Bagaimana Sistem Passing Grade dalam Seleksi PPPK 2024? Total Skor Kini Jadi Penentu

Dalam kebijakan terbaru, passing grade tidak lagi digunakan dalam seleksi PPPK 2024. Sistem ini digantikan dengan pemeringkatan berdasarkan hasil tes kompetensi. Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan peluang yang lebih merata kepada seluruh peserta dengan menilai kinerja secara keseluruhan.

Keputusan untuk menghapus passing grade diambil oleh KemenPANRB sebagai langkah untuk mengoptimalkan proses seleksi. Sistem ini diharapkan dapat meminimalkan tekanan psikologis peserta, karena kelulusan tidak lagi bergantung pada batas nilai tertentu, melainkan pada peringkat terbaik.

Selain itu, penghapusan passing grade memungkinkan pemerintah untuk lebih fleksibel dalam menentukan kelulusan berdasarkan kebutuhan instansi dan kualitas peserta yang terdaftar. Dengan demikian, sistem ini tidak hanya mengedepankan hasil akademik, tetapi juga potensi kandidat secara menyeluruh.

Seleksi PPPK 2024 terdiri dari dua tahapan utama, yaitu seleksi administrasi dan seleksi kompetensi. Tahap administrasi bertujuan untuk memastikan kelengkapan dokumen dan kesesuaian dengan persyaratan yang ditentukan.

Pada seleksi kompetensi, peserta akan menghadapi empat jenis tes, yaitu tes kompetensi teknis, manajerial, sosial kultural, dan wawancara. Setiap tes memiliki bobot nilai yang berbeda, mencerminkan aspek penilaian yang diutamakan dalam seleksi PPPK 2024.

Tes dilakukan menggunakan sistem CAT untuk memastikan transparansi dan akurasi dalam penilaian. Setelah seluruh tahap dilalui, peserta akan diperingkat berdasarkan hasil tes kompetensi, dengan peringkat tertinggi menjadi prioritas kelulusan.

Tes kompetensi dalam seleksi PPPK 2024 dirancang untuk mengukur kemampuan peserta secara menyeluruh. Tes ini dibagi menjadi empat bagian, dengan rincian sebagai berikut:

1. Kompetensi teknis: 90 soal dengan bobot nilai terbesar.
2. Kompetensi manajerial: 25 soal untuk menilai kemampuan pengelolaan dan kepemimpinan.
3. Kompetensi sosial kultural: 20 soal yang menguji pemahaman tentang nilai-nilai sosial dan budaya.
4. Wawancara: 10 soal untuk mengukur kemampuan komunikasi dan analisis.

Durasi tes adalah 120 menit untuk peserta umum dan 150 menit untuk penyandang disabilitas sensorik netra. Waktu tambahan juga diberikan pada sesi wawancara untuk memastikan proses berjalan adil bagi semua peserta.

Sistem pemeringkatan dianggap lebih unggul dibandingkan passing grade, karena memberikan penilaian yang lebih komprehensif. Dengan sistem ini, peserta bersaing berdasarkan total skor yang diperoleh, tanpa harus terpaku pada nilai minimum tertentu.

Keunggulan lain dari sistem pemeringkatan adalah fleksibilitas dalam menentukan kelulusan sesuai dengan kebutuhan masing-masing instansi. Instansi dapat memilih kandidat terbaik berdasarkan peringkat tanpa dibatasi oleh standar nilai yang kaku.

Sistem ini juga mendorong peserta untuk fokus pada peningkatan hasil keseluruhan, sehingga kompetensi yang diuji mencerminkan kemampuan nyata mereka. Dengan demikian, pemeringkatan memberikan evaluasi yang lebih adil dan objektif.

Bagi calon peserta, persiapan yang matang adalah kunci untuk meraih peringkat terbaik dalam seleksi PPPK 2024. Langkah pertama adalah memahami jenis soal yang akan diujikan, seperti kompetensi teknis, manajerial, sosial kultural, dan wawancara.

Strategi belajar yang efektif meliputi latihan soal berbasis CAT untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam menjawab. Selain itu, peserta disarankan untuk membaca referensi terkait manajemen dan budaya kerja untuk menghadapi tes manajerial dan sosial kultural.

Persiapan mental juga penting, karena durasi tes yang panjang membutuhkan konsentrasi tinggi. Dengan strategi yang tepat, peserta memiliki peluang besar untuk meraih hasil terbaik dalam seleksi ini.

Tidak, seleksi PPPK 2024 tidak menggunakan passing grade, melainkan sistem pemeringkatan berdasarkan hasil tes.

Seleksi PPPK mencakup empat tes: kompetensi teknis, manajerial, sosial kultural, dan wawancara.

Total soal seleksi kompetensi adalah 145 soal, terdiri dari 90 soal teknis, 25 soal manajerial, 20 soal sosial kultural, dan 10 soal wawancara.

Kelulusan ditentukan berdasarkan pemeringkatan total skor peserta, tanpa nilai ambang batas tertentu.