Liputan6.com, Jakarta Lewis Hamilton bukan hanya seorang pembalap Formula 1 biasa. Dengan tujuh gelar juara dunia, ia telah mengukir namanya dalam sejarah olahraga balap. Kariernya dimulai sejak usia muda di lintasan karting dan berkembang menjadi salah satu yang paling sukses dalam sejarah Formula 1. Dari kemenangan pertama bersama McLaren hingga dominasi bersama Mercedes, perjalanan Hamilton penuh dengan pencapaian yang menginspirasi.
Namun, perjalanan kariernya tidak selalu mulus. Hamilton harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk persaingan ketat, kritik atas gaya membalapnya, dan bahkan rasisme di luar lintasan. Semua ini berhasil dilaluinya dengan kerja keras dan dedikasi luar biasa, menjadikannya salah satu atlet terbaik sepanjang masa.
Kini, momen emosional datang ketika Hamilton harus mengucapkan selamat tinggal kepada Mercedes setelah 12 tahun kebersamaan. Perpisahan ini menjadi salah satu babak penting dalam perjalanan kariernya, yang akan selalu dikenang oleh para penggemar Formula 1 di seluruh dunia.
Advertisement
Awal Karier di Dunia Balap
Hamilton memulai balap karting pada usia 8 tahun setelah mendapat hadiah gokart dari ayahnya. Keberhasilannya memenangkan kejuaraan karting Inggris di usia 10 tahun menarik perhatian Ron Dennis, bos McLaren, yang kemudian merekrutnya ke program pembalap muda McLaren. Perjalanan menuju Formula 1 dimulai.
Pada tahun 2007, Hamilton debut di Formula 1 bersama McLaren. Ia mencetak sejarah sebagai pembalap kulit hitam pertama di olahraga ini dan hampir memenangkan kejuaraan dunia di musim pertamanya. Tahun berikutnya, ia berhasil merebut gelar juara dunia, menjadikannya juara termuda saat itu.
Advertisement
Dominasi Bersama Mercedes
Hamilton bergabung dengan Mercedes pada 2013, sebuah keputusan yang dianggap banyak pihak sebagai pertaruhan besar. Namun, ia membuktikan keputusannya tepat dengan memenangkan enam gelar juara dunia bersama tim ini. Era mesin turbo-hybrid memperkuat dominasinya di lintasan.
Dengan Mercedes, Hamilton mencatatkan 84 kemenangan balapan, 153 podium, dan delapan gelar juara konstruktor, menjadikan kemitraannya dengan tim ini salah satu yang paling sukses dalam sejarah Formula 1.
Tantangan di Luar Lintasan
Sebagai pembalap kulit hitam pertama di Formula 1, Hamilton menghadapi banyak tantangan, termasuk rasisme dan stereotip. Namun, ia menggunakan platformnya untuk mengadvokasi keberagaman dan keadilan sosial, menjadi suara penting dalam gerakan Black Lives Matter.
Hamilton juga menunjukkan ketangguhan mental ketika menghadapi kritik atas gaya membalapnya yang agresif. Meskipun kontroversial, gaya ini membawanya ke puncak kesuksesan.
Advertisement
Perpisahan Emosional dengan Mercedes
Pada akhir musim 2024, Hamilton mengakhiri hubungannya dengan Mercedes, tim yang telah menjadi bagian penting dalam hidupnya selama 12 tahun. Dalam balapan terakhirnya di Abu Dhabi, ia menunjukkan performa luar biasa dengan finis di posisi keempat meskipun memulai dari posisi 16.
Hamilton mengungkapkan rasa syukur dan cinta mendalam kepada timnya, menekankan bahwa kebersamaan mereka tidak hanya soal kemenangan tetapi juga persahabatan yang tak tergantikan.
Babak Baru Bersama Ferrari
Hamilton akan bergabung dengan Ferrari pada musim 2025, membawa harapan baru bagi tim legendaris tersebut. Kepindahannya menjadi salah satu yang paling dinanti dalam sejarah Formula 1, mengingat rivalitas panjang antara Mercedes dan Ferrari.
Bagi Hamilton, ini bukan hanya tentang mencetak rekor baru, tetapi juga membuktikan bahwa dirinya tetap kompetitif di usia hampir 40 tahun.
Advertisement
Apa pencapaian terbesar Lewis Hamilton di Formula 1?
Hamilton memenangkan tujuh gelar juara dunia, menyamai rekor Michael Schumacher, serta memegang rekor kemenangan balapan terbanyak.
Mengapa Lewis Hamilton meninggalkan Mercedes?
Setelah 12 tahun bersama, Hamilton memutuskan untuk mencari tantangan baru di Ferrari pada musim 2025.
Advertisement
Apa peran Lewis Hamilton di luar lintasan?
Hamilton aktif memperjuangkan isu keberagaman dan keadilan sosial, terutama melalui gerakan Black Lives Matter.