Liputan6.com, Jakarta Setiap perusahaan pasti memiliki aturan unik bagi karyawannya. Aturan tersebut biasanya dibuat demi kebaikan bersama antara perusahaan dan pekerja. Namun, ada perusahaan yang menetapkan kebijakan tak biasa: mewajibkan karyawan berjalan kaki ribuan langkah setiap bulan. Meski terdengar aneh, aturan ini ternyata punya alasan khusus.
Baca Juga
Advertisement
Pada Oktober tahun lalu, seorang karyawan anonim di Guangzhou membagikan pengalamannya di media sosial. Ia mengungkapkan bahwa perusahaannya mewajibkan karyawan berjalan 180.000 langkah setiap bulan. Kegagalan memenuhi target ini berakibat pada pemotongan gaji.
Seorang karyawan yang diidentifikasi sebagai Xiao C mengaku hanya berhasil mencatatkan 10.000 langkah dalam sebulan. Atasannya langsung memotong gajinya sebesar 15 dolar AS.
“Tugas bulanan kami 180 ribu langkah. Sepertinya tidak banyak, tapi itu masalah besar buat saya,” ungkapnya.
Banyak karyawan memilih mengundurkan diri karena merasa aturan tersebut membebani. Mereka juga mengeluhkan tidak adanya imbalan meskipun mencapai target. “Persyaratannya terlalu tinggi dan tidak ada imbalan. Semua orang merasa sangat lelah,” tambah Xiao.
Berikut Liputan6.com merangkum kebijakan unik ini melansir dari South China Morning Post dan Oddity Central, Selasa (17/12/2024).
Kebijakan Jadi Kontroversi
Perusahaan mengklaim kebijakan ini dibuat untuk menjaga kesehatan karyawan. Namun, banyak yang merasa aturan ini memberatkan dan tidak masuk akal.
Mereka mengeluhkan pemotongan gaji yang terjadi setiap kali target tidak tercapai. Beberapa bahkan merasa hak-hak pekerja telah dilanggar secara sepihak.
Seorang karyawan mengaku harus mengambil rute pulang lebih jauh untuk memenuhi target langkah. Hal ini sangat mengganggu rutinitas hariannya.
Advertisement
Karyawan Butuh Imbalan
Meski harus bekerja lebih keras, karyawan tidak mendapat bonus jika berhasil memenuhi target. Hal ini membuat banyak dari mereka merasa tertekan dan akhirnya memilih berhenti.
“Kami dipaksa memenuhi target yang sulit tanpa penghargaan apa pun. Itu tidak adil,” kata salah satu karyawan. Tekanan kerja yang terus meningkat memicu banyak pengunduran diri.
Seorang pekerja mengungkapkan bahwa tidak ada fleksibilitas dalam sistem tersebut. Bahkan kondisi kesehatan pribadi tidak menjadi pertimbangan.
Strategi Karyawan Mengatasi Kebijakan
Alih-alih berjalan kaki, beberapa karyawan mencari cara untuk mengakali sistem pelacak langkah. Mereka menggunakan perangkat yang bisa memanipulasi jumlah langkah secara otomatis.
“Kami harus cerdas mengatasi aturan ini. Beberapa teman saya bahkan membeli perangkat untuk menghitung langkah palsu,” ujar seorang karyawan anonim.
Beberapa juga melaporkan bahwa trik ini menjadi tren di kalangan pekerja. Mereka melakukannya demi mempertahankan penghasilan yang layak tanpa harus kelelahan.
Advertisement