Sukses

Sosok Bashar al-Assad, Presiden Suriah yang Dikabarkan Kabur

Bashar al-Assad, Presiden Suriah, kabur setelah pemberontak menguasai Damaskus. Berikut kronologi kejatuhan rezimnya.

Liputan6.com, Jakarta Rezim Bashar al-Assad, yang telah berkuasa selama lebih dari dua dekade, kini berada di ambang kehancuran setelah pemberontak berhasil menguasai ibu kota Damaskus. Presiden Suriah tersebut dikabarkan melarikan diri ke lokasi yang belum diketahui, menyusul serangan kilat kelompok oposisi yang mengguncang kekuasaan otoriter Assad.

Pemberontakan ini menandai titik balik dalam sejarah konflik Suriah, yang selama bertahun-tahun dihantui oleh perang saudara dan krisis kemanusiaan. Kelompok oposisi menyatakan "berakhirnya era kegelapan" yang selama ini melanda negara tersebut, dengan menggambarkan kejatuhan Assad sebagai kemenangan bagi rakyat Suriah.

Lantas bagaimana latar belakang sosok yang sudah memimpin selama 24 tahun itu? simak informasinya, dirangkum Liputan6 dari berbagai sumber, Minggu (8/12).

2 dari 10 halaman

Profil Bashar al-Assad, dari Dokter Spesialis jadi Presiden

Bashar al-Assad lahir pada 11 September 1965 sebagai putra kedua Hafez al-Assad, presiden Suriah yang berkuasa sejak 1971. Sebelum terjun ke dunia politik, Bashar menempuh pendidikan di bidang kedokteran di Universitas Damaskus dan melanjutkan spesialisasi di bidang oftalmologi di London.

Karier politik Bashar dimulai setelah kematian mendadak kakaknya, Basil al-Assad, pada 1994. Sebagai pewaris takhta politik, Bashar meninggalkan karier medisnya dan mempersiapkan diri untuk menggantikan sang ayah.

Pada tahun 2000, setelah kematian Hafez al-Assad, Bashar diangkat sebagai Presiden Suriah. Pemerintahannya diawali dengan harapan reformasi, tetapi segera berubah menjadi rezim otoriter yang ditandai dengan pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan terhadap oposisi.

3 dari 10 halaman

Kejatuhan Damaskus dan Pengambilalihan oleh Pemberontak

Pada 8 Desember 2024, kelompok pemberontak berhasil menguasai Damaskus melalui serangan kilat yang mengejutkan dunia internasional. Kelompok oposisi, yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), mengumumkan bahwa kota tersebut telah "terbebas dari tiran Bashar al-Assad."

Pemberontak juga membebaskan sejumlah tahanan politik dari penjara Sednaya, yang dikenal sebagai salah satu fasilitas penahanan paling brutal di dunia. Ribuan warga Suriah merayakan kemenangan ini dengan meneriakkan seruan kebebasan di alun-alun utama Damaskus.

Meskipun demikian, pengambilalihan ini juga disertai kekhawatiran akan stabilitas politik Suriah ke depan, terutama terkait perbedaan ideologi di antara kelompok oposisi.

4 dari 10 halaman

Kaburnya Bashar al-Assad dari Suriah

Setelah Damaskus jatuh ke tangan pemberontak, Bashar al-Assad dilaporkan melarikan diri menggunakan pesawat ke lokasi yang belum diketahui. Upaya untuk melacak keberadaannya dilakukan oleh pemberontak, tetapi hingga kini tidak ada informasi pasti mengenai tempat persembunyiannya.

Kaburnya Assad menunjukkan runtuhnya kekuasaan rezim Baath yang telah mendominasi Suriah selama lima dekade. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Assad kemungkinan mencari suaka di negara sekutu seperti Iran atau Rusia.

Kehilangannya juga memicu spekulasi tentang siapa yang akan memimpin Suriah di masa transisi, mengingat kekosongan kekuasaan dapat memicu konflik baru di negara yang sudah dilanda ketidakstabilan.

5 dari 10 halaman

Pernyataan Oposisi tentang Kondisi Terkini Suriah

Kelompok pemberontak mendeklarasikan bahwa kejatuhan Assad menandai "akhir dari era kegelapan" dan awal dari masa depan yang lebih cerah bagi Suriah. Dalam pernyataan resminya, oposisi menyerukan persatuan nasional untuk membangun negara yang adil dan damai.

Namun, tantangan besar tetap ada, termasuk menyatukan berbagai kelompok oposisi dengan ideologi yang berbeda-beda. Selain itu, mereka juga harus menghadapi kemungkinan intervensi dari kekuatan asing yang memiliki kepentingan di Suriah.

Pernyataan ini mencerminkan harapan baru bagi rakyat Suriah, meskipun jalan menuju rekonsiliasi dan pembangunan kembali negara tetap panjang dan penuh rintangan.

6 dari 10 halaman

Dampak Kejatuhan Assad

Runtuhnya rezim Bashar al-Assad memiliki implikasi besar bagi kawasan Timur Tengah, yang telah lama menjadi arena konflik geopolitik. Kejatuhannya dapat mengubah dinamika hubungan kekuatan regional, terutama antara Iran, Rusia, dan negara-negara Barat.

Di sisi lain, krisis kemanusiaan yang sudah melanda Suriah selama bertahun-tahun kemungkinan akan semakin memburuk dalam jangka pendek akibat kekosongan kekuasaan. Organisasi internasional menyerukan bantuan kemanusiaan segera untuk mencegah keruntuhan total infrastruktur negara.

Kejatuhan ini juga menjadi pengingat bahwa rezim otoriter tidak kebal terhadap perubahan ketika rakyat bersatu untuk menuntut kebebasan dan keadilan.

7 dari 10 halaman

People Also Ask Google

Q: Mengapa Bashar al-Assad melarikan diri?

A: Assad kabur setelah pemberontak menguasai Damaskus, menandai kejatuhan rezimnya yang telah berkuasa selama 24 tahun.

8 dari 10 halaman

Q: Siapa yang memimpin pemberontakan di Suriah?

A: Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) memimpin serangan kilat yang berhasil merebut ibu kota Damaskus.

9 dari 10 halaman

Q: Apa dampak kejatuhan Assad bagi Suriah?

A: Kejatuhan Assad membuka peluang untuk era baru Suriah, tetapi juga memicu ketidakpastian politik dan kemanusiaan.

10 dari 10 halaman

Q: Ke mana Bashar al-Assad melarikan diri?

A: Assad dilaporkan melarikan diri menggunakan pesawat, tetapi lokasi pastinya belum diketahui.

 

 

 

Video Terkini