Liputan6.com, Jakarta Produk skincare DNA Salmon milik Dokter Richard Lee mendadak menjadi perbincangan hangat setelah ditarik oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Produk yang diklaim dapat mencerahkan kulit dan memberikan efek awet muda ini ternyata menyimpan fakta mengejutkan yang terungkap dalam podcast Denny Sumargo.
Pada video podcast tersebut, Denny Sumargo menunjukkan produk DNA Salmon milik dr. Richard yang dibeli oleh karyawannya dengan harga fantastis, yaitu Rp1,5 juta yang didiskon menjadi Rp700 ribu. Namun, Densu, sapaan akrab Denny Sumargo, menemukan kejanggalan saat memeriksa produk tersebut. Setelah melepas stiker pada kemasan, ternyata terdapat logo merek lain di bawahnya.Â
"Jadi ini sebenarnya produk siapa?" tanya Densu.
Advertisement
dr. Richard Lee pun tidak dapat berkilah dan langsung meminta maaf atas klaim bahwa DNA Salmon tersebut merupakan produk racikannya.Â
"Saya minta maaf (pada) masyarakat. Ada satu videoku (yang mengklaim) bahwa itu produk buatanku, itu kekhilafanku, aku minta maaf pada kalian semua, minta maaf kekhilafanku dalam marketing," dikutip dari akun YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo, Jumat (13/12/2024).Â
Klarifikasi dr. Richard Lee dan Alasan Penarikan Produk
dr. Richard mengaku telah mengoreksi pemasarannya dengan menyebut DNA Salmon yang dijualnya merupakan produk skincare Korea. Ia juga mengakui bahwa produk tersebut sebenarnya adalah "repackage" merek Ribeskin yang logonya ditutup stiker yang didesain jenama dr. Richard Lee.
Produk DNA Salmon milik dr. Richard Lee ini ditarik oleh BPOM karena terdapat perbedaan pendapat mengenai penggunaan aplikator berupa jarum-jarum kecil yang harus diinjeksikan ke wajah.Â
 "Ada perbedaan pendapat antara BPOM dan aku. BPOM mengira ini cuma boleh dioles, enggak boleh pakai jarum kecil-kecil atau aplikator. Ini izin kosmetiknya cuma boleh dioles, enggak boleh pakai aplikator," jelas dr. Richard.
Advertisement
Apa Itu DNA Salmon?
Dr. dr. Yulia Siskawati, Sp.KK, menjelaskan bahwa DNA Salmon adalah perawatan dengan cara memasukkan bahan yang disebut Polynucleotides (PN) ke dalam kulit. Perawatan ini berasal dari Korea Selatan dan bertujuan sebagai skin healer.Â
"Tentunya ini meremajakan kulit, mengembalikan kulit jadi lebih sehat, dan memiliki youth appearance," jelasnya, dikutip dari Liputan6.com.Â
Injeksi DNA Salmon juga menjadi solusi bagi mereka yang tidak ingin melakukan tindakan pembedahan.
Cara Penggunaan dan Efek Samping
Injeksi DNA Salmon dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung dengan jarum kecil ke bawah kulit atau dermis maupun menggunakan alat injector. Perawatan ini memiliki down time berupa bentol-bentol yang akan hilang dalam dua sampai tujuh hari, tergantung individunya.
Meskipun umumnya aman, perawatan DNA Salmon juga memiliki risiko dan efek samping, seperti pembengkakan ringan, kemerahan, memar, dan nyeri di tempat suntikan. Reaksi alergi juga mungkin terjadi, meskipun jarang. Oleh karena itu, perawatan ini tidak boleh dilakukan sendiri di rumah tanpa pengawasan ahli.
Advertisement
Manfaat DNA Salmon untuk Kulit
Beberapa sumber menyebutkan bahwa DNA Salmon memiliki manfaat untuk kulit, di antaranya:
- Melembapkan kulit: DNA Salmon dapat meningkatkan kelembapan dan mencegah kulit kering.
- Mencegah efek radiasi sinar UV matahari: Melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet (UV).
- Meremajakan kulit: Menjaga kulit agar tetap kencang dan awet muda.
- Mencegah dan mengatasi jerawat: Vitamin D dalam DNA Salmon memiliki sifat antimikroba dan antiradang.
- Membantu penyembuhan luka: Meningkatkan pembentukan pembuluh darah dan melancarkan aliran darah ke kulit.
- Mencerahkan kulit: Kandungan astaxanthin melindungi kulit dari paparan sinar UV dan menghambat pembentukan melanin.
Apa itu perawatan DNA Salmon?
Perawatan kulit dengan cara menyuntikkan Polynucleotides (PN) yang berasal dari sperma ikan Salmon ke dalam kulit.
Advertisement
Apa manfaat DNA Salmon untuk kulit?
Melembapkan, mencegah penuaan dini, mencerahkan, mengatasi jerawat, dan membantu penyembuhan luka.
Apakah perawatan DNA Salmon aman?
Umumnya aman, tetapi memiliki efek samping dan risiko yang perlu diperhatikan. Sebaiknya dilakukan oleh tenaga profesional.
Advertisement