Sukses

Persaingan Ketat Paslon PDIP vs KIM PLUS di Pilkada 2024, Koalisi Gendut Potensial Kuasai 4 Daerah Ini

Pilkada 2024 menyajikan persaingan ketat antara PDIP dan KIM Plus di DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Siapa yang akan mendominasi?

Liputan6.com, Jakarta Pilkada serentak 2024 yang akan berlangsung pada Rabu (27/11/2024) menjadi ajang pertarungan sengit antara dua kekuatan besar: PDIP dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. 

Empat daerah strategis, yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara, menjadi medan pertempuran utama. Paslon dari kedua koalisi ini bersaing memperebutkan suara pemilih dengan strategi yang intens di minggu-minggu terakhir menjelang pencoblosan.

Meski KIM Plus memiliki keunggulan di beberapa daerah, persaingan dengan PDIP tetap ketat, terutama di DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Berikut analisis tren elektabilitas dari empat wilayah tersebut.

2 dari 10 halaman

1. DKI Jakarta: Persaingan Ketat RIDO vs Pram-Doel

DKI Jakarta menjadi salah satu wilayah dengan persaingan paling ketat antara pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) yang diusung KIM Plus dan Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) dari PDIP.

Hasil Survei:

  • PolMark: Elektabilitas RIDO turun drastis dari 51,3% pada September menjadi 34,8% di November, sedangkan Pram-Doel naik signifikan dari 31,1% menjadi 40,3%.
  • Indopolling Network: Pram-Doel unggul dengan 47,3% dibandingkan RIDO yang memperoleh 39,4%.
  • SMRC: Pram-Doel kembali unggul dengan 46% suara, sementara RIDO mendapat 39,1%.

Analisis:

Popularitas Rano Karno sebagai ikon budaya Betawi memberikan keunggulan emosional yang sulit ditandingi oleh Ridwan Kamil. Selain itu, mesin politik PDIP lebih solid dibandingkan KIM Plus yang kurang efektif memobilisasi suara di Jakarta.

3 dari 10 halaman

2. Jawa Tengah: Luthfi-Yasin Unggul Tipis dari Andika-Hendi

Di Jawa Tengah, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin (KIM Plus) bersaing ketat dengan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (PDIP).

Hasil Survei:

  • Indikator Politik: Luthfi-Yasin unggul dengan 47,19%, sementara Andika-Hendi mendapat 43,46%.
  • SMRC: Andika-Hendi sedikit unggul dengan 50,4%, dibandingkan Luthfi-Yasin yang mendapat 47%.
  • Litbang Kompas: Andika-Hendi unggul tipis dengan 28,8%, melawan Luthfi-Yasin yang memperoleh 28,1%.

Analisis:

Selisih elektabilitas kedua paslon sangat tipis, dengan banyaknya pemilih yang belum menentukan pilihan. Mesin politik KIM Plus yang didukung basis religius Taj Yasin cukup kuat, tetapi Andika-Hendi memiliki daya tarik sebagai representasi PDIP yang dominan di Jawa Tengah.

4 dari 10 halaman

3. Jawa Timur: Dominasi Khofifah-Emil

Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak (KIM Plus) menunjukkan dominasi kuat di Jawa Timur, mengalahkan pasangan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (PDIP).

Hasil Survei:

  • LSI: Khofifah-Emil unggul dengan 67%, sedangkan Risma-Gus Hans hanya memperoleh 19,1%.
  • Poltracking: Khofifah-Emil mendapatkan 67,5%, jauh meninggalkan Risma-Gus Hans di angka 24,6%.
  • Litbang Kompas: Khofifah-Emil tetap unggul dengan 52,5%, sementara Risma-Gus Hans mendapat 20,9%.

Analisis:

Sebagai gubernur petahana, Khofifah memiliki keunggulan dalam pengalaman dan jaringan politik, yang sulit disaingi oleh Risma. Dukungan Emil Dardak sebagai tokoh muda juga menambah daya tarik pasangan ini.

5 dari 10 halaman

4. Sumatera Utara: Kekuatan Bobby Nasution-Surya

Di Sumatera Utara, pasangan Bobby Nasution-Surya (KIM Plus) unggul telak dari Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala (PDIP).

Hasil Survei:

Indikator Politik: Bobby-Surya memimpin dengan 62%, sementara Edy-Hasan hanya memperoleh 29,1%.

Litbang Kompas: Bobby-Surya mendapat 44,9%, jauh di atas Edy-Hasan yang hanya memperoleh 28%.

Analisis:

Sebagai menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution memiliki akses politik dan dukungan publik yang besar. Posisi Edy sebagai gubernur petahana tampaknya tidak cukup kuat untuk menyaingi popularitas Bobby.

6 dari 10 halaman

Tren Elektabilitas dan Potensi Pemenang

Dari empat wilayah utama, KIM Plus menunjukkan dominasi kuat di Jawa Timur dan Sumatera Utara. Namun, di DKI Jakarta dan Jawa Tengah, persaingan dengan PDIP masih sangat ketat, dengan banyak pemilih yang belum menentukan pilihan.

Kunci kemenangan:

  • DKI Jakarta: Penguatan mesin partai dan pendekatan ke komunitas lokal, khususnya Betawi.
  • Jawa Tengah: Konsolidasi suara pemilih undecided.
  • Jawa Timur: Mempertahankan basis suara petahana.
  • Sumatera Utara: Mengoptimalkan dukungan tokoh lokal dan strategi kampanye.
7 dari 10 halaman

Apa yang menjadi fokus persaingan di DKI Jakarta?

Persaingan fokus pada popularitas figur seperti Ridwan Kamil dan Rano Karno, serta efektivitas mesin partai pengusung.

8 dari 10 halaman

Siapa yang unggul di Jawa Timur?

Khofifah-Emil dari KIM Plus unggul telak dengan elektabilitas di atas 65% dalam beberapa survei.

9 dari 10 halaman

Apakah PDIP masih memiliki peluang di Jateng?

Ya, pasangan Andika-Hendi memiliki peluang besar karena selisih elektabilitas dengan Luthfi-Yasin sangat tipis.

10 dari 10 halaman

Mengapa Bobby Nasution unggul di Sumut?

Kedekatannya dengan Presiden Jokowi dan popularitas lokal menjadi faktor utama kemenangan Bobby-Surya.

Â