Sukses

Camilan Ulat Bambu Kini Dijual Rp58,5 Ribu, Disebut Punya Rasa Seperti Kacang

Camilan ulat bambu kini dijual dengan harga S$4.90 (Rp58,5 ribu), dikatakan memiliki rasa kacang yang lembut.

Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang gemar mencoba makanan unik, kini ada camilan baru yang bisa menjadi pilihan menarik di pasaran. InsectYumz, sebuah merek yang memposisikan dirinya sebagai "merek serangga yang dapat dimakan", dilansir Liputan6.com dari Mothership, Selasa (17/12/2024).

Merek tersebut baru saja meluncurkan produk camilan berbahan dasar mealworms atau ulat bambu. Setiap kemasan snack seberat 25 gram dijual dengan harga S$4.90 (sekitar Rp58,5 ribu) dan saat ini tersedia di supermarket Sheng Siong, Singapura.

Pada kemasan bagian belakang, daftar bahan hanya mencantumkan satu komposisi, yaitu ulat bambu kering. Juru bicara dari Insect Food Pte Ltd, produsen InsectYumz, menjelaskan bahwa ulat bambu ini telah melalui proses pemanasan yang cukup untuk membunuh patogen sehingga aman untuk dikonsumsi manusia.

Ulat bambu bukanlah serangga liar. Mereka dibudidayakan secara khusus dan diproses sesuai dengan standar regulasi serta keamanan pangan. Selain itu, produk ini telah disetujui oleh Singapore Food Agency (SFA) untuk diimpor dan dijual di Singapura.

Varian ulat bambu dari InsectYumz saat ini hanya tersedia dalam rasa original, tanpa tambahan bumbu atau perasa. Secara alami, ulat bambu kering ini memiliki rasa yang diklaim mirip dengan "kacang yang lembut".

2 dari 3 halaman

Berikut tampilan bagian isinya:

Selain ulat bambu, InsectYumz juga berencana untuk menghadirkan berbagai produk serangga lainnya di masa depan. Pada Januari 2025, konsumen dapat menantikan camilan Tom Yum Crickets di rak supermarket.

Tak hanya itu, produk-produk lain seperti Silkworm (ulat sutera) Beku, Belalang Beku, Camilan White Grub, hingga Camilan Lebah Madu juga akan tersedia dalam beberapa bulan mendatang. Rencananya, produk InsectYumz juga akan segera dijual di supermarket lain di Singapura.

3 dari 3 halaman

Dari restoran ke pasar retail

Menurut perusahaan, dibutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk membawa produk ini ke pasaran. Sejak bulan Juli 2024, SFA telah memberikan izin untuk impor, penjualan, dan produksi serangga tertentu yang dapat dikonsumsi manusia.

Selain menjangkau pasar retail, Insect Food Pte Ltd juga telah menyuplai serangga yang dapat dimakan ini ke restoran dan sekolah-sekolah. Langkah ini menjadi bagian dari inovasi dalam diversifikasi makanan, memberikan konsumen pengalaman baru dalam menikmati protein alternatif yang berkelanjutan.

Dengan kehadiran produk serangga seperti mealworms, Tom Yum Crickets, dan lainnya, Singapura menunjukkan langkah maju dalam memperkenalkan makanan ramah lingkungan sekaligus memberikan pengalaman kuliner yang unik. Tertarik mencobanya?