Liputan6.com, Jakarta Yogyakarta, kota yang terkenal dengan julukan Kota Pelajar, tidak hanya memikat wisatawan dengan Malioboro dan Keratonnya, tetapi juga dengan kekayaan kulinernya yang menggoda. Meski gudeg telah menjadi ikon kuliner yang tak terbantahkan, masih banyak makanan khas Jogja lainnya yang tak kalah menggugah selera.
Setiap sudut kota ini menyimpan cerita kuliner yang unik, dari warung angkringan yang menghangatkan malam hingga resto modern yang menghadirkan sentuhan kontemporer pada resep tradisional. Kekayaan rasa ini menjadi bukti bahwa Jogja bukan hanya tentang gudeg semata.
Advertisement
Baca Juga
Bagi Anda yang berencana mengunjungi Yogyakarta atau mencari oleh-oleh yang tepat, berikut adalah daftar lengkap makanan khas Jogja yang wajib Anda cicipi. Setiap hidangan membawa keistimewaannya sendiri, mencerminkan kearifan lokal dan sejarah kuliner yang kaya.
Berikut adalah sejumlah masakan khas Jogja selain gudeg yang legendaris dan wajib dicoba, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (12/12/2024).
Sate Klatak
Sate klatak hadir sebagai bukti kreativitas kuliner Jogja yang tak terbatas. Hidangan ini menarik perhatian bukan hanya karena rasanya yang khas, tetapi juga karena keunikan dalam penyajiannya yang menggunakan jeruji sepeda sebagai tusukan.
Berbeda dengan sate pada umumnya, sate klatak hanya dibumbui dengan garam dan merica, tanpa kecap atau bumbu kacang. Daging kambing yang dipilih khusus dibakar dengan jeruji sepeda yang dipercaya dapat menghantar panas secara merata, menghasilkan daging yang matang sempurna hingga ke dalam.
Anda bisa menikmati sate klatak di kawasan Imogiri Timur dengan harga sekitar Rp25.000 - Rp35.000 per porsi. Hidangan ini disajikan dengan kuah gulai bening yang gurih dan potongan cabai rawit yang menambah sensasi pedas. Pengalaman menyantap sate klatak menjadi bukti bahwa kesederhanaan bumbu bisa menghasilkan cita rasa yang luar biasa.
Oseng Mercon
Oseng mercon telah menjadi fenomena kuliner yang menggemparkan pecinta makanan pedas. Nama "mercon" bukan sekadar kiasan - hidangan ini benar-benar memberikan ledakan pedas yang membakar lidah namun tetap membuat ketagihan.
Tetelan daging sapi, koyor, dan berbagai jeroan pilihan dimasak dengan bumbu rempah dan cabai berlimpah, menciptakan harmoni rasa pedas yang khas. Tekstur daging yang empuk berpadu dengan bumbu yang meresap sempurna, menjadikan oseng mercon sebagai comfort food bagi pencinta pedas.
Oseng Mercon Bu Narti, pelopor hidangan ini sejak 1977, menawarkan pengalaman autentik dengan harga Rp30.000 - Rp45.000 per porsi. Meski pedas, citarasa gurih dan manis yang seimbang membuat hidangan ini tetap bisa dinikmati bahkan oleh mereka yang tidak terlalu kuat dengan pedas.
Bakpia
Bakpia telah menjadi ikon oleh-oleh Jogja yang tak lekang oleh waktu. Kue berbentuk bulat dengan tekstur kulit yang renyah di luar dan lembut di dalam ini hadir dengan beragam varian isi yang menggoda selera.
Awalnya bakpia hanya dikenal dengan isian kacang hijau yang legit dan tidak terlalu manis. Namun kini, inovasi telah menghadirkan berbagai pilihan isian seperti keju, cokelat, kumbu hitam, dan durian. Setiap gigitan menawarkan perpaduan sempurna antara kulit yang gurih dengan isian yang manis pas.
