Liputan6.com, Jakarta Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan memiliki peran vital dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam penggunaannya, kita sering menemui istilah kata baku dan tidak baku yang menjadi pembeda antara bahasa formal dan informal. Pemahaman tentang KBBI kata baku dan tidak baku menjadi kunci penting dalam berkomunikasi secara efektif di berbagai situasi.
Seiring perkembangan zaman dan pengaruh teknologi, penggunaan bahasa Indonesia terus mengalami dinamika. Masyarakat kerap mencampuradukkan kata baku dan kata tidak baku dalam komunikasi sehari-hari. Padahal, kemampuan membedakan dan menggunakan kata baku dengan tepat sangat diperlukan, terutama dalam konteks formal seperti pendidikan, pekerjaan, dan komunikasi resmi.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang KBBI kata baku dan tidak baku, mulai dari pengertian, fungsi, cara mengidentifikasi, hingga daftar lengkap kata baku yang perlu Anda ketahui, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (26/11/2024).
Advertisement
Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku
Sebelum mendalami penggunaan kata baku dalam bahasa Indonesia, penting bagi kita untuk memahami terlebih dahulu konsep dasar kata baku dan tidak baku. Pemahaman ini akan menjadi fondasi dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sesuai dengan konteks dan situasinya.
Kata baku merupakan kata yang penulisan dan pengucapannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan dalam bahasa Indonesia. Kaidah ini mengacu pada tiga pedoman utama: Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam konteks formal, kata baku menjadi standar yang harus diikuti untuk memastikan keseragaman dan ketepatan penggunaan bahasa.
Di sisi lain, kata tidak baku adalah kata yang penulisan atau pengucapannya menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia standar. Kata tidak baku sering muncul karena pengaruh bahasa daerah, bahasa asing, atau kebiasaan berbahasa yang kurang tepat dalam masyarakat. Meskipun penggunaannya wajar dalam percakapan sehari-hari, kata tidak baku sebaiknya dihindari dalam situasi formal.
Pembakuan kata dalam bahasa Indonesia tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses yang panjang dan pertimbangan linguistik yang matang. Proses ini melibatkan berbagai aspek, termasuk etimologi (asal-usul kata), fonologi (sistem bunyi), morfologi (pembentukan kata), dan semantik (makna kata). Sebuah kata dapat dianggap baku ketika telah melalui proses standardisasi dan mendapat pengakuan resmi dari lembaga bahasa yang berwenang.
Pemahaman tentang kata baku dan tidak baku menjadi sangat penting dalam konteks penggunaan bahasa Indonesia modern. Di era digital yang penuh dengan variasi bahasa dan pengaruh asing, kemampuan membedakan dan menggunakan kata baku dengan tepat dapat membantu kita berkomunikasi secara efektif sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Meskipun kata tidak baku memiliki tempatnya sendiri dalam komunikasi informal, penguasaan kata baku tetap menjadi keterampilan yang esensial, terutama dalam lingkungan profesional dan akademis.
Advertisement
Ciri-Ciri Kata Baku
Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita perlu memahami karakteristik yang membedakan kata baku dari kata tidak baku. Ciri-ciri kata baku ini tidak hanya membantu kita dalam mengidentifikasi kata yang sesuai kaidah, tetapi juga memberikan panduan dalam memilih kata yang tepat untuk berbagai konteks komunikasi. Berikut adalah penjelasan detail tentang ciri-ciri kata baku dalam bahasa Indonesia:
1. Kesesuaian dengan Kaidah Resmi
Kata baku harus sesuai dengan tiga pedoman utama bahasa Indonesia: KBBI, EYD, dan PUEBI. Kesesuaian ini tidak hanya mencakup penulisan, tetapi juga pengucapan dan penggunaan dalam kalimat. Misalnya, kata "praktik" adalah bentuk baku yang sesuai KBBI, bukan "praktek" yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Ketaatan pada kaidah ini menjamin keseragaman penggunaan bahasa dalam konteks formal.
