Liputan6.com, Jakarta Sosok pendakwah Gus Miftah kini tengah menjadi sorotan. Pemimpin Pondok Pesantren Ora Aji di Kabupaten Sleman ini tengah viral di berbagai platform media sosial akibat tindakan kontroversialnya. Kasus tersebut dimulai dari komentar negatif terhadap penjual es teh saat pengajian di Magelang, hingga merendahkan seniman legendaris Yati Pesek dengan kata-kata tidak pantas.
Sosok Gus Miftah belakangan juga diketahui sering menyampaikan dakwah dengan gaya yang tidak biasa dan dianggap nyeleneh. Gaya ceramahnya yang blak-blakan tidak jarang menyinggung individu maupun kelompok tertentu, hingga memicu reaksi masyarakat.
Berikut adalah 9 kontroversi Gus Miftah yang ramai dibicarakan hingga memicu reaksi negatif masyarakat, dirangkum Liputan6, Senin (9/12).
Advertisement
1. Menghina Pedagang Es Teh di Acara Pengajian
Dalam sebuah video viral, Gus Miftah terlihat menghina seorang pedagang es teh bernama Sunhaji saat acara Magelang Berselawat. Komentarnya yang menyebut pedagang tersebut dengan kata-kata "goblok" menuai kritik tajam dari berbagai pihak, yang menilai tindakan tersebut tidak mencerminkan sifat seorang pemuka agama.
Aksi tersebut dilakukan di depan khalayak ramai, di mana banyak orang yang hadir menertawakan situasi itu, memperburuk persepsi publik terhadap Gus Miftah. Banyak masyarakat yang berpendapat bahwa seorang pemimpin agama seharusnya memberikan contoh yang baik dengan menghormati semua orang, terutama mereka yang berjuang untuk mencari nafkah.
Kendati demikian, Miftah Maulana telah meminta maaf dengan Sunhaji dan menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Keputusannya mundur dari jabatan di pemerintahan setelah dirinya melakukan perenungan dan sesuai dengan isi hatinya.
Kontroversi ini memperlihatkan bagaimana pentingnya menjaga ucapan dan sikap, terutama bagi tokoh yang menjadi panutan bagi banyak orang. Meskipun beberapa pihak membela tindakan Gus Miftah sebagai candaan, dampaknya telah merusak citranya di mata publik.
Advertisement
2. Menghina Seniman Legendaris Yati Pesek
Kontroversi besar Gus Miftah berikutnya adalah pernyataannya yang dianggap menghina seniman legendaris Yati Pesek. Dalam sebuah video lawas di pertunjukan wayang, Gus Miftah terlihat melontarkan komentar yang dianggap merendahkan fisik Yati Pesek.
Komentar tersebut memicu kemarahan publik, terutama dari kalangan seniman dan budayawan, di mana seorang Yati Pesek merupakan pegiat seni legendaris yang seharusnya dihormati dan bukan dijadikan sebagai bahan ejekan.Â
Tindakan nyelenehnya ini tidak hanya berdampak buruk di mata warganet, namun juga ke sosok Yati Pesek secara langsung. Yati mengaku sakit hati atas ucapan Miftah tersebut karena sejak kecil terjun di dunia seni, ia tidak pernah menerima pernyataan seperti itu. Bahkan, Yati pun sempat menangis atas perkataan Miftah yang diklaim hanya bercanda.
3. Berdakwah di Gereja Bethel Indonesia
Pada 2021, Gus Miftah membuat cara dakwah yang kontroversial di Gereja Bethel Indonesia. Tindakannya ini menuai kritik dari sebagian masyarakat dan menganggap dakwah di tempat ibadah non-Muslim sebagai tindakan yang tidak pantas.
Meski di sisi lain, ada juga yang memuji langkah ini sebagai bentuk toleransi, tetapi kritik tetap mendominasi karena dianggap tidak sesuai dengan tradisi Islam. Kontroversi ini memperlihatkan perbedaan pandangan yang tajam dalam masyarakat mengenai batasan dakwah lintas agama.
Insiden ini juga memicu diskusi tentang bagaimana agama dapat menjadi jembatan untuk dialog antarumat beragama, meskipun pendekatan ini tidak selalu diterima oleh semua pihak.
Advertisement
4. Menoyor Kepala Istri di Depan Publik
Pada 2024, Gus Miftah tertangkap kamera melakukan aksi yang tidak biasa saat berada di depan umum, yaitu menoyor kepala istrinya. Perilaku ini dianggap tidak pantas oleh banyak netizen, meskipun ia menyatakan bahwa hal itu hanya sekadar candaan.
Banyak yang berpendapat bahwa tindakan tersebut mencerminkan sikap kurang menghormati terhadap perempuan, terutama mengingat posisinya sebagai seorang tokoh agama yang harusnya memberikan contoh teladan. Perilaku seperti ini menimbulkan perdebatan tentang batasan candaan dalam kehidupan publik.
