Liputan6.com, Jakarta Banjir bandang yang melanda Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat, telah menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur dan lumpuhnya aktivitas masyarakat setempat. Selain menghanyutkan kendaraan dan merendam rumah, bencana ini turut memutus akses menuju beberapa destinasi wisata utama, termasuk Geopark Ciletuh.
Kejadian ini tak hanya berdampak pada kehidupan sehari-hari warga tetapi juga mengganggu sektor ekonomi dan pariwisata. Jembatan Cisantri yang menjadi penghubung utama menuju kawasan wisata kini tak dapat dilalui. Momen dramatis evakuasi korban banjir juga menarik perhatian, mengingat derasnya arus banjir.
Baca Juga
Dengan kondisi yang masih belum pulih sepenuhnya, pihak berwenang terus bekerja keras untuk mengevakuasi warga dan memperbaiki kerusakan. Warga diimbau tetap waspada mengingat potensi curah hujan yang masih tinggi.
Advertisement
Banjir Bandang Terjang Sukabumi: Mobil Hanyut dan Rumah Terendam
Banjir bandang terjadi akibat luapan Sungai Cikaso setelah hujan deras mengguyur sejak dini hari. Di Desa Datarnangka, sedikitnya enam minibus terseret arus banjir. Kawasan ini diketahui rawan banjir, terutama saat hujan berlangsung lama.
Hingga kini, BPBD Kabupaten Sukabumi masih mendata jumlah rumah terdampak. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian material diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Kondisi ini diperparah dengan curah hujan yang masih tinggi hingga hari ini.
Advertisement
Jembatan Cisantri Ambruk: Akses Wisata Geopark Ciletuh Terputus
Salah satu kerusakan infrastruktur terbesar adalah putusnya Jembatan Cisantri. Jembatan ini merupakan jalur utama yang menghubungkan Palabuhanratu dengan kawasan wisata Geopark Ciletuh. Akibat kerusakan ini, distribusi logistik dan aktivitas wisatawan terhenti total.
Warga yang ingin ke Ciletuh harus menggunakan jalur alternatif, namun waktu tempuh menjadi lebih lama. Kerusakan pada jembatan ini juga mengancam kelangsungan ekonomi lokal di sekitar kawasan wisata.
Evakuasi Dramatis di Palabuhanratu
Puskesmas Palabuhanratu terendam banjir hingga setinggi 1,5 meter. Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 24 orang, sebagian besar adalah pegawai puskesmas dan warga sekitar. Proses evakuasi dilakukan menggunakan perahu karet dan kano milik Basarnas dan kepolisian.
Beberapa warga di lokasi lain, seperti Gumelar, memilih tetap bertahan di rumah meskipun banjir merendam area mereka. Saat ini, tim SAR terus siaga untuk mengantisipasi situasi darurat yang mungkin terjadi.
Advertisement
Dampak Banjir di Cianjur: Desa Terendam dan Warga Mengungsi
Di Kabupaten Cianjur, banjir setinggi dua meter merendam Desa Mekarsari dan Sukamanah. BPBD setempat mengevakuasi 110 kepala keluarga ke aula desa terdekat. Kondisi serupa juga terjadi di Desa Kadupandak, di mana sebagian besar warga memilih mengungsi ke rumah saudara.
Curah hujan yang tinggi memicu meluapnya Sungai Cibuni dan Sungai Cibala, yang menyebabkan banjir meluas ke pemukiman. Pihak berwenang terus memantau situasi untuk mengantisipasi banjir susulan.
Imbauan Kewaspadaan dari BPBD
BPBD di Sukabumi dan Cianjur mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan. Potensi banjir susulan masih tinggi karena curah hujan diperkirakan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Jalur logistik dan pengungsian telah disiapkan untuk mendukung upaya tanggap darurat.
Warga diminta segera melapor ke posko bencana terdekat jika kondisi semakin memburuk. Petugas juga terus disiagakan untuk membantu proses evakuasi dan mendata dampak kerusakan.
Advertisement
Apa penyebab utama banjir bandang di Sukabumi?
Banjir bandang disebabkan oleh curah hujan tinggi yang memicu luapan sungai, terutama Sungai Cikaso.
Bagaimana dampak banjir terhadap pariwisata di Sukabumi?
Putusnya Jembatan Cisantri membuat akses ke Geopark Ciletuh terhenti total, mengganggu aktivitas wisatawan.
Advertisement
Berapa jumlah warga yang dievakuasi akibat banjir ini?
Di Palabuhanratu, tim SAR mengevakuasi 24 orang, sedangkan di Cianjur sekitar 110 kepala keluarga dipindahkan ke pengungsian.