2. Bebas dari Pengaruh Dialek
Kata baku tidak mengandung unsur dialek atau bahasa daerah tertentu. Ini penting untuk menjaga netralitas dan universalitas bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Sebagai contoh, kata "banget" yang berasal dari dialek Jakarta harus diganti dengan "sangat" dalam penggunaan bahasa baku. Bahasa daerah memang memperkaya khasanah bahasa Indonesia, tetapi dalam konteks formal, kata-kata dari bahasa daerah yang belum dibakukan harus dihindari.
3. Penggunaan dalam Situasi Formal
Kata baku umumnya digunakan dalam situasi formal seperti dokumen resmi, karya ilmiah, pidato kenegaraan, atau komunikasi di lingkungan pendidikan dan pemerintahan. Ini memberikan kesan profesional dan menunjukkan penghormatan terhadap konteks formal. Penggunaan kata baku dalam situasi formal juga membantu menghindari kesalahpahaman dan menjaga kewibawaan pembicara atau penulis.
4. Kejelasan Makna
Setiap kata baku memiliki definisi yang jelas dan tidak ambigu. Makna kata baku telah ditetapkan dalam KBBI dan konsisten dalam penggunaannya. Contohnya, kata "berdasarkan" memiliki makna yang lebih jelas dibandingkan "berdasar" dalam konteks formal. Kejelasan makna ini penting untuk memastikan pesan tersampaikan dengan tepat tanpa menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda.
5. Konsistensi dalam Penulisan dan Pengucapan
Kata baku memiliki standar penulisan dan pengucapan yang konsisten. Tidak ada variasi atau alternatif dalam penulisan maupun pengucapannya. Misalnya, kata "sistem" selalu ditulis dengan "i", bukan "sistim". Konsistensi ini memudahkan pembelajaran dan penggunaan bahasa Indonesia yang standard.
6. Efisiensi Penggunaan
Kata baku mengutamakan efisiensi dalam penggunaan, menghindari pemborosan kata atau pleonasme. Sebagai contoh, menggunakan "agar" lebih efisien daripada "supaya agar" yang merupakan bentuk tidak baku dan berlebihan. Efisiensi ini membantu menciptakan komunikasi yang jelas dan langsung tanpa mengurangi makna yang ingin disampaikan.
Memahami dan menerapkan ciri-ciri kata baku ini sangat penting dalam penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Meskipun dalam komunikasi sehari-hari kita mungkin sering menggunakan kata tidak baku, kemampuan mengidentifikasi dan menggunakan kata baku sesuai konteks tetap menjadi keterampilan yang esensial. Penguasaan ciri-ciri kata baku tidak hanya membantu kita dalam berkomunikasi secara formal, tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap kelestarian dan perkembangan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Fungsi dan Pentingnya Kata Baku
Penggunaan kata baku dalam bahasa Indonesia memiliki peranan yang jauh lebih luas dari sekadar aturan kebahasaan. Kata baku menjadi instrumen penting dalam membangun komunikasi yang efektif, terutama dalam konteks formal dan profesional. Pemahaman tentang fungsi dan pentingnya kata baku akan membantu kita menghargai nilai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
1. Pemersatu Bahasa
Fungsi paling mendasar dari kata baku adalah sebagai pemersatu bahasa. Indonesia, dengan lebih dari 700 bahasa daerah, membutuhkan standarisasi bahasa untuk komunikasi nasional yang efektif. Kata baku menjembatani perbedaan dialek dan variasi bahasa yang ada di seluruh nusantara.
Dalam praktiknya, penggunaan kata baku memungkinkan dokumen resmi, buku pelajaran, dan komunikasi formal dapat dipahami secara seragam di seluruh wilayah Indonesia. Misalnya, kata "berdasarkan" yang baku akan memiliki makna dan penggunaan yang sama, baik di Aceh maupun di Papua, sehingga menghindari kesalahpahaman akibat perbedaan interpretasi.
2. Peningkatan Kredibilitas
Kata baku memainkan peran penting dalam membangun dan mempertahankan kredibilitas profesional. Dalam dunia akademis, bisnis, atau pemerintahan, penggunaan kata baku menunjukkan tingkat pendidikan, profesionalisme, dan perhatian terhadap detail dari pembicara atau penulis.
Ketika seseorang menggunakan kata baku dengan tepat dalam presentasi, laporan, atau komunikasi formal lainnya, hal ini mencerminkan kompetensi dan keseriusan dalam berkomunikasi. Sebaliknya, penggunaan kata tidak baku dalam konteks formal dapat mengurangi kredibilitas dan menimbulkan kesan kurang profesional.
