Liputan6.com, Jakarta Effendi Simbolon, sosok yang telah menjadi wajah PDIP selama dua dekade, resmi dipecat dari partai berlambang banteng tersebut. Pemecatan ini mengakhiri perjalanan politiknya di partai besar yang ia wakili sejak tahun 2004. Namun, peristiwa ini tidak datang tiba-tiba; serangkaian kontroversi mewarnai perjalanan kariernya dalam beberapa tahun terakhir.
Pemecatan tersebut diumumkan secara resmi oleh DPP PDIP melalui surat keputusan yang ditandatangani oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto. Dalam surat tersebut, Effendi dinyatakan melanggar kode etik dan AD/ART partai. Berbagai pandangan muncul, mempertanyakan langkah Effendi mendukung Ridwan Kamil dan Prabowo Subianto di tengah sikap resmi PDIP.
Baca Juga
Bagaimana jejak kontroversi Effendi Simbolon ini bermula? Berikut kronologi lengkapnya.
Advertisement
Undangan kepada Prabowo di Rakernas Marga Simbolon
Pada Juli 2023, Effendi Simbolon menjadi sorotan karena menghadirkan Prabowo Subianto di acara Rakernas Marga Simbolon. Keputusan ini bertentangan dengan sikap PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa seluruh kader harus mendukung keputusan partai demi menjaga disiplin organisasi.
Namun, Effendi menyebutkan bahwa undangan tersebut dilandasi rasa hormat terhadap sosok Prabowo. Dalam pertemuan itu, ia memperkenalkan putranya kepada Menteri Pertahanan tersebut, menegaskan hubungan personal yang ia miliki.
Advertisement
Pernyataan Effendi Simbolon tentang Prabowo
Tidak berhenti pada undangan, Effendi Simbolon juga secara terbuka menyatakan bahwa Prabowo layak menjadi pemimpin Indonesia. Pernyataan ini dilontarkan di hadapan publik dan mengundang kritik dari internal PDIP. Partai yang sudah mendeklarasikan dukungannya kepada Ganjar melihat langkah Effendi sebagai pelanggaran serius.
Effendi mengungkapkan bahwa pernyataan tersebut adalah tanggung jawab moralnya sebagai individu. Kendati demikian, sikapnya ini disebut semakin memperkeruh hubungan dengan partai.
Dukungan kepada Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta
Pada November 2024, Effendi kembali menjadi pusat perhatian ketika secara terbuka mendukung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur DKI Jakarta. PDIP yang mengusung pasangan Pramono Anung dan Rano Karno melihat langkah ini sebagai bentuk pembangkangan.
Effendi hadir dalam deklarasi dukungan kepada Ridwan Kamil yang juga dihadiri oleh Presiden Jokowi. Dalam acara itu, Effendi menegaskan posisinya bersama Komunitas Batak Jakarta yang mendukung pasangan Ridwan Kamil dan Suswono.
Advertisement
Reaksi Publik dan Pandangan Pengamat
Publik merespons keputusan PDIP dengan beragam pendapat. Beberapa melihat langkah Effendi sebagai keberanian untuk bersikap berbeda, sementara yang lain menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran yang pantas mendapat sanksi tegas.
Pengamat politik menilai, pemecatan Effendi mencerminkan pentingnya disiplin partai dalam menghadapi tahun politik 2024. Namun, mereka juga menggarisbawahi potensi dampaknya terhadap loyalitas kader-kader lain di PDIP.
Mengapa Effendi Simbolon dipecat dari PDIP?
Effendi dipecat karena dianggap melanggar kode etik partai dengan mendukung Ridwan Kamil dan Prabowo Subianto, yang bertentangan dengan sikap resmi PDIP.
Advertisement