Sukses

Pemerintah Skotlandia Larang Penggunaan WhatsApp untuk Bisnis, Ini Alasannya

Pemerintah Skotlandia melarang WhatsApp untuk urusan pemerintahan demi transparansi. Langkah ini diambil setelah penyelidikan Covid-19 menemukan penghapusan pesan oleh pejabat.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Skotlandia baru-baru ini mengumumkan larangan penggunaan aplikasi WhatsApp dan layanan perpesanan serupa untuk urusan pemerintahan. Keputusan ini muncul setelah temuan dari penyelidikan Covid-19 yang mengungkap praktik penghapusan pesan oleh sejumlah pejabat selama pandemi. Kebijakan baru ini bertujuan memperkuat standar transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan informasi.

Larangan tersebut diumumkan oleh Wakil Menteri Pertama, Kate Forbes, sebagai tindak lanjut dari rekomendasi hasil tinjauan eksternal. Forbes menegaskan bahwa semua aktivitas pemerintahan harus menggunakan sistem yang aman, dapat dilacak, dan sesuai dengan kewajiban hukum. Langkah ini akan diterapkan secara penuh mulai musim semi tahun depan.

Bagaimana kebijakan ini akan berdampak pada pemerintahan Skotlandia ke depan?

2 dari 10 halaman

1. Latar Belakang Larangan WhatsApp di Pemerintahan

Pelarangan WhatsApp dan aplikasi perpesanan lainnya diumumkan sebagai bagian dari tanggapan terhadap hasil tinjauan eksternal yang dipimpin oleh Emma Martins, mantan Komisaris Perlindungan Data Kepulauan Channel. Tinjauan tersebut mengungkapkan kurangnya pemahaman terkait penggunaan aplikasi perpesanan, termasuk aturan mengenai penyimpanan dan penghapusan data.

Menurut Forbes, penggunaan WhatsApp meningkat selama pandemi karena para staf bekerja dari jarak jauh dalam situasi yang sulit. Namun, seiring dengan berakhirnya pandemi, refleksi atas praktik kerja menunjukkan perlunya perubahan signifikan untuk memastikan tata kelola yang lebih baik.

Selain itu, penyelidikan Covid-19 di Inggris Raya menemukan bahwa sejumlah pesan penting telah dihapus oleh pejabat, termasuk mantan Menteri Pertama Nicola Sturgeon. Penghapusan ini memunculkan kritik tajam dari pihak oposisi dan publik.

3 dari 10 halaman

2. Rincian Kebijakan Baru

Kebijakan baru yang diumumkan Forbes mencakup larangan penggunaan aplikasi perpesanan non-korporat untuk semua urusan pemerintahan. Perangkat pemerintah akan dikonfigurasi ulang agar tidak memungkinkan penggunaan aplikasi seperti WhatsApp, Signal, atau Facebook Messenger.

"Semua urusan pemerintahan harus dilakukan melalui sistem pemerintah yang aman, dapat dicari, dan memungkinkan berbagi informasi yang tepat," ujar Forbes. Aplikasi yang direkomendasikan termasuk Teams dan email resmi pemerintah.

Selain itu, penggunaan perangkat pribadi untuk keperluan pekerjaan juga dilarang. Pemerintah Skotlandia berkomitmen menyediakan pelatihan kepada staf untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan baru ini.

4 dari 10 halaman

3. Kritik terhadap Kebijakan Selama Pandemi

Selama pandemi, beberapa pejabat Skotlandia dikritik atas penghapusan pesan yang dianggap melanggar kode etik menteri. Sandesh Gulhane, anggota Partai Konservatif Skotlandia, menyebut tindakan tersebut dapat menghambat transparansi.

Laporan penyelidikan juga mengungkap bahwa meskipun ada kebijakan untuk mencatat poin-poin penting dari percakapan aplikasi perpesanan, tidak ada bukti bahwa kebijakan ini diterapkan secara konsisten. Emma Martins menegaskan bahwa kebijakan tersebut tidak memberikan jaminan praktik tata kelola yang memadai.

5 dari 10 halaman

4. Dampak pada Tata Kelola Pemerintahan

Langkah ini diprediksi akan membawa dampak besar pada tata kelola informasi di pemerintahan Skotlandia. Dengan menerapkan sistem yang lebih aman dan transparan, diharapkan risiko kehilangan data penting dapat diminimalkan.

Namun, kebijakan ini juga menghadapi tantangan, termasuk kebutuhan pelatihan ulang untuk staf pemerintah agar terbiasa dengan sistem baru. Selain itu, beberapa pihak mengkhawatirkan potensi keterlambatan komunikasi akibat transisi ke sistem yang lebih terstruktur.

Di sisi lain, para pendukung kebijakan menilai langkah ini sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah untuk mencegah terulangnya masalah serupa di masa depan.

6 dari 10 halaman

5. Respons Publik

Pengumuman ini menuai beragam respons dari masyarakat dan politisi. Beberapa mendukung upaya memperkuat akuntabilitas pemerintah, sementara lainnya merasa langkah ini terlambat.

Forbes menekankan bahwa pemerintah Skotlandia akan terus memperbarui kode etik menteri untuk memastikan transparansi. Perubahan ini termasuk peran baru bagi penasihat independen untuk menyelidiki dugaan pelanggaran kode etik.

Ke depan, pemerintah juga berencana merilis pedoman baru dan memperbarui sistem keamanan informasi untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan baru ini.

7 dari 10 halaman

Pertanyaan dan Jawaban: Q: Mengapa Pemerintah Skotlandia melarang WhatsApp?

A: Larangan ini diterapkan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola informasi pemerintahan. Temuan penyelidikan Covid-19 menunjukkan adanya penghapusan pesan penting oleh pejabat.

8 dari 10 halaman

Q: Aplikasi apa yang direkomendasikan oleh Pemerintah Skotlandia?

A: Pemerintah merekomendasikan penggunaan Microsoft Teams dan email resmi untuk komunikasi terkait urusan pemerintahan.

9 dari 10 halaman

Q: Apa kritik utama terhadap kebijakan ini?

A: Beberapa pihak merasa langkah ini terlambat dan menyoroti penghapusan pesan selama pandemi sebagai bukti kurangnya transparansi di masa lalu.

10 dari 10 halaman

Q: Bagaimana dampak kebijakan ini terhadap tata kelola pemerintahan?

A: Kebijakan ini diharapkan meningkatkan keamanan dan transparansi, meskipun membutuhkan transisi dan pelatihan ulang untuk staf pemerintah.