3. Kejelasan Komunikasi
Kata baku berperan vital dalam menciptakan komunikasi yang jelas dan tepat. Definisi dan penggunaan kata baku yang telah distandarisasi membantu menghindari ambiguitas dan kesalahpahaman dalam penyampaian informasi.
Dalam dokumen hukum, kontrak bisnis, atau instruksi teknis, kejelasan adalah prioritas utama. Penggunaan kata baku memastikan bahwa setiap pihak memiliki pemahaman yang sama terhadap istilah dan konsep yang digunakan. Misalnya, penggunaan istilah teknis yang baku dalam manual produk akan memudahkan pengguna dalam memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan.
4. Pembentukan Identitas
Kata baku merupakan salah satu komponen penting dalam pembentukan identitas nasional. Melalui penggunaan bahasa Indonesia yang baku, kita mempertahankan dan mengembangkan karakteristik unik bahasa nasional di tengah pengaruh globalisasi.
Standardisasi bahasa melalui kata baku juga membantu mempertahankan keaslian bahasa Indonesia. Hal ini penting terutama di era digital, di mana pengaruh bahasa asing dan informal sangat kuat. Penggunaan kata baku membantu melestarikan warisan budaya linguistik Indonesia sekaligus mengakomodasi perkembangan zaman.
5. Kemudahan Pembelajaran
Kata baku memberikan acuan yang jelas bagi mereka yang sedang mempelajari bahasa Indonesia, baik penutur asli maupun orang asing. Dengan adanya standar yang jelas, proses pembelajaran menjadi lebih terstruktur dan sistematis.
Dalam konteks pendidikan, penggunaan kata baku memudahkan guru dalam mengajarkan bahasa Indonesia dan membantu siswa memahami penggunaan bahasa yang tepat sesuai konteks. Standarisasi ini juga memudahkan penyusunan materi pembelajaran dan evaluasi kemampuan berbahasa.
Memahami fungsi dan pentingnya kata baku merupakan langkah awal dalam mengembangkan kesadaran berbahasa yang baik. Penggunaan kata baku bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk kontribusi aktif dalam menjaga dan mengembangkan bahasa Indonesia. Meski dalam keseharian kita mungkin lebih sering menggunakan bahasa informal, kemampuan menggunakan kata baku sesuai konteks tetap menjadi keterampilan yang sangat berharga dalam kehidupan profesional dan akademis.
Advertisement
Cara Mengidentifikasi Kata Baku dan Tidak Baku
Membedakan kata baku dan tidak baku terkadang menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa menggunakan bahasa Indonesia formal. Kemampuan mengidentifikasi kata baku sangat penting dalam menulis dokumen resmi, karya ilmiah, atau berkomunikasi dalam situasi formal. Berikut adalah beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia.
1. Cek KBBI
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan rujukan utama dalam menentukan kebakuan sebuah kata. KBBI, baik dalam versi cetak maupun daring (online), memuat daftar lengkap kata-kata baku yang telah distandarisasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Dalam praktiknya, jika menemukan kata yang meragukan, langkah pertama adalah mencarinya di KBBI. Jika kata tersebut terdaftar dan tidak diberi tanda "cak." (cakapan) atau "ark." (arkais), maka kata tersebut adalah kata baku. Misalnya, kata "apotek" yang terdaftar di KBBI adalah bentuk baku, sedangkan "apotik" adalah bentuk tidak baku yang sering digunakan masyarakat.
2. Perhatikan Kaidah Ejaan
Identifikasi kata baku dapat dilakukan dengan memperhatikan kaidah ejaan yang berlaku sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Kaidah ini mencakup penulisan huruf, kata, dan tanda baca yang benar.
Beberapa contoh penerapan kaidah ejaan: kata yang mengandung 'f' seperti "aktif" adalah bentuk baku, bukan "aktip". Kata serapan dari bahasa asing juga memiliki aturan pembakuan tersendiri, seperti "musik" (baku) bukan "music" (tidak baku). Pemahaman tentang kaidah ejaan ini akan membantu kita mengenali kata baku dengan lebih mudah.
