Sukses

6 Fakta Menarik PAUD Cahaya Permata Abadi yang Didirikan oleh Yuni Shara, SPP Rp3.500

Penyanyi yang telah berkarya selama puluhan tahun ini juga merupakan pendiri PAUD Cahaya Permata Abadi di Kota Batu, Malang, Jawa Timur yang dibangun pada tahun 2004.

Liputan6.com, Jakarta Nama Yuni Shara belakangan ini menjadi sorotan publik berkat dedikasinya dalam dunia pendidikan. Penyanyi yang telah berkarya selama puluhan tahun ini juga merupakan pendiri PAUD Cahaya Permata Abadi di Kota Batu, Malang, Jawa Timur yang dibangun pada tahun 2004. Salah satu hal yang menarik dari sekolah untuk anak usia dini ini adalah biaya SPP-nya yang sangat terjangkau.

Dengan jumlah murid yang mencapai 200 anak, PAUD ini telah berkembang pesat, memiliki bangunan megah sebagai tempat belajar, dan terus memberikan fasilitas terbaik bagi anak-anak usia dini hingga persiapan masuk TK. Yuni Shara tak hanya mendirikan sekolah ini, tetapi juga secara aktif terlibat dalam pengelolaannya.

Baru-baru ini, Yuni Shara turut merayakan Hari Guru Nasional pada 25 November 2024 bersama para siswa dan guru. Perayaan tersebut menjadi momen istimewa yang menunjukkan betapa sekolah ini menjadi bagian penting dalam kehidupan banyak orang. PAUD Cahaya Permata Abadi menjadi bukti nyata kepedulian sosial seorang Yuni Shara. Berikut fakta-fakta menarik tentang PAUD Cahaya Permata Abadi  yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (7/12/2024).

2 dari 4 halaman

1. Uang SPP Bisa Dibayar dengan Sayur atau Buah

PAUD Cahaya Permata Abadi memfasilitasi anak-anak dari keluarga pra-sejahtera dengan kebijakan SPP yang sangat terjangkau. Biayanya mulai dari Rp3.500 hingga Rp5.000 per bulan. Bahkan, jika orang tua tidak mampu membayar uang tunai, mereka diperbolehkan menggantinya dengan sayur atau buah-buahan. Kebijakan ini mencerminkan visi Yuni Shara sebagai Ketua Yayasan untuk memastikan semua anak mendapat akses pendidikan tanpa terkendala masalah keuangan.

2. Menarik Minat Kalangan Menengah ke Atas Juga

Tak cuma dari kalangan keluarga pra sejahtera, banyak orang tua dari kalangan menengah ke atas hingga keluarga pejabat yang tertarik menyekolahkan anak-anak mereka di sana. Biaya SPP untuk siswa dari kalangan ini disesuaikan menjadi Rp250.000 per bulan. Sekolah menerapkan sistem subsidi silang untuk membantu siswa yang kurang mampu. Dengan begitu PAUD Cahaya Permata Abadi  menjadi sekolah untuk anak usia dini yang inklusif bagi berbagai kalangan.

3 dari 4 halaman

3. Fasilitas Lengkap dan Beragam Program Pendidikan

PAUD ini terus mengalami kemajuan dalam hal fasilitas. Kini, sekolah ini memiliki taman bermain yang luas, aula, ruang kelas dengan perlengkapan modern, serta program pendidikan yang beragam seperti day care dan playgroup. Selain itu, para siswa mendapatkan layanan kesehatan rutin, termasuk pengecekan gigi, pemberian vitamin, dan pemeriksaan THT, untuk mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal.

4. Dukungan Irwan Mussry sebagai Donatur Tetap

Suami Maia Estianty, Irwan Mussry, menjadi salah satu donatur tetap PAUD ini. Ia membantu mendanai pembelian tanah yang digunakan untuk membangun sekolah. Sebagai bentuk penghormatan, aula di PAUD tersebut dinamai sesuai dengan ibunda Irwan, R.A. Djoewati Mussry Nitidisastro. Dukungan ini menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan sekolah.

4 dari 4 halaman

5. Sempat Hampir Tutup

Inspirasi mendirikan PAUD Cahaya Permata Abadi datang dari cerita seorang rekan Yuni Shara yang hampir menutup sekolahnya karena kondisi bangunan yang tidak layak. Tergerak oleh cerita tersebut, Yuni memutuskan untuk menyewa tanah dan membangun sekolah baru pada tahun 2004. Perjalanan ini menunjukkan komitmen Yuni untuk menyediakan fasilitas pendidikan yang layak.

6. Dari Lahan Sewa ke Gedung Megah

Di awal pendiriannya, PAUD ini beroperasi di lahan sewa dengan fasilitas sederhana. Namun, berkat dedikasi dan dukungan berbagai pihak, termasuk para donatur, PAUD Cahaya Permata Abadi kini berdiri megah dengan gedung yang layak untuk kegiatan belajar-mengajar.

PAUD Cahaya Permata Abadi tidak hanya menjadi tempat belajar tetapi juga simbol semangat gotong royong dan inklusivitas dalam pendidikan anak usia dini.