Liputan6.com, Jakarta Pilkada Solo 2024 menjadi panggung politik yang penuh sorotan, terutama karena keterlibatan nama besar seperti Jokowi dan Megawati dalam mendukung pasangan calon (paslon) masing-masing.
Pilwalkot kali ini mempertemukan pasangan Teguh Prakosa-Bambang Nugroho, yang didukung PDIP, melawan Respati Ardi-Astrid Widayani dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, gerbong politik Jokowi.
Baca Juga
Hasil survei Litbang Kompas pada 20 November 2024 menunjukkan Teguh-Bambang unggul dengan elektabilitas 34,9%, sementara Respati-Astrid meraih 23,4%. Meski demikian, dengan 41,7% pemilih yang masih bimbang, peluang kedua paslon tetap terbuka lebar. Bagaimana dinamika persaingan ini berkembang menjelang hari pencoblosan?
Advertisement
1. Teguh-Bambang Unggul Tipis dalam Survei Litbang Kompas
Paslon Teguh Prakosa-Bambang Nugroho, yang diusung PDIP, mencatat elektabilitas tertinggi berdasarkan survei Litbang Kompas. Dukungan 34,9% ini diklaim hasil dari intensitas kampanye langsung ke masyarakat.
Kampanye Agresif:
Bambang Nugroho, yang akrab disapa Bambang Gage, mengaku timnya melakukan kampanye hingga 15 titik per hari.
“Unggul 11 persen karena kami terus maksimal bertemu masyarakat, dari pagi hingga malam,” kata Bambang.
Antisipasi Praktik Tak Terpuji:
Meski unggul, Bambang menyebutkan adanya laporan masyarakat terkait dugaan politik uang dari pihak lawan.
“Kami dapat laporan dari masyarakat terkait pemberian uang, sembako, dan barang-barang lainnya,” ujarnya.
Advertisement
2. Jokowi Blak-blakan Mendukung Respati-Astrid
Di sisi lain, Respati Ardi-Astrid Widayani, yang diusung KIM Plus, mendapat dukungan langsung dari Jokowi. Dukungan ini menjadi faktor penting dalam upaya paslon nomor urut 2 untuk mengejar ketertinggalan.
Alasan Dukungan Jokowi:
Jokowi menyatakan keyakinannya bahwa Respati-Astrid mampu melanjutkan komunikasi baik dengan pemerintah pusat. “Saya memberikan dukungan itu pasti saya memiliki keyakinan bahwa beliau-beliau ini mampu. Capable,” ujar Jokowi.
Optimis Meski Tertinggal:
Meskipun survei menunjukkan Respati hanya meraih 23,4%, ia tetap percaya diri. “Masih adanya pemilih bimbang yang besar artinya masyarakat masih melihat kualitas paslon,” katanya.
3. Pemilih Bimbang Jadi Penentu
Salah satu faktor utama yang akan menentukan hasil Pilwalkot Solo adalah kelompok pemilih bimbang, yang mencapai 41,7%. Baik Teguh-Bambang maupun Respati-Astrid berfokus menggarap segmen ini dengan strategi berbeda.
Strategi Teguh-Bambang:
Paslon PDIP mengandalkan kampanye langsung untuk mendekatkan diri dengan masyarakat dan memanfaatkan basis loyal PDIP yang kuat di Solo.
Strategi Respati-Astrid:
Paslon KIM Plus menitikberatkan pada kampanye dengan suasana gembira dan rapat umum untuk menyampaikan visi-misi. “Kami akan mengajak masyarakat ke TPS, karena ini bukan hanya tentang Respati-Astrid, tapi masa depan Kota Solo,” kata Respati.
Advertisement
4. Pertarungan Jokowi vs Megawati di Solo
Pilkada Solo 2024 tidak hanya menjadi pertarungan antar paslon, tetapi juga mencerminkan rivalitas politis antara Jokowi dan Megawati. Jokowi, yang mendukung Respati-Astrid, bersaing dengan Megawati yang berada di balik paslon PDIP, Teguh-Bambang.
Simbol Politik Nasional:
Solo sebagai kota kelahiran Jokowi menjadi simbol penting bagi pertarungan ini. Jika Respati menang, hal ini akan memperkuat posisi KIM Plus di daerah dengan sejarah PDIP yang kuat.
PDIP Menjaga Basis Tradisional:
Sebagai partai yang mengakar di Solo, PDIP berupaya menjaga dominasinya dengan menonjolkan figur Teguh Prakosa sebagai kader senior dan Bambang sebagai tokoh muda yang dekat dengan masyarakat.
Siapa yang unggul dalam survei terbaru?
Survei Litbang Kompas menunjukkan pasangan Teguh-Bambang unggul dengan 34,9%, sedangkan Respati-Astrid meraih 23,4%. Namun, 41,7% pemilih masih bimbang.
Advertisement
Mengapa Jokowi mendukung Respati-Astrid?
Jokowi menyebut Respati-Astrid mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah pusat dan melanjutkan proyek-proyek strategis.
Apa tantangan utama bagi Teguh-Bambang?
Selain mempertahankan keunggulan elektabilitas, Teguh-Bambang harus mengantisipasi potensi politik uang yang dapat memengaruhi pemilih bimbang.
Advertisement