun 1980. Lagu ini segera mendapatkan tempat di hati masyarakat, khususnya di kalangan pendidik dan siswa.
Selain hadiah uang Rp750 ribu dari sayembara, Sartono juga menerima penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2000 dan 2005 atas kontribusinya melalui lagu ini.
Sebagai lagu wajib, Hymne Guru kini selalu dikumandangkan dalam upacara bendera di sekolah-sekolah, khususnya saat peringatan Hari Guru dan Hari Pendidikan Nasional. Lagu ini menjadi warisan budaya yang terus menghormati jasa para guru di seluruh Indonesia.
Tantangan Moral: Pesan Sartono untuk Generasi Muda
Dalam wawancaranya pada 2008, Sartono mengungkapkan keprihatinannya terhadap menurunnya penghormatan siswa kepada guru. Ia merasa kewibawaan guru mulai luntur, terbukti dengan banyaknya berita tentang siswa yang bersikap kurang sopan terhadap guru.
Ia berharap lagu Hymne Guru dapat menjadi pengingat pentingnya hubungan harmonis antara siswa dan guru. Menurutnya, hubungan yang baik di sekolah akan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan maksimal.
Pesan ini relevan hingga kini, di mana pendidikan moral menjadi bagian penting dalam mendidik generasi muda untuk lebih menghargai para pendidik mereka.
Advertisement
Warisan Sartono: Inspirasi yang Tak Lekang oleh Waktu
Meskipun Sartono telah berpulang pada 1 November 2015 akibat komplikasi kesehatan, warisannya tetap hidup melalui lagu Hymne Guru. Lagu ini tidak hanya menjadi penghormatan bagi para guru, tetapi juga simbol abadi dari perjuangan dan dedikasi Sartono terhadap dunia pendidikan.
Kesederhanaan liriknya mencerminkan kebijaksanaan seorang guru yang menginspirasi jutaan pendengar di Indonesia. Dengan melodi yang menenangkan dan penuh makna, Hymne Guru terus membawa semangat perjuangan pendidikan ke generasi berikutnya.
Kini, lagu ini menjadi bagian tak terpisahkan dari peringatan Hari Guru dan Hari Pendidikan, menyatukan bangsa dalam penghormatan kepada para pahlawan tanpa tanda jasa.
Apa tema utama dari lagu Hymne Guru?
Tema utama adalah penghormatan kepada guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk pendidikan.
Advertisement
Kapan Hymne Guru pertama kali diperkenalkan?
Lagu ini diperkenalkan pada tahun 1980 setelah Sartono memenangi sayembara penciptaan lagu.
Apa makna frasa “pelita dalam kegelapan” dalam lagu Hymne Guru?
Frasa ini menggambarkan peran guru yang memberikan ilmu dan bimbingan kepada murid, seperti cahaya yang menerangi kegelapan.
Advertisement
Mengapa lagu ini sering dinyanyikan pada Hari Guru Nasional?
Karena lagu ini menjadi simbol penghormatan terhadap jasa guru yang berjasa membangun generasi penerus bangsa.