Liputan6.com, Jakarta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengumumkan akan memecat 27 kader partainya, termasuk mantan Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution. Pemecatan ini diputuskan menyusul adanya pelanggaran disiplin, termasuk mendukung pasangan calon (paslon) di luar usungan PDIP serta dianggap "bermain dua kaki" dalam kontestasi Pilkada 2024.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menyatakan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari konsolidasi partai untuk menjaga kedisiplinan internal menjelang kongres partai tahun depan. Menurut Hasto, langkah ini juga sebagai bentuk penegakan disiplin yang lebih tegas terhadap kader yang tidak loyal terhadap keputusan partai.
Keputusan ini dijadwalkan akan diumumkan secara resmi pada 17 Desember 2024. Pengumuman tersebut bertepatan dengan tahapan akhir Pilkada 2024, di mana hasil rekapitulasi suara nasional akan ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Berikut informasinya, dirangkum Liputan6, Kamis (5/12).
Advertisement
Latar Belakang Pemecatan 27 Kader PDIP
Keputusan PDIP untuk memecat 27 kadernya diambil berdasarkan evaluasi internal yang dilakukan selama proses Pilpres dan Pilkada 2024. Evaluasi ini melibatkan pengurus daerah dan cabang PDIP di berbagai wilayah untuk menilai loyalitas kader terhadap kebijakan partai.
Salah satu alasan utama pemecatan ini adalah keterlibatan kader dalam mendukung paslon lain, termasuk pada Pilpres 2024. Misalnya, Budiman Sudjatmiko secara terbuka mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sementara PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Kasus serupa juga terjadi pada Effendi Simbolon yang mendukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta 2024.
Langkah ini dianggap sebagai respons tegas PDIP untuk menegakkan kedisiplinan partai dan memastikan kader yang aktif benar-benar mendukung misi serta visi partai. PDIP ingin memfilter kader yang tetap loyal dan siap berjuang bersama dalam menghadapi tantangan politik mendatang.
Advertisement
Isu Pecah Kongsi Antara Jokowi dan PDIP
Hubungan antara Presiden Jokowi dan PDIP dikabarkan semakin renggang sejak Pilpres 2024. Dukungan yang diberikan oleh Gibran Rakabuming Raka kepada paslon di luar usungan PDIP memperkeruh suasana. Selain itu, langkah politik Bobby Nasution di Medan yang dianggap tidak sejalan dengan keputusan partai turut menjadi pemicu.
Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa penegakan disiplin ini tidak memandang status atau jabatan seseorang. Ia menegaskan bahwa keputusan ini didasarkan pada prinsip keadilan dan aturan partai yang berlaku. Namun, banyak pihak menilai keputusan ini akan berdampak signifikan pada citra partai dan hubungan jangka panjang dengan Presiden Jokowi.
Dengan pemecatan ini, PDIP menunjukkan sikap tegas terhadap kader yang dianggap tidak mematuhi garis politik partai. Namun, implikasi politik yang lebih luas diperkirakan akan muncul, mengingat status Jokowi sebagai presiden yang masih menjabat.
Dampak Pemecatan Terhadap Konsolidasi Internal PDIP
Pemecatan 27 kader ini merupakan langkah strategis PDIP untuk memperkuat konsolidasi internal sebelum kongres partai pada 2025. Hasto menegaskan bahwa partai perlu solid menghadapi tantangan politik yang semakin kompleks, terutama dengan Pilkada Serentak yang baru saja selesai.
Namun, langkah ini juga memunculkan kritik dari berbagai pihak yang menganggap keputusan tersebut dapat memicu perpecahan internal. Beberapa kader senior PDIP menilai bahwa pendekatan yang lebih inklusif seharusnya menjadi prioritas dalam menyelesaikan konflik internal.
Meski demikian, Hasto optimis bahwa langkah ini akan membawa dampak positif jangka panjang bagi PDIP, terutama dalam menjaga integritas dan loyalitas kader. Konsolidasi ideologi dan organisasi partai menjadi fokus utama untuk menghadapi kontestasi politik di masa depan.
Advertisement
Reaksi Publik dan Pengamat Politik
Pemecatan yang melibatkan nama besar seperti Jokowi, Gibran, dan Bobby Nasution menjadi topik hangat di kalangan publik dan pengamat politik. Banyak yang mempertanyakan dampak keputusan ini terhadap hubungan Jokowi dengan partai yang membesarkannya.
Beberapa pengamat politik menyebut bahwa langkah ini dapat memperlemah posisi PDIP, terutama jika dukungan dari basis massa Jokowi berkurang. Di sisi lain, keputusan ini juga dipandang sebagai upaya PDIP untuk mempertahankan citra sebagai partai yang teguh dalam menjalankan prinsip dan aturan internal.
Reaksi publik pun beragam, dengan sebagian mendukung langkah tegas PDIP, sementara yang lain menyayangkan terjadinya perpecahan di tubuh partai yang dianggap sebagai pilar utama pemerintahan Jokowi.
Implikasi Pemecatan pada Pilkada dan Pilpres Mendatang
Pemecatan ini diprediksi akan memengaruhi dinamika politik Indonesia, terutama dalam persiapan PDIP menghadapi Pilkada dan Pilpres mendatang. Sebagai partai dengan basis massa besar, soliditas internal menjadi kunci untuk memenangkan berbagai kontestasi politik.
Namun, dengan keluarnya nama-nama besar seperti Jokowi dan keluarganya, PDIP dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan kepercayaan publik. Langkah ini juga menandai babak baru dalam hubungan antara partai dan tokoh-tokoh yang sebelumnya menjadi simbol kesuksesan politiknya.
PDIP perlu membangun strategi baru untuk memastikan bahwa langkah pemecatan ini tidak berdampak negatif pada elektabilitas partai di masa mendatang. Konsolidasi yang lebih intensif dan pendekatan inklusif diharapkan dapat mengatasi dinamika politik internal yang muncul.
Advertisement
Mengapa PDIP memecat Jokowi dan keluarganya?
Karena dianggap tidak loyal dan mendukung paslon di luar usungan PDIP.
Kapan pengumuman resmi pemecatan ini dilakukan?
Pengumuman akan dilakukan pada 17 Desember 2024.
Advertisement
Apa dampaknya bagi hubungan Jokowi dan PDIP?
Pemecatan ini mempertegang hubungan Jokowi dengan partai yang membesarkannya.
Siapa saja kader lain yang dipecat oleh PDIP?
Budiman Sudjatmiko dan Effendi Simbolon termasuk dalam daftar kader yang dipecat.
Advertisement