Liputan6.com, Jakarta Aguan atau yang lebih dikenal dengan nama Sugianto Kusuma merupakan salah satu tokoh bisnis terkemuka di Indonesia yang telah mencatatkan berbagai prestasi gemilang dalam industri properti. Sebagai pendiri Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma telah membangun reputasi yang solid dalam mengembangkan berbagai proyek properti prestisius di kawasan Jabodetabek.
Perjalanan bisnis Aguan dimulai dari bawah hingga kini menjadi salah satu konglomerat properti terbesar di Indonesia. Lahir di Palembang pada 1951, Sugianto Kusuma memulai karirnya dengan bekerja sebagai penjaga gudang sebelum akhirnya memberanikan diri terjun ke dunia properti pada 1971.
Kesuksesan Aguan dalam membangun Agung Sedayu Group tidak lepas dari kepiawaiannya dalam membaca peluang pasar dan menjalin kerjasama strategis. Sugianto Kusuma berhasil mengembangkan bisnisnya dari sebuah perusahaan konstruksi kecil menjadi salah satu pengembang properti terkemuka dengan portofolio yang mencakup township, superblok, apartemen, office tower, mal, hingga kawasan industri.
Advertisement
Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum biodata Sugianto Kusuma atau yang lebih dikenal dengan nama Aguang, pada Kamis (12/12).
Awal Perjalanan Karier dan Pendidikan
Sebelum menjadi pengusaha sukses, Aguan menempuh pendidikan di sekolah menengah Tionghoa Jugang Zhongxue di Palembang. Perjalanan kariernya dimulai dengan bekerja sebagai penjaga gudang dan pembantu di kantor perusahaan impor. Berkat dedikasi dan kerja kerasnya, ia berhasil dipromosikan menjadi pengurus administrasi perusahaan.
Titik balik dalam kehidupan Aguan terjadi ketika ia berkenalan dengan seorang pemborong bangunan. Melalui perkenalan ini, ia mulai mempelajari seluk-beluk bisnis properti dan konstruksi. Pengalaman ini menjadi modal berharga baginya untuk kemudian mendirikan bisnisnya sendiri yang kelak menjadi cikal bakal Agung Sedayu Group.
Momentum yang tepat juga turut mendukung kesuksesan Aguan, dimana ia memulai bisnisnya pada tahun 1971 saat perekonomian Indonesia sedang dalam masa pertumbuhan. Dalam waktu singkat, yakni sekitar 10 tahun, ia berhasil mengerjakan berbagai proyek konstruksi besar, dimulai dari proyek pertamanya yaitu Harco Mangga Dua.
Keberhasilannya dalam menyelesaikan proyek-proyek awal ini menjadi portofolio yang kuat untuk mengembangkan bisnisnya lebih lanjut. Kemampuannya dalam menjalin relasi bisnis juga terbukti menjadi salah satu kunci kesuksesannya.
Advertisement
Ekspansi Bisnis dan Pencapaian
Perkembangan bisnis Aguan semakin pesat setelah ia berkenalan dan menjalin kerjasama dengan Tommy Winata, seorang pengusaha yang juga bergerak di sektor perbankan dan properti. Kolaborasi strategis ini melahirkan berbagai proyek properti prestisius, termasuk pengembangan kawasan Pantai Indah Kapuk, Kelapa Gading, dan kawasan perkantoran elite SCBD Sudirman.
Saat ini, di bawah bendera Agung Sedayu Group, tercatat ada 57 properti yang tersebar di seluruh Jabodetabek. Portfolio properti ini mencakup berbagai jenis pengembangan, mulai dari township, superblok, apartemen, office tower, mal, hingga kawasan industri, yang semuanya berada di lokasi-lokasi strategis.
Sejak 2021, Aguan mulai melakukan diversifikasi bisnis melalui PT Multi Artha Pratama (MAP), anak usaha Agung Sedayu Group. Salah satu langkah ekspansinya adalah dengan masuk ke industri kaleng dan kemasan melalui kepemilikan saham di PT Pratama Abadi Nusa Tbk. (PANI).
Dalam perjalanan karirnya, Aguan juga pernah menjabat sebagai wakil komisaris utama PT Bank Artha Graha (1990-1999) dan bergabung dengan PT Bank Inter-Pacific Tbk pada 2004. Setelah penggabungan kedua bank tersebut, ia kembali dipercaya sebagai wakil komisaris utama PT Bank Artha Graha Internasional Tbk.
Sosial dan Kehidupan Pribadi
Di balik kesuksesannya sebagai pengusaha, Aguan juga dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan filantropi. Bersama dengan istrinya, Lin Liping, ia telah memberikan kontribusi signifikan dalam membantu masyarakat kurang mampu di Jakarta. Salah satu bentuk dedikasi sosialnya adalah keterlibatan aktif dalam Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, di mana ia menjabat sebagai Wakil Ketua.
Ketertarikan Aguan pada kegiatan sosial bermula setelah kunjungannya ke Hualien, Taiwan pada 2001. Setahun kemudian, tepatnya pada 2002, ia dan istrinya resmi bergabung dengan Tzu Chi. Yayasan Buddha Tzu Chi sendiri merupakan organisasi nirlaba yang fokus pada kegiatan sosial kemanusiaan, dan Aguan telah menjadi salah satu motor penggerak utamanya di Indonesia.
Dalam kehidupan pribadinya, Aguan menikah dengan Rebecca Halim dan dikaruniai 4 orang anak. Keluarganya juga terlibat aktif dalam bisnis yang ia bangun, dengan saudaranya Susanto Kusuma yang juga menjadi pemegang saham Agung Sedayu Group. Sementara keponakannya, Steven Kusumo, dipercaya menjabat sebagai CEO perusahaan.
Advertisement
Struktur Bisnis dan Kepemilikan
Agung Sedayu Group di bawah kepemimpinan Aguan memiliki struktur bisnis yang kompleks dan tersebar di berbagai sektor. Melalui PT Multi Artha Pratama, keluarga Aguan mengendalikan berbagai unit bisnis strategis. Salah satunya adalah kepemilikan 89% saham Pantai Indah Kapuk Dua, sebuah proyek pengembangan baru yang berlokasi di Kabupaten Tangerang.
Selain itu, bersama dengan Tomy Winata, Aguan juga memiliki PT Danayasa Arthatama melalui Jakarta International Hotels & Developments Tbk, yang mengembangkan dan memiliki Sudirman Central Business District. Keluarga Aguan juga menguasai 50 persen saham PT Cahaya Kusuma Abadi Sejahtera (CKAS), yang memperkuat posisinya dalam industri properti Indonesia.
Portfolio bisnisnya tersebar di berbagai lokasi strategis di Jabodetabek, dengan pengembangan yang mencakup berbagai segmen properti. Proyek-proyek ini tidak hanya mencerminkan visi bisnisnya yang jauh ke depan, tetapi juga komitmennya dalam membangun infrastruktur berkualitas di Indonesia.
Perjalanan Aguan dari seorang penjaga gudang hingga menjadi salah satu konglomerat properti terbesar di Indonesia merupakan kisah inspiratif tentang kerja keras, visi yang jelas, dan kemampuan membaca peluang. Kesuksesannya membangun Agung Sedayu Group telah memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan industri properti Indonesia.