Kejadian ini menjadi salah satu pemicu maraknya kritik terhadap gaya komunikasi Gus Miftah, yang sering kali dinilai tidak sesuai dengan norma kesopanan yang diharapkan dari seorang pemimpin agama.
5. Sebut Salah Satu Partai Islam Sebagai Partai Wahabi
Dalam sebuah ceramah di Lampung, Gus Miftah membuat pernyataan kontroversial dengan menyebut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai Wahabi. Pernyataan ini menuai reaksi keras dari kader PKS dan pendukungnya, yang merasa difitnah oleh tokoh agama tersebut.
Kontroversi ini menyoroti bagaimana komentar terkait politik dapat memicu polemik, terutama ketika melibatkan tokoh dengan audiens yang luas. Banyak yang menilai bahwa tokoh agama seharusnya menghindari pernyataan yang dapat memecah belah umat.
Peristiwa ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya menjaga netralitas dan kehati-hatian dalam berbicara tentang isu politik, terutama bagi tokoh publik.
Advertisement
6. Membagi Uang Saat Kampanye di Madura
Di Madura, Gus Miftah membagikan uang kepada jemaah yang hadir dalam sebuah acara keagamaan, yang kemudian dituduh sebagai bentuk politik uang menjelang Pemilu 2024. Ia berargumen bahwa uang tersebut merupakan bentuk sedekah, tetapi tindakan ini tetap menuai kontroversi.
Kritik datang dari berbagai pihak yang mempertanyakan motif di balik pembagian uang tersebut, mengingat momen kampanye politik yang sedang berlangsung. Tindakan ini memicu spekulasi bahwa ia menggunakan popularitasnya untuk mendukung pihak tertentu.
Kasus ini mempertegas perlunya transparansi dan batasan yang jelas antara aktivitas keagamaan dan kegiatan politik, terutama bagi tokoh agama dengan pengaruh besar seperti Gus Miftah.
Â
7. Menghina Pendakwah Lain Dengan Wayang
Gus Miftah terlibat kontroversi setelah menyampaikan komentar yang dianggap merendahkan Ustaz Khalid Basalamah dalam sebuah acara wayang di pesantrennya. Kritik terhadap sesama pendakwah ini memicu perdebatan panjang di media sosial.
Banyak pihak yang merasa bahwa sebagai sesama tokoh agama, seharusnya Gus Miftah menunjukkan sikap saling menghormati dan mendukung, bukan saling menyerang. Insiden ini menambah daftar panjang kontroversi yang melibatkan dirinya.
Kejadian ini menunjukkan bahwa perselisihan antar tokoh agama dapat memengaruhi persepsi publik tentang kesatuan dan integritas komunitas keagamaan.
Â
Advertisement
8. Berdakwah di Kelab Malam
Gus Miftah pernah berdakwah di kelab malam, yang ia sebut sebagai upaya untuk menjangkau umat di luar tempat ibadah tradisional. Meskipun tujuannya dianggap mulia, langkah ini mendapat kritik karena dianggap merusak citra dakwah Islam.
Banyak yang mempertanyakan efektivitas pendekatan ini, sementara sebagian lainnya memuji keberaniannya untuk mendobrak norma. Kontroversi ini menyoroti tantangan dalam menyeimbangkan inovasi dengan norma keagamaan.
Langkah ini memperlihatkan bagaimana pendekatan yang berbeda dapat menciptakan perdebatan, terutama ketika melibatkan tempat-tempat yang dianggap tidak pantas untuk kegiatan keagamaan.
9. Membandingkan Larangan Speaker Masjid dengan Dangdutan
Dalam sebuah ceramah, Gus Miftah membandingkan larangan penggunaan speaker masjid dengan kebiasaan menggunakan pengeras suara untuk dangdutan. Pernyataan ini dianggap tidak sensitif oleh sebagian masyarakat.
Komentar tersebut memicu kemarahan karena dianggap merendahkan nilai keagamaan. Banyak yang merasa bahwa perbandingan ini tidak sepatutnya disampaikan oleh seorang tokoh agama.
Kontroversi ini menunjukkan bagaimana pernyataan yang tidak hati-hati dapat memperburuk ketegangan di masyarakat.
Â
Advertisement
Q: Apa tujuan Gus Miftah berdakwah di gereja?
A: Untuk menunjukkan toleransi dan menjalin dialog antarumat beragama.
Q: Mengapa Gus Miftah membandingkan larangan speaker masjid dengan dangdutan?
A: Ia ingin mengkritik kebijakan yang dianggapnya tidak adil, meski menimbulkan kontroversi.
Advertisement
Q: Bagaimana masyarakat merespons penghinaan terhadap pedagang es teh?
A: Banyak yang mengecam tindakan tersebut sebagai tidak pantas bagi tokoh agama.