Dengan harga berkisar antara Rp25.000 - Rp50.000 per kotak, bakpia menjadi oleh-oleh yang terjangkau dan praktis. Toko-toko bakpia terkenal seperti Bakpia Pathuk dan Bakpia Kurnia Sari menawarkan pengalaman berbelanja yang menyenangkan dengan pilihan rasa yang beragam. Yang terbaik, bakpia bisa bertahan hingga 2 minggu dalam suhu ruang, menjadikannya pilihan oleh-oleh yang ideal.
Advertisement
Nasi Kucing
Nasi kucing atau "sego kucing" menjadi bukti bahwa ukuran tidak menentukan kelezatan. Hidangan ini mendapat namanya dari porsinya yang mungil, konon hanya cukup untuk "porsi makan kucing", namun tetap mengenyangkan dan memuaskan.
Disajikan dalam bungkusan daun pisang atau kertas, nasi kucing terdiri dari nasi hangat dengan lauk sederhana seperti sambal teri, tempe, atau oseng-oseng. Meski simpel, kombinasi nasi yang pulen dengan lauk yang gurih pedas menciptakan harmoni rasa yang membuat ketagihan.
Anda bisa menemukan nasi kucing di angkringan yang tersebar di seluruh Jogja dengan harga super terjangkau, mulai dari Rp2.000 - Rp5.000 per porsi. Nikmatnya semakin sempurna ketika disantap dengan wedang jahe hangat sambil menikmati suasana malam Jogja yang romantis.
Mi Lethek
Mi lethek, yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemendikbud, membawa keunikan tersendiri dalam dunia kuliner Jogja. Warna kusam atau "lethek" yang menjadi ciri khasnya justru menjadi bukti kealamian bahan yang digunakan.
Terbuat dari tepung singkong tanpa bahan pemutih, mi ini memiliki tekstur yang kenyal dan rasa yang khas. Proses pembuatannya yang masih tradisional, menggunakan alat sederhana dan tungku kayu, menambah dimensi rasa yang tidak bisa ditiru oleh mi modern.
Anda bisa menikmati mi lethek dalam bentuk mi goreng atau mi rebus dengan harga Rp15.000 - Rp25.000 per porsi. Beberapa warung terkenal seperti Mi Lethek Mbah Mendes menawarkan pengalaman autentik menyantap hidangan warisan ini. Teksturnya yang kenyal dan kuahnya yang kaya rempah menjadikan mi lethek sebagai comfort food yang sulit dilupakan.
Brongkos
Brongkos mungkin terlihat mirip dengan rawon, tetapi hidangan berkuah hitam ini memiliki karakternya sendiri. Dengan campuran santan yang membuat kuahnya lebih kental dan gurih, brongkos menjadi sajian yang menghangatkan sekaligus mengenyangkan.
Kelezatan brongkos terletak pada perpaduan daging sapi, kacang tolo, tahu, dan tempe yang dimasak dengan bumbu kluwek dan rempah-rempah pilihan. Santan yang ditambahkan memberikan dimensi rasa yang lebih kaya, sementara cabai rawit utuh menambah sensasi pedas yang bisa disesuaikan dengan selera.
Di Warung Brongkos Bu Rini, yang telah berdiri sejak 1973, Anda bisa menikmati hidangan ini dengan harga Rp20.000 - Rp35.000 per porsi. Dilengkapi dengan nasi hangat dan aneka lauk pendamping seperti tempe goreng dan perkedel, brongkos menjadi pilihan tepat untuk makan siang yang memuaskan.
Mangut Lele
Mangut lele menawarkan pengalaman kuliner yang berbeda dengan teknik pengolahan ikan yang unik. Lele yang diasap terlebih dahulu sebelum dimasak dengan bumbu santan menciptakan kompleksitas rasa yang menggugah selera.
Proses pengasapan tidak hanya memberikan aroma yang khas tetapi juga membuat tekstur daging lele menjadi lebih kenyal dan padat. Bumbu santan yang kaya rempah, dengan sentuhan cabai dan daun kemangi, menciptakan kuah yang gurih dengan sentuhan pedas yang pas.