3. Analisis Pengaruh Bahasa Daerah
Kata-kata yang berasal dari bahasa daerah dan belum diserap secara resmi ke dalam bahasa Indonesia termasuk kategori tidak baku. Proses identifikasi melibatkan pemeriksaan apakah kata tersebut merupakan kata asli bahasa Indonesia atau kata serapan yang telah dibakukan.
Misalnya, kata "banget" yang berasal dari bahasa Jawa/Betawi adalah bentuk tidak baku, sedangkan "sangat" adalah bentuk bakunya. Kata "gede" (bahasa Sunda/Betawi) adalah bentuk tidak baku dari kata "besar". Penggunaan kata-kata daerah seperti ini harus dihindari dalam konteks formal.
4. Cermati Penggunaan Imbuhan
Penggunaan imbuhan yang tepat sesuai kaidah bahasa Indonesia menjadi salah satu indikator kebakuan kata. Proses pembentukan kata dengan imbuhan harus mengikuti aturan morfologi bahasa Indonesia yang baku.
Contohnya, kata "berubah" adalah bentuk baku yang dibentuk dengan imbuhan "ber-" pada kata dasar "ubah". Sedangkan penggunaan "rubah" untuk konteks perubahan adalah bentuk tidak baku. Demikian juga kata "menerjemahkan" (baku) vs "menterjemahkan" (tidak baku) yang menunjukkan perbedaan dalam penerapan kaidah imbuhan.
5. Periksa Konteks Penggunaan
Konteks penggunaan kata dapat membantu mengidentifikasi kebakuannya. Kata baku umumnya ditemukan dalam situasi formal seperti dokumen resmi, buku pelajaran, atau komunikasi profesional. Sebaliknya, kata tidak baku lebih sering muncul dalam percakapan sehari-hari atau komunikasi informal.
Perhatikan juga bagaimana kata tersebut digunakan dalam media massa resmi atau publikasi ilmiah. Sumber-sumber terpercaya ini umumnya menggunakan kata-kata baku dan dapat menjadi rujukan dalam mengidentifikasi kebakuan sebuah kata.
Kemampuan mengidentifikasi kata baku dan tidak baku merupakan keterampilan yang dapat dikembangkan melalui praktik dan pembiasaan. Pentingnya keterampilan ini tidak hanya terletak pada ketepatan penggunaan bahasa, tetapi juga pada kemampuan beradaptasi dengan berbagai situasi komunikasi. Dengan memahami dan menerapkan metode-metode identifikasi di atas, kita dapat lebih percaya diri dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai konteksnya.
Daftar Kata Baku dan Tidak Baku
Berikut ini adalah beberapa contoh kata baku dan tidak baku yang sering digunakan:
No | Kata Baku | Kata Tidak Baku |
---|---|---|
1 | abstrak | abstrak |
2 | afdal | afdol |
3 | aktivitas | aktifitas |
4 | analisis | analisa |
5 | andal | handal |
6 | apotek | apotik |
7 | asas | azas |
8 | atlet | atlit |
9 | baku | bako |
10 | boleh | bole |
11 | boneka | boneka |
12 | bus | bis |
13 | cabai | cabe |
14 | cedera | cidera |
15 | detail | detil |
16 | diagnosis | diagnosa |
17 | efektif | efektip |
18 | ekstra | extra |
19 | familier | familiar |
20 | februari | pebruari |
21 | fondasi | pondasi |
22 | formal | formil |
23 | foto | photo |
24 | guru | guru |
25 | hakikat | hakekat |
Memahami KBBI kata baku dan tidak baku merupakan keterampilan penting dalam berbahasa Indonesia. Penggunaan kata baku yang tepat tidak hanya menunjukkan kedisiplinan berbahasa, tetapi juga mencerminkan profesionalisme dan pemahaman konteks komunikasi.
Meski dalam pergaulan sehari-hari kita sering menggunakan kata tidak baku, penting untuk mengetahui dan mampu menggunakan kata baku ketika situasi mengharuskan, seperti dalam penulisan dokumen resmi, presentasi, atau komunikasi formal lainnya. Dengan memahami dan menerapkan penggunaan kata baku dengan tepat, kita turut berperan dalam melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Advertisement