Sukses

Daftar Warisan Budaya Indonesia yang Diakui UNESCO, Terbaru Kebaya

Terbaru, Reog Ponorogo dan Kebaya diakui UNESCO sebagai Warisan Dunia.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan keindahan alamnya. Dengan lebih dari 17.000 pulau, negeri ini memiliki warisan yang tak hanya berharga bagi masyarakat lokal tetapi juga diakui oleh dunia internasional. Salah satu bentuk penghargaan tersebut adalah pengakuan dari UNESCO sebagai Warisan Dunia.

Pengakuan UNESCO bukan sekadar label prestisius; ini adalah bentuk apresiasi atas keanekaragaman yang dimiliki Indonesia. Mulai dari candi-candi megah hingga taman nasional yang memukau, setiap situs mencerminkan sejarah panjang dan keindahan luar biasa yang perlu dijaga untuk generasi mendatang.

Terbaru, Reog Ponorogo dan Kebaya diakui UNESCO sebagai Warisan Dunia. Artikel ini akan membahas Warisan Budaya Indonesia yang diakui UNESCO. Dengan memahami lebih dalam, kita bisa semakin menghargai dan melestarikan kekayaan budaya serta alam negeri ini.

2 dari 8 halaman

Daftar Warisan Budaya Indonesia yang Diakui UNESCO

Berikut ini rangkuman dari beberapa kesenian dan budaya Indonesia yang mendapat pengakuan dari UNESCO: 

Wayang

Diakui oleh UNESCO pada 7 November 2003 sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Wayang mencerminkan filosofi kehidupan, nilai-nilai moral, dan seni pertunjukan yang kompleks.

Keris

Ditetapkan sebagai warisan budaya pada 25 November 2005. Keris memiliki makna filosofis sebagai simbol kebijaksanaan dan keteguhan prinsip.

Batik

Resmi menjadi warisan budaya dunia pada 2 Oktober 2009. Batik mencerminkan siklus kehidupan manusia dan kaya akan filosofi budaya.

Angklung

Diakui pada 16 November 2010 di Nairobi, Kenya. Alat musik bambu ini mencerminkan kebersamaan dan keunikan budaya Sunda.

Tari Saman

Ditambahkan sebagai warisan budaya pada 24 November 2011. Tari asal Gayo ini melambangkan kebersamaan melalui gerakan ritmis dan sinkron.

Noken

Tas rajutan khas Papua ini diakui UNESCO pada 4 Desember 2012. Noken menggambarkan kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam.

Gamelan

Ditetapkan pada 15 Desember 2012. Gamelan melambangkan harmoni sosial dan hubungan manusia dengan semesta.

Tiga Genre Tari Bali

Resmi diakui pada 2 Desember 2015, meliputi tari Wali (sakral), Bebali (semi-sakral), dan Balih-balihan (hiburan).

Seni Merakit Perahu Pinisi

Diakui pada 7 Desember 2017. Tradisi pembuatan perahu Bugis-Makassar ini mengajarkan teknik maritim unik dan filosofi lokal.

Pencak Silat

Diresmikan UNESCO pada 12 Desember 2019. Seni bela diri ini mencerminkan nilai sportivitas, ketahanan fisik, dan spiritual.

Reog Ponorogo

Diresmikan UNESCO pada 3 Desember 2024. Reog Ponorogo adalah seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur.

Kebaya

Diresmikan UNESCO pada 4 Desember 2024. Kebaya adalah pakaian tradisional wanita yang menjadi bagian penting dari budaya Indonesia. Kebaya biasanya terdiri dari blus yang terbuat dari kain tipis dengan bordir atau sulaman, dipadukan dengan kain panjang seperti batik, songket, atau sarung sebagai bawahan.

3 dari 8 halaman

Terbaru Reog Ponorogo dan Kebaya Diakui UNESCO

Pada 3 Desember 2024, Reog Ponorogo resmi masuk dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda/WBTb UNESCO, dalam kategori “In Need of Urgent Safeguarding”. Penetapan ini dilakukan pada Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage Sesi ke-19 di Asunción, Paraguay. 

Duta Besar/Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Mohamad Oemar, yang menjabat sebagai Ketua Delegasi RI pada Sidang Komite ICH UNESCO Sesi ke-19, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada Komite WBTb UNESCO serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses pengakuan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

Menurut Oemar dikutip dari laman resmi Kemenlu, pengakuan ini tidak hanya menonjolkan pentingnya seni Reog tetapi juga menegaskan komitmen untuk melestarikan identitas budaya Indonesia bagi generasi mendatang.

Menyusul Reog Ponorog, Pada Rabu, 4 Desember 2024, kebaya resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).

4 dari 8 halaman

Situs Warisan Budaya Dunia di Indonesia yang Diakui UNESCO

Candi Borobudur: Mahakarya Budaya Buddha

Borobudur, yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, adalah candi Buddha terbesar di dunia. Dibangun oleh Dinasti Syailendra pada abad ke-9, situs ini memiliki lebih dari 2.000 panel relief dan 504 arca Buddha.

Relief yang terdapat di Borobudur menggambarkan berbagai ajaran Buddha dan kehidupan masyarakat Jawa kuno. Tidak hanya menjadi tempat ibadah, candi ini juga menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik pengunjung dari seluruh dunia.

5 dari 8 halaman

Taman Nasional Komodo: Habitat Kadal Purba

Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara dikenal sebagai rumah bagi Komodo, kadal terbesar di dunia. Selain itu, kawasan ini memiliki pemandangan bawah laut yang memukau dengan keanekaragaman hayati laut yang luar biasa.

Pengelolaan taman ini berfokus pada pelestarian flora dan fauna unik. Para pengunjung dapat menikmati pemandangan sambil menyadari pentingnya menjaga ekosistem taman nasional ini.

6 dari 8 halaman

Taman Nasional Ujung Kulon: Perlindungan Badak Jawa

Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat Pulau Jawa menjadi tempat perlindungan bagi badak Jawa, salah satu spesies terlangka di dunia. Hutan tropis dan ekosistem yang beragam menjadi daya tarik utama taman ini.

Dengan upaya konservasi yang ketat, taman ini berhasil menjaga populasi badak Jawa dari ancaman kepunahan. Keberadaan taman ini menjadi simbol keberhasilan konservasi di Indonesia.

7 dari 8 halaman

Situs Manusia Purba Sangiran: Jejak Evolusi Manusia

Sangiran di Jawa Tengah adalah situs arkeologi penting untuk penelitian evolusi manusia. Fosil Homo erectus yang ditemukan di sini telah berusia lebih dari satu juta tahun.

Penemuan ini memberikan wawasan mendalam tentang sejarah manusia di Asia. Museum Sangiran menjadi pusat edukasi bagi pengunjung yang ingin mempelajari evolusi manusia.

8 dari 8 halaman

Lanskap Budaya Bali: Harmoni Alam dan Tradisi

Sistem Subak di Bali, yang mencerminkan filosofi Tri Hita Karana, diakui sebagai warisan budaya. Sistem irigasi tradisional ini mendukung budidaya padi sekaligus menjaga hubungan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.

Kearifan lokal ini tidak hanya menjadi bagian dari budaya Bali tetapi juga inspirasi bagi pelestarian tradisi di era modern. Pengunjung dapat belajar tentang sistem ini melalui tur ke persawahan Bali.

Video Terkini