Di Warung Mangut Lele Mbah Marto di Bantul, Anda bisa menikmati hidangan ini dengan harga Rp15.000 - Rp30.000 per porsi. Kelezatan mangut lele semakin sempurna ketika disantap dengan nasi hangat dan lalapan segar. Pengalaman menyantap mangut lele menjadi bukti bahwa hidangan tradisional bisa tetap relevan dan diminati hingga kini.
Jadah Tempe
Jadah tempe, yang berasal dari kawasan Kaliurang di lereng Gunung Merapi, merupakan bukti kesederhanaan yang memikat. Makanan ini bahkan pernah menjadi favorit Sultan Hamengkubuwono IX, menunjukkan bagaimana hidangan sederhana bisa menjadi santapan yang dihargai oleh semua kalangan.
Perpaduan jadah yang terbuat dari ketan putih dengan tempe bacem menciptakan harmoni rasa yang unik. Jadah yang kenyal dan gurih bertemu dengan tempe bacem yang manis dan beraroma rempah, menghadirkan pengalaman makan yang tak terlupakan. Cara memakannya pun unik, bisa dihimpit seperti burger atau dinikmati secara terpisah.
Dengan harga yang sangat terjangkau, berkisar antara Rp10.000 - Rp20.000 per porsi, jadah tempe menjadi jajanan wajib saat berkunjung ke Kaliurang. Dikemas dalam daun pisang yang menambah aroma alami, jadah tempe tidak hanya mengenyangkan tetapi juga membawa nostalgia akan kesederhanaan kuliner tradisional Jogja.
Kipo
Kipo, kudapan kecil dari Kotagede, membawa cerita manis dari kawasan yang terkenal dengan kerajinan peraknya. Nama "kipo" konon berasal dari bahasa Jawa "iki opo?" (ini apa?), mencerminkan rasa penasaran orang-orang saat pertama kali melihat jajanan unik ini.
Terbuat dari tepung ketan yang diberi warna hijau alami dari daun pandan, kipo diisi dengan parutan kelapa yang dicampur gula jawa. Proses pembuatannya yang masih tradisional, menggunakan wajan tanah liat dan dipanaskan dengan arang, memberikan cita rasa autentik yang sulit ditiru.
Di Kotagede, Anda bisa menemukan kipo dengan harga Rp5.000 - Rp10.000 per bungkus. Meski ukurannya kecil, setiap gigitan kipo menawarkan perpaduan sempurna antara tekstur kenyal kulit ketan, manis gula jawa, dan gurih kelapa yang membuat orang ketagihan.
Advertisement
Tiwul dan Gatot
Tiwul dan gatot merupakan makanan tradisional dari Gunungkidul yang menceritakan kearifan lokal dalam mengolah singkong. Kedua makanan ini menjadi bukti kreativitas masyarakat dalam mengolah bahan pangan lokal menjadi hidangan yang bernilai.
Tiwul dibuat dari tepung singkong yang dikukus hingga menghasilkan tekstur yang pulen, sementara gatot memiliki tekstur yang lebih kenyal karena proses fermentasi singkong. Keduanya biasanya disajikan dengan parutan kelapa dan gula pasir atau gula jawa, menciptakan perpaduan rasa manis dan gurih yang khas.
Harga tiwul dan gatot sangat terjangkau, berkisar antara Rp5.000 - Rp15.000 per porsi. Meski sederhana, kandungan karbohidrat yang tinggi menjadikan keduanya alternatif pengganti nasi yang mengenyangkan. Paling nikmat dinikmati hangat di pagi hari atau sore hari menjelang petang.
Wedang Uwuh
Wedang uwuh, yang secara harfiah berarti "minuman sampah", justru menyimpan kekayaan rasa dan manfaat kesehatan. Nama unik ini berasal dari tampilan minumannya yang berisi berbagai rempah yang terlihat seperti "sampah" dedaunan.
Perpaduan rempah seperti jahe, secang, cengkeh, kayu manis, dan daun pandan tidak hanya menghasilkan warna merah cantik tetapi juga aroma yang menggoda. Setiap tegukan memberikan kehangatan yang menjalar ke seluruh tubuh, sangat cocok dinikmati di udara sejuk Jogja.
Anda bisa menemukan wedang uwuh di sekitar kawasan wisata seperti Hutan Pinus Mangunan dengan harga Rp5.000 - Rp10.000 per gelas. Selain nikmat, minuman ini dipercaya memiliki berbagai khasiat kesehatan, dari menghangatkan badan hingga meningkatkan daya tahan tubuh.
Belalang Goreng
Meski terdengar ekstrem, belalang goreng telah menjadi camilan khas Gunungkidul yang banyak diburu wisatawan. Belalang kayu yang digunakan dipilih khusus dari area perkebunan jati dan semak-semak di Gunungkidul.
Digoreng dengan bumbu sederhana seperti bawang putih, ketumbar, dan garam, belalang goreng menghasilkan cita rasa gurih dan tekstur renyah yang mirip dengan udang goreng. Proses pengolahan yang higienis dan bumbu yang pas membuat camilan ini aman dan nikmat untuk dinikmati.
Dengan harga Rp10.000 - Rp25.000 per bungkus, belalang goreng menjadi oleh-oleh unik yang bisa Anda bawa pulang. Tersedia di berbagai toko oleh-oleh di Gunungkidul, camilan ini bisa bertahan hingga seminggu jika disimpan dalam wadah kedap udara.
Bakmi Jawa
Bakmi Jawa Jogja memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan bakmi dari daerah lain. Dengan ukuran mi yang lebih besar dan proses memasak tradisional menggunakan arang, hidangan ini menghadirkan pengalaman kuliner yang otentik.
Keistimewaan bakmi Jawa terletak pada bumbu rempahnya yang khas dan topping yang berlimpah. Dalam satu porsi, Anda akan menemukan irisan ayam yang besar, kembang kol yang renyah, dan taburan bawang goreng yang wangi. Kuahnya yang gurih dengan sentuhan manis menjadi pelengkap yang sempurna.
Di Bakmi Pele, yang berlokasi di dekat Alun-alun Yogyakarta, Anda bisa menikmati bakmi Jawa autentik dengan harga Rp15.000 - Rp25.000 per porsi. Paling nikmat disantap hangat di malam hari sambil menikmati suasana kota yang romantis.
Tengkleng Gajah
Jangan tertipu dengan namanya, tengkleng gajah tidak menggunakan daging gajah melainkan merujuk pada porsinya yang besar. Hidangan berkuah ini merupakan olahan dari berbagai bagian kambing, mulai dari daging, tulang, hingga jeroan yang dimasak dalam kuah gulai kental.
Bumbu rempah yang meresap hingga ke tulang menciptakan cita rasa yang kaya dan mendalam. Kuah gulainya yang gurih dengan sentuhan rempah tradisional menghadirkan kehangatan di setiap sendokan. Yang membedakannya dari gulai kambing biasa adalah tekstur kuah yang lebih encer dan jernih.
Anda bisa menemukan tengkleng gajah di berbagai warung di Jogja dengan harga berkisar antara Rp35.000 - Rp50.000 per porsi. Hidangan ini paling nikmat dinikmati saat cuaca dingin atau hujan, ditemani dengan nasi hangat dan sambal pedas.
Kekayaan kuliner Yogyakarta tidak berhenti pada gudeg semata. Setiap hidangan yang telah kita bahas membawa cerita dan cita rasa uniknya masing-masing, mencerminkan betapa kayanya warisan kuliner kota ini. Dari jajanan tradisional hingga hidangan utama, dari yang manis hingga yang pedas, Jogja menawarkan petualangan rasa yang tak terlupakan.
Ketika berkunjung ke Jogja, luangkan waktu untuk mencicipi setidaknya beberapa hidangan yang telah kami rekomendasikan. Setiap gigitan tidak hanya akan memanjakan lidah Anda, tetapi juga membawa Anda dalam perjalanan merasakan sejarah dan budaya kuliner yang telah diwariskan turun-temurun.
